Sosok FT, Selingkuhan Wahyudin Moridu Diduga Hamil dan Viral di Gorontalo

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Terungkap Identitas Wanita dalam Video Viral Anggota DPRD Gorontalo

Sebuah video yang viral di media sosial telah mengungkap identitas wanita yang diduga menjadi pasangan dari anggota DPRD Provinsi Gorontalo, Wahyudin Moridu. Dalam video tersebut, Wahyudin menyebutkan bahwa wanita tersebut adalah selingkuhannya atau memiliki hubungan gelap dengannya. Peristiwa ini kini menjadi perhatian publik dan mendapat tanggapan dari berbagai pihak terkait.

Berdasarkan informasi yang diungkap oleh Badan Kehormatan (BK) DPRD Gorontalo, wanita tersebut memiliki inisial FT, atau dikenal sebagai Fadillah. Ia disebut sedang hamil dan meminta pertanggungjawaban dari Wahyudin Moridu. Namun, permintaan tersebut ditolak, sehingga ia nekat membagikan video tersebut ke media sosial hingga viral.

Ketua BK DPRD Gorontalo, Fikram Salilama, mengatakan bahwa pihaknya akan segera memanggil FT untuk dimintai keterangan dalam persidangan minggu depan. "Kami ingin mengetahui apa tujuan dari penyebaran video tersebut," ujarnya dalam konferensi pers.

Fikram juga menjelaskan bahwa Wahyudin pernah dihubungi oleh FT sebelum video tersebut beredar. "Ia menuntut agar dinikahi," kata Fikram. Meski begitu, Fikram tidak tahu apakah hubungan antara keduanya merupakan hubungan gelap atau istri siri.

Kesaksian Terduga Tentang Keadaan Mabuk

Dalam sidang BK, Wahyudin Moridu mengaku bahwa dirinya dalam keadaan mabuk saat mengucapkan kalimat-kalimat kontroversial dalam video tersebut. Menurut Fikram, Wahyudin mengatakan bahwa dirinya tidak sadar dan tidak mengetahui bahwa ucapan tersebut direkam dalam video.

"Sejak malam sampai pagi hari, dia masih dalam kondisi tidak sadar karena mabuk," jelas Fikram. Ia menambahkan bahwa peristiwa dalam video terjadi pada bulan Juni 2025.

Selain itu, Fikram juga menyebut bahwa pihaknya masih melakukan verifikasi terkait apakah perjalanan tersebut dilakukan dalam rangka tugas resmi ke Makassar. Pihak BK akan segera melaksanakan sidang dan hasilnya akan dibawa ke sidang paripurna pekan depan.

Potensi Pemecatan dan Respons Masyarakat

Fikram menyampaikan bahwa ada potensi pemecatan bagi Wahyudin jika terbukti bersalah. "Perkataan dalam video sangat berat karena menyebut negara kita miskinkan negara," ujarnya.

Wakil Ketua BK DPRD Provinsi Gorontalo, Umar Karim, mengakui bahwa respons masyarakat terhadap video tersebut sangat besar. Oleh karena itu, BK langsung menggelar rapat pada Jumat malam untuk menyelesaikan masalah ini secara serius.

Umar menyebut bahwa meskipun Wahyudin sudah mengakui video tersebut, BK tetap menjunjung asas praduga tak bersalah. "Kami meminta kepada rakyat Gorontalo untuk bersabar dan percaya bahwa BK akan objektif dalam menyelesaikan permasalahan ini sesuai aturan yang berlaku."

Video yang Menghebohkan

Video yang viral ini direkam dalam sebuah mobil SUV. Dalam video tersebut, Wahyudin terlihat tertawa sambil menyampaikan pernyataan kontroversial tentang merampok uang negara. Ia juga menyebutkan bahwa perjalanan menuju Makassar menggunakan uang negara.

"Wahyudin Moridu, anggota DPRD Provinsi Gorontalo, nanti 2031 berenti, masih lama," katanya sambil menekan klakson mobil.

Setelah video tersebut viral, Wahyudin akhirnya menyampaikan permintaan maaf melalui media sosial. Ia mengakui bahwa perilakunya tidak mencerminkan etika seorang pejabat publik dan siap menerima kritik dari masyarakat. Selain itu, ia juga menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga dan pendukungnya.