RI dan Bangladesh Perkuat Kerja Sama Batu Bara dan Energi Bersih

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Kerja Sama Energi Indonesia dan Bangladesh Memperkuat Kemitraan Strategis

Indonesia dan Bangladesh terus memperluas kerja sama di bidang energi. Salah satu langkah penting dalam menjalin hubungan ini adalah pelaksanaan The First Indonesia-Bangladesh Joint Committee Meeting on Energy, yang menjadi tindak lanjut dari penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tentang Kerja Sama Energi pada 4 September 2023. Pertemuan ini dinilai sebagai momen penting dalam memperkuat kemitraan strategis kedua negara di sektor energi.

Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Dadan Kusdiana, menyampaikan bahwa kerja sama antara Indonesia dan Bangladesh sangat relevan di tengah tantangan global saat ini. Kedua negara menghadapi tantangan ganda, yaitu memastikan ketahanan energi sambil tetap mendorong pertumbuhan ekonomi, serta melakukan transisi menuju sistem energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Dadan menegaskan bahwa hubungan ekonomi antara Indonesia dan Bangladesh telah berkembang pesat. Nilai perdagangan bilateral pada tahun 2024 mencapai US$ 2,94 miliar atau sekitar Rp 47,78 triliun. Dari total tersebut, sektor batu bara Indonesia menjadi dominasi ekspor dengan nilai US$ 1,05 miliar atau sekitar 13,2 juta ton. Selain itu, Indonesia juga mengekspor minyak sawit, arang besi (clinker), dan produk kimia. Di sisi lain, Bangladesh memasok tekstil, produk anyaman, dan alas kaki ke Indonesia, mencerminkan keseimbangan hubungan dagang yang saling menguntungkan.

Pemerintah Indonesia siap mendukung kebutuhan energi Bangladesh, terutama dalam pasokan batu bara yang stabil dan terjangkau. Selain itu, Indonesia berkomitmen untuk mengembangkan teknologi batu bara bersih dan energi berkelanjutan. Dengan kapasitas pembangkit listrik nasional yang mencapai 105 GW hingga pertengahan 2025, di mana 15% berasal dari energi terbarukan, Indonesia optimistis dapat menjadi mitra strategis bagi Bangladesh.

Selain itu, Indonesia membuka peluang kolaborasi di bidang pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) energi. Dua politeknik di bawah Kementerian ESDM, yaitu Politeknik Energi dan Mineral Akamigas Cepu serta Politeknik Energi dan Pertambangan Bandung, siap mendukung peningkatan kapasitas tenaga kerja sektor energi di kedua negara.

Pertemuan ini tidak hanya memperkuat persahabatan, tetapi juga meletakkan dasar bagi kerja sama jangka panjang di bidang energi. Indonesia terbuka terhadap kesempatan kolaborasi dengan Bangladesh dalam membangun infrastruktur energi, pembangkit listrik baru, memajukan proyek minyak dan gas bumi (migas), serta meningkatkan inisiatif energi terbarukan.

Dadan menambahkan bahwa melalui sinergi kedua negara, Indonesia dan Bangladesh dapat memastikan ketahanan energi, mendorong keberlanjutan, serta memberikan manfaat bagi masyarakat di kedua negara. Ia menilai, pertumbuhan ekonomi dan permintaan energi yang pesat di Bangladesh membuka peluang kerja sama yang saling menguntungkan. Dalam hal ini, Indonesia dapat mendukung pembangunan Bangladesh sekaligus membuka peluang baru bagi perusahaan-perusahaan Indonesia untuk berinvestasi dan berkembang.

Peran Indonesia dalam Membantu Target Energi Terbarukan Bangladesh

Secretary of Power Division of Bangladesh, Farzana Mamtaz, menekankan bahwa pertemuan ini bertujuan untuk memperdalam kerja sama di subsektor kelistrikan dan energi. Kedua subsektor ini merupakan fondasi utama bagi pembangunan kedua negara. Meskipun hampir seluruh penduduk Bangladesh memiliki akses listrik, permintaan energi terus meningkat seiring ambisi negara tersebut menjadi negara maju. Hal ini membutuhkan inovasi dan kemitraan internasional yang lebih kuat.

Menurut Mamtaz, Indonesia memiliki potensi besar sebagai mitra yang kaya akan sumber daya energi, memiliki keahlian teknologi, serta menjadi sahabat terpercaya di Asia. Bangladesh resmi mengadopsi Renewable Energy Policy 2025, yang menargetkan porsi energi terbarukan sebesar 20% pada 2030 dan meningkat menjadi 30% pada 2040. Saat ini, pengembangan proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap dan angin pesisir tengah mengalami pertumbuhan pesat di negara tersebut.

Mamtaz menilai pengalaman dan teknologi yang dimiliki Indonesia dapat berperan penting dalam mempercepat pencapaian target-target energi terbarukan Bangladesh. Kolaborasi antara kedua negara di bidang energi tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga memperkuat hubungan diplomatik dan kerja sama regional yang lebih luas.