
Penghargaan Green Campus Digital untuk Universitas Terbuka
Universitas Terbuka (UT) berhasil meraih penghargaan dalam ajang Green Initiative Awards atau KGIA 2025. Penghargaan tersebut diberikan dalam acara Sustainability Action for The Future Economy (SAFE) 2025 yang berlangsung di Jakarta. Pengakuan ini menjadi bukti komitmen UT dalam menerapkan inisiatif hijau dan menjadikannya sebagai kampus digital yang ramah lingkungan.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UT, Prof. Dra. Dewi Artati Padmo Putri, M.A., Ph.D, menyampaikan apresiasi atas penghargaan yang diterima. Ia menilai penghargaan ini merupakan bentuk pengakuan terhadap upaya UT dalam mewujudkan sistem pembelajaran digital yang tidak hanya efisien tetapi juga berkelanjutan.
“Kami sangat bangga mendapatkan penghargaan sebagai Green Campus Digital. Kami benar-benar menerapkan digital learning ecosystem dalam segala aspek. Mulai dari manajemen internal hingga pengadaan barang, semuanya sudah menggunakan sistem digital,” ujar Dewi saat menghadiri acara SAFE 2025.
Dalam kesempatan terpisah, Wakil Rektor IV UT, Prof. Rahmat Budiman, S.S., M.Hum., Ph.D, juga menyampaikan rasa syukur atas penghargaan ini. Ia berharap penghargaan ini menjadi dorongan bagi UT untuk terus berinovasi dalam menghadirkan pendidikan yang ramah lingkungan.
“Terima kasih atas penghargaan ini. Ini menjadi motivasi bagi kami untuk terus memperkuat peran sebagai green university. Harapan saya, UT bisa konsisten dalam memberikan inovasi dan kolaborasi yang berdampak nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Inisiatif Hijau yang Diluncurkan oleh UT
Sebagai bagian dari transformasi kampus hijau berbasis digital, UT meluncurkan inisiatif Green Impact UT. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan akses pendidikan inklusif, mengurangi jejak karbon, serta mengintegrasikan nilai keberlanjutan dalam kurikulum.
Dari sisi lingkungan, UT menerapkan konservasi in-situ dengan manajemen limpasan air hujan hingga 50 persen volume harian menggunakan eco-drainage, lubang biopori, serta pembangunan danau buatan yang menjaga keseimbangan ekosistem flora dan fauna kampus.
Sementara itu, konservasi ex-situ dilakukan melalui kampus digital yang meminimalkan penggunaan kertas, mengurangi emisi karbon, dan memperluas jangkauan pembelajaran daring hingga pelosok negeri, termasuk wilayah 3T.
Tujuan utama dari program ini adalah:
- Meningkatkan akses pendidikan inklusif
- Mengurangi jejak karbon pendidikan
- Mengintegrasikan nilai keberlanjutan dalam kurikulum
- Membangun ekosistem digital terbuka
- Memperkuat peran sosial UT dalam pemberdayaan masyarakat
Dengan langkah-langkah tersebut, UT tidak hanya menjadi pionir pendidikan jarak jauh berkualitas, tetapi juga memberi kontribusi nyata terhadap agenda Sustainable Development Goals (SDGs). Khususnya SDG 4 tentang pendidikan berkualitas, SDG 9 tentang inovasi dan infrastruktur berkelanjutan, SDG 11 tentang kota dan komunitas berkelanjutan, serta SDG 13 tentang aksi iklim.
Komitmen UT untuk Pendidikan Ramah Lingkungan
Capaian ini memperkuat posisi UT sebagai green university yang konsisten dalam memberikan pendidikan tinggi berkualitas, ramah lingkungan, dan berdampak luas bagi masyarakat. Ke depannya, UT berkomitmen untuk terus berinovasi dalam inisiatif-inisiatif yang berdampak positif bagi lingkungan.
“Dari waktu ke waktu kami selalu berinovasi. Kami harap, pada seluruh aspek kami bisa menggunakan digital system yang tentunya akan membantu negara kita, supaya jadi sangat ramah lingkungan,” ujar Dewi.
Green Initiative Awards (KGIA) diberikan kepada perusahaan yang berkomitmen pada praktik ramah lingkungan. Penghargaan ini menampilkan peran dunia usaha dalam menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. KGIA juga mendorong lahirnya inovasi dan penerapan praktik bisnis yang bertanggung jawab. Melalui hal ini, KGIA mendukung Indonesia menuju ekonomi hijau dan inklusif.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!