
Pemerintah Dorong Swasta Bangun Kilang Minyak untuk Tingkatkan Kemandirian Energi
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyampaikan bahwa pemerintah saat ini sedang mencari solusi untuk mengatasi kekurangan jatah impor bahan bakar minyak (BBM) bagi badan usaha. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan membeli langsung BBM dari PERTAMINA. Namun, di masa depan, perusahaan swasta akan diminta untuk membangun fasilitas BBM sendiri, baik itu kilang maupun terminal bahan bakar minyak (TBBM) di dalam negeri.
"Langkah ini merupakan tahap kedua. Saya yakin para pelaku usaha sudah mulai memikirkan untuk membangun kilang selain PERTAMINA," ujar Bahlil saat konferensi pers di Kementerian ESDM, Jumat (19/8/2025).
Pembangunan kilang oleh sektor swasta menjadi salah satu kunci penting dalam meningkatkan ketahanan energi nasional. Sejak 2015, pemerintah telah merancang aturan yang mendorong badan usaha swasta dapat membangun kilang dan fasilitas BBM di dalam negeri. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk memperkuat kemandirian energi dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Salah satu proyek strategis yang ditekankan adalah pembangunan kilang minyak. Kilang ini termasuk dalam 17 proyek hilirisasi strategis yang menjadi prioritas pemerintah. Dengan adanya kilang minyak, Indonesia tidak lagi harus membeli BBM jadi yang harganya lebih mahal dibandingkan minyak mentah (curde oil). Selain itu, pengolahan dan pembangunan di dalam negeri juga berpotensi membuka lapangan kerja, memperbaiki neraca perdagangan, serta meningkatkan kemandirian energi.
Bahlil menegaskan rencana pembangunan kilang minyak dengan kapasitas 500 ribu barel per hari. Proyek ini menjadi terobosan besar untuk memastikan pasokan energi yang lebih stabil dan berkelanjutan di masa mendatang.
"Kita juga akan membangun refinery (kilang minyak) yang Insya Allah kapasitasnya sekitar 500 ribu barel. Ini salah satu yang terbesar nantinya, dalam rangka mendorong agar ketahanan energi kita betul-betul lebih baik," ujarnya.
Untuk merealisasikan proyek tersebut, diperlukan investasi sebesar 12,5 miliar dolar AS. Selain mengurangi ketergantungan pada impor, proyek ini juga berpotensi menghemat hingga 182,5 juta barel minyak per tahun atau setara 16,7 miliar dolar AS. Selain itu, pembangunan kilang ini juga memberikan peluang besar dalam penciptaan lapangan kerja. Diperkirakan, proyek ini akan menyerap 63.000 tenaga kerja langsung dan 315.000 tenaga kerja tidak langsung.
Dengan adanya proyek ini, diharapkan Indonesia dapat semakin mandiri dalam memenuhi kebutuhan energi, sekaligus memperkuat posisi ekonomi nasional melalui peningkatan kapasitas produksi dan pengurangan ketergantungan pada impor.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!