
Layanan Digital Umroh di Arab Saudi dan Tantangan yang Muncul
Belakangan ini, Arab Saudi meluncurkan layanan digital yang memungkinkan umat Islam dari berbagai negara mengurus umroh secara mandiri. Layanan ini menawarkan kemudahan dalam proses pendaftaran, pengajuan visa, hingga pembayaran. Dari sisi pemerintah Arab Saudi, kebijakan ini dianggap sebagai langkah efisien dalam meningkatkan aksesibilitas ibadah umroh.
Namun, jika pola serupa diterapkan di Indonesia, risiko yang muncul jauh lebih besar dibandingkan manfaatnya. Hal ini disebabkan oleh perbedaan konteks antara kedua negara. Indonesia memiliki jumlah jamaah umroh terbesar di dunia, dengan mayoritas berasal dari daerah yang memiliki literasi digital dan kemampuan bahasa asing yang terbatas. Kondisi ini membuat sistem digital yang digunakan di Arab Saudi tidak sepenuhnya cocok untuk diterapkan di Indonesia.
Oleh karena itu, umroh sebaiknya tetap dilakukan melalui travel berizin. Regulasi ini bukan sekadar birokrasi, tetapi juga bentuk perlindungan negara terhadap warganya. Berikut beberapa alasan mengapa travel berizin tetap penting:
1. Risiko Human Trafficking yang Nyata
Salah satu ancaman utama adalah risiko human trafficking. Banyak kasus jamaah yang berangkat umroh akhirnya menjadi pekerja ilegal akibat overstay visa. Tanpa keterlibatan travel resmi, negara akan kesulitan menelusuri dan melindungi korban. Travel berizin berperan sebagai pagar agar ibadah tidak disusupi praktik perdagangan manusia.
2. Umrah Bukan Sekadar Wisata
Umrah bukan hanya sekadar wisata biasa. Ia adalah ibadah yang membutuhkan bimbingan manasik, pengetahuan fikih, serta tata cara ritual yang sahih. Jika jamaah dilepaskan tanpa pendampingan, mereka berpotensi kehilangan makna ibadah. Travel berizin memastikan standar pelayanan ibadah tetap terjaga.
3. Standar Layanan Internasional yang Diperlukan
Perjalanan umrah memerlukan standar layanan internasional, seperti asuransi, transportasi, akomodasi, hingga translator. Di Arab Saudi, layanan tersebut masih terbatas, apalagi bagi jamaah yang tidak menguasai bahasa Arab atau Inggris. Travel berizin berfungsi sebagai penghubung sekaligus pelindung ketika jamaah menghadapi kendala di lapangan.
4. Edukasi dan Sosialisasi yang Penting
Aspek edukasi dan sosialisasi juga sangat penting. Tidak semua calon jamaah paham cara menggunakan platform digital internasional atau mengurus detail perjalanan. Di sinilah peran travel resmi dan asosiasi penyelenggara. Mereka memberikan edukasi, bimbingan, dan rasa tenang bagi jamaah.
Kesimpulan
Karena itu, pemerintah dan DPR RI patut berhati-hati. Jangan ikut-ikutan tren umrah mandiri ala Saudi yang konteksnya sangat berbeda dengan Indonesia. Justru, regulasi harus diperkuat, pengawasan diperketat, dan travel berizin diberdayakan agar jamaah tetap terlindungi.
Pada akhirnya, ibadah umrah bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan spiritual. Negara tidak boleh lepas tangan. Perlindungan jamaah adalah prioritas, dan travel berizin adalah instrumen penting untuk mewujudkannya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!