
Target Produksi Nikel Matte PT Vale Indonesia Hingga 2025
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) memiliki rencana ambisius untuk meningkatkan produksi nikel matte hingga akhir tahun 2025. Target yang ditetapkan adalah sebesar 71.234 metrik ton, yang lebih tinggi dibandingkan target pada tahun 2024. Hingga kuartal II-2025, perusahaan telah berhasil memproduksi sebanyak 18.557 metrik ton nikel matte, atau sekitar 26 persen dari target tahun ini.
Harga rata-rata nikel matte pada kuartal II-2025 mencapai 12.091 dolar AS per ton, meningkat sebesar 1,33 persen dibandingkan harga pada kuartal sebelumnya yang berada di angka 11.932 dolar AS. Peningkatan ini memberikan dampak positif terhadap pendapatan perusahaan.
Pendapatan Naik dan Laba Bersih Meningkat
Pendapatan Vale Indonesia pada kuartal II-2025 mencapai 220,2 juta dolar AS, naik sebesar 7 persen dibandingkan pendapatan pada kuartal sebelumnya yang sebesar 206,5 juta dolar AS. Kenaikan ini dipengaruhi oleh kenaikan harga nikel matte dan peningkatan volume pengiriman.
Meski ada beberapa faktor yang memengaruhi operasional, seperti penerapan royalti baru dan percepatan jadwal pemeliharaan terencana, Vale Indonesia tetap mampu menjaga EBITDA pada tingkat yang sehat sebesar 40 juta dolar AS. Selain itu, perusahaan juga mencatatkan laba bersih sebesar 3,5 juta dolar AS pada kuartal tersebut. Vale Indonesia berharap dapat meningkatkan tingkat produksi pada paruh kedua tahun ini.
Kinerja Saham Vale Indonesia Mengalami Peningkatan
Saham PT Vale Indonesia mengalami kenaikan signifikan pada hari Jumat (12/9/2025). Saat dibuka, saham tersebut berada pada level Rp3.770 per lembar. Pada penutupan perdagangan sesi I, saham menguat menjadi Rp3.980 per lembar, dengan kenaikan sebesar 240 poin atau 6,42 persen.
Investor melakukan transaksi sebanyak 5,2 ribu kali dengan volume saham yang diperdagangkan mencapai 9,8 juta lembar dan nilai transaksi sebesar Rp38,17 miliar. Analis dari BRI Danareksa Sekuritas, Erindra Krisnawan dan Wilastita Muthia Sofi, menyatakan bahwa kinerja Vale Indonesia semakin solid didukung oleh percepatan belanja pemerintah dan peningkatan likuiditas pasar.
Logam, termasuk nikel, dipandang sebagai salah satu sektor unggulan karena kemampuannya sebagai lindung nilai terhadap volatilitas pasar. Berdasarkan analisis tersebut, BRI Danareksa memberikan rekomendasi beli untuk saham Vale Indonesia dengan target harga sebesar Rp4.700 per saham. Estimasi ini menunjukkan pertumbuhan sebesar 18 persen dari harga saat ini.
Harga saham saat ini mencerminkan kenaikan sebesar 10,38 persen sejak awal tahun dan 8,44 persen dalam tiga bulan terakhir. Kapitalisasi pasar INCO mencapai Rp41,53 triliun.
Penjualan Bijih Saprolite dari Tambang Bahodopi
PT Vale Indonesia juga akan menjual bijih saprolite dari tambang Bahodopi, Sulawesi Tengah, mulai Juli 2025. Persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) memungkinkan perusahaan untuk menjual sebanyak 2,2 juta ton bijih saprolite. Aksi ini diharapkan dapat mendorong kinerja keuangan Vale Indonesia pada semester II-2025.
Selain itu, pemerintah melalui Danantara Indonesia juga sedang memacu pengembangan proyek nikel di Indonesia melalui kesepakatan kerja sama antara Danantara Investment Management dengan GEM Limited, sebuah perusahaan publik asal China. Kesepakatan ini menjadi dasar bagi potensi investasi bersama dalam pembangunan fasilitas peleburan High-Pressure Acid Leach (HPAL) dengan kapasitas 66.000 ton nikel dalam endapan hidroksida campuran (MHP) per tahun. Proyek ini memiliki nilai investasi sebesar 1,42 miliar dolar AS dan melibatkan Vale Indonesia serta mitra global lainnya.
Research Retail Analyst CGS International Sekuritas Indonesia, Sharon Natasha, menyatakan bahwa selain kesepakatan di atas, kenaikan harga saham Vale juga dipengaruhi oleh persetujuan RKAB. Potensi peningkatan kinerja keuangan INCO pada semester II-2025 dinilai cukup besar karena dukungan dari penjualan bijih saprolite.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!