
Gubernur Jawa Barat Tetap Pertahankan Larangan Study Tour
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan bahwa keputusannya untuk melarang kegiatan study tour bagi pelajar tidak akan berubah. Meskipun kebijakan ini mendapat penolakan dari sejumlah pihak, terutama pelaku industri pariwisata, ia tetap bersikukuh pada pendiriannya.
Dedi menyampaikan bahwa larangan tersebut bertujuan untuk memberikan manfaat kepada para orangtua murid yang selama ini merasa terbebani oleh biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan study tour. Ia menilai bahwa kebijakan ini lebih menguntungkan masyarakat luas dibandingkan dengan kepentingan sekelompok tertentu.
"Saya sudah tegaskan, saya tidak akan berubah. Saya tetap berpegang teguh bahwa larangan study tour ini memberikan manfaat bagi hampir mayoritas orangtua," ujarnya dalam rekaman video yang diunggah secara online.
Sebelumnya, Dedi telah menerima rombongan yang menolak kebijakan tersebut. Mereka mengklaim bahwa larangan ini berdampak langsung pada agen perjalanan, pengusaha bus, dan para sopir di sektor pariwisata. Namun, Dedi tetap mempertahankan pendiriannya dan menolak untuk mengubah aturan tersebut.
Ia menjelaskan bahwa anak-anak yang tidak ikut study tour bisa merasa kecewa atau merasa minder jika teman-temannya berangkat. Hal ini bisa berujung pada rasa marah terhadap orang tua mereka.
"Meskipun aturan ini tidak memaksa, tetapi jika anak-anak tidak ikut, pasti ada rasa kekecewaan dan ketidakpuasan," tambahnya.
Dedi juga menilai bahwa kegiatan study tour selama ini telah menyimpang dari makna sebenarnya. Menurutnya, pendidikan harus fokus pada substansi dan mampu melahirkan kebaikan, bukan justru membodohi sikap dan mental siswa.
"Bukan pendidikan membodoh-bodohi sikap dan mental diri kita sendiri," katanya.
Selain itu, Dedi menekankan pentingnya pembangunan sektor pariwisata yang baik. Ia menyarankan agar pembangunan infrastruktur, kebersihan, dan pelayanan wisata diperhatikan secara serius.
"Kebersihan desa dan kota harus kita lakukan. Infrastruktur harus kita bangun, lampu-lampu jalan harus kita pasang merata di Jawa Barat, harus bebas pungli, ramah pada wisawatan harus diberantas, warung-warung dan toko tidak boleh getok harga. Itu cara terbaik membangun pariwisata kita," ujarnya.
Dedi mengaku optimis bahwa upaya-upaya tersebut akan membawa pertumbuhan pariwisata di Jawa Barat. Ia yakin bahwa pariwisata bisa berkembang tanpa harus menjadikan pelajar sebagai objek kunjungan wisata.
"Insyaallah, Jawa Barat ke depan akan meningkat jumlah kunjungan wisatawannya, dan tidak menjadikan anak sekolah sebagai objek untuk meningkatkan pariwisata," pungkasnya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!