Pengalaman Berharga Tim Basket SMA Jubilee di NBA Rising Stars Invitational
Tim basket SMA Jubilee, yang mewakili Indonesia dalam ajang NBA Rising Stars Invitational, mengungkapkan bahwa partisipasinya dalam acara tersebut menjadi pengalaman yang sangat berharga. Ajang ini diikuti oleh perwakilan dari 11 negara Asia-Pasifik dan digelar di Singapura pada bulan Juni lalu.
Indonesia mengirimkan dua wakil untuk berlaga di ajang internasional ini. Salah satunya adalah SMA Jubilee yang mewakili sektor putra, sedangkan SMA Penabur Cirebon mewakili sektor putri. Dalam ajang ini, para atlet diberikan kesempatan untuk berkompetisi dengan tim-tim terbaik dari berbagai negara.
NBA juga menghadirkan beberapa nama besar dalam dunia basket. Di antaranya adalah Domantas Sabonis, pemain Sacramento Kings asal Lituania yang tiga kali menjadi All-Star NBA. Selain itu, Lauren Jackson, pemenang WNBA dua kali asal Australia, juga hadir dalam acara tersebut. Turut serta dalam kegiatan ini adalah Ryan Dunn dan Oso Ighodaro dari Phoenix Suns, serta Keisei Tominaga dari B.LEAGUE Jepang. Tak ketinggalan, legenda NBA, Yao Ming, juga turut hadir dalam acara ini.
Pelatih tim basket SMA Jubilee, Hoei Maechel, menyampaikan rasa syukurnya karena bisa menjadi perwakilan pertama dari Indonesia dalam ajang perdana ini. Menurutnya, acara ini memberikan pengalaman baru yang sangat berharga.
"Kami sangat bersyukur bisa menjadi perwakilan pertama dari Indonesia dalam ajang perdana ini," ujarnya saat memberikan keterangan kepada awak media.
Ia menambahkan bahwa para pemain dapat merasakan atmosfer kompetisi internasional yang sesungguhnya karena mereka berkumpul di satu hotel dan venue bersama tim-tim terbaik dari berbagai negara. Selain itu, mereka juga senang karena berkesempatan bertemu langsung dengan pemain NBA dan mendapatkan fasilitas yang memadai.
Interaksi Menarik di Luar Lapangan
Kapten tim SMA Jubilee, Timothy Marvel, mengatakan bahwa pengalaman seru tidak hanya dirasakan di dalam lapangan, tetapi juga saat berinteraksi dengan tim lain di luar pertandingan. Mereka sangat akrab dengan tim-tim lain dan sempat melakukan aktivitas seperti berkaraoke bersama serta membuat konten TikTok dengan tim dari Australia.
Pengalaman ini membuka banyak pelajaran bagi para pemain. Mereka belajar tentang cara menghadapi lawan dengan ukuran tubuh yang lebih besar, semangat kompetitif, dan sportivitas. Menurut Timothy Marvel, pelajaran terbesar adalah bagaimana menghadapi negara-negara lain yang memiliki pemain dengan ukuran fisik yang lebih besar.
"Kami juga belajar banyak tentang kebiasaan mereka di lapangan seperti rutinitas sebelum bertanding," tambahnya.
Selain itu, ia mengungkapkan bahwa semangat kompetitif saat mewakili negara benar-benar terasa dan menjadi pelajaran yang sangat berharga.
Harapan untuk Masa Depan
Sebagai informasi, NBA Rising Stars Invitational pertama kali digelar pada tahun 2025. Ajang ini diharapkan dapat diselenggarakan secara rutin untuk meningkatkan kualitas pebasket muda Tanah Air.
Hoei Maechel menutup pernyataannya dengan harapan agar acara ini bisa diadakan setiap tahun dan mereka bisa diundang kembali. "Semuanya luar biasa. Semoga acara ini bisa diadakan setiap tahun dan kami berharap bisa diundang kembali," ujarnya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!