Pemkab Pesawaran Percepat Penanganan Stunting dengan Rakor TPPS Terpadu

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Pemkab Pesawaran Berkomitmen Menurunkan Angka Stunting

Pemerintah Kabupaten Pesawaran terus mengambil langkah-langkah strategis dalam upaya menekan angka stunting. Salah satu inisiatif yang dilakukan adalah melalui Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tahun 2025. Kegiatan ini digelar di Balai Desa Bogorejo, Kecamatan Gedong Tataan, pada Jumat (19/9/2025). Rakor dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Pesawaran, Antonius Muhammad Ali, didampingi oleh Ketua TP-PKK Cindy Aria Anton, S.E., M.M.

Rakor dihadiri oleh berbagai pihak seperti camat, ketua TP-PKK se-Kabupaten Pesawaran, perangkat desa, kepala puskesmas, serta perwakilan tim pendamping keluarga. Fokus utama dari kegiatan ini adalah merumuskan strategi pencegahan dan penurunan stunting secara terintegrasi. Dengan melibatkan seluruh lapisan pemerintah dan masyarakat, termasuk tenaga kesehatan, kader Posyandu, dan mitra non-pemerintah.

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Antonius Muhammad Ali menekankan bahwa penanganan stunting tidak bisa dilakukan secara parsial atau sektoral. Ia menyatakan bahwa isu stunting merupakan isu strategis yang berkaitan dengan masa depan generasi. “Diperlukan kolaborasi lintas sektor yang melibatkan OPD, puskesmas, pemerintah desa, hingga elemen masyarakat. Forum ini penting untuk menyatukan langkah, memastikan intervensi tepat sasaran, serta menghasilkan rencana aksi yang konkret dan berkelanjutan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Wakil Bupati menyoroti peran penting puskesmas, bidan desa, serta kader Posyandu dalam menelusuri balita berisiko stunting. Hal ini mencakup anak-anak dengan berat badan stagnan, gizi buruk, penyakit kronis, atau gangguan metabolisme. Setiap kasus akan mendapat pemantauan berjenjang agar intervensi yang diberikan efektif dan berkelanjutan.

Kepala Bappeda Kabupaten Pesawaran, Adhytia Hidayat, memaparkan data terbaru mengenai prevalensi stunting yang tercatat sebesar 15,5 persen pada 2024. Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan rata-rata Provinsi Lampung sebesar 15,9 persen. Kabupaten Pesawaran menargetkan penurunan angka stunting menjadi 12,2 persen pada 2026, sesuai dengan target RPJMD Provinsi Lampung yang menargetkan prevalensi 10,36 persen pada 2030.

“Koordinasi lintas sektor menjadi kunci. Intervensi harus fokus pada lokus prioritas, menyasar balita berisiko stunting dan keluarga berisiko, serta dilakukan dengan kualitas yang terukur,” jelasnya.

Rakor juga membahas pentingnya memasukkan program penanganan stunting ke dalam RKPD dan Renja OPD. Tujuannya agar program tidak hanya berjalan tahun ini tetapi menjadi bagian dari perencanaan pembangunan jangka menengah. Kepala Dinas P3AP2KB, Maisuri, menegaskan bahwa TPPS yang dibentuk berdasarkan SK Bupati bertugas mengintegrasikan berbagai intervensi dengan pendekatan tematik, spasial, serta penguatan kualitas pelaksanaan.

“Upaya ini tidak berhenti pada perencanaan saja. Pemantauan, evaluasi, dan penguatan kapasitas SDM menjadi faktor penentu keberhasilan,” katanya.

Narasumber lain dalam rakor, yaitu Kepala Dinas Kesehatan dr. Media Apriliana dan Kepala Dinas PMD Nur Asikin, menekankan percepatan pelaksanaan aksi konvergensi dengan dukungan alokasi anggaran yang memadai serta pengisian data berkualitas pada sistem pelaporan berbasis web. Mereka juga menekankan pentingnya integrasi data antar sektor untuk memantau hasil intervensi secara real time.

Sebagai tindak lanjut, pemerintah kabupaten menjadwalkan pendampingan berjenjang, mulai dari kabupaten ke kecamatan hingga desa. Pendekatan ini diperkuat dengan menggandeng mitra non-pemerintah seperti akademisi, organisasi profesi, lembaga masyarakat sipil, mitra pembangunan, dan sektor swasta. Kolaborasi ini diharapkan mampu meningkatkan kapasitas sumber daya serta memastikan seluruh tahapan—dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi—berjalan efektif dan tepat sasaran.

Dengan strategi yang terstruktur dan kolaboratif ini, Pemkab Pesawaran menegaskan komitmen untuk menurunkan angka stunting secara signifikan. Upaya ini bertujuan untuk membangun generasi muda yang sehat, cerdas, dan produktif, serta memastikan setiap intervensi memberi manfaat nyata bagi masyarakat.