Rekomendasi Saham Logam Industri Saat Ekonomi Melambat

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Kinerja Sektor Logam dan Logam Mulia di Tengah Perubahan Harga Komoditas

Di tengah fluktuasi harga komoditas, sektor logam dan logam mulia menunjukkan kinerja yang beragam sepanjang tahun ini. Meski beberapa emiten mengalami tekanan akibat penurunan royalti dan harga komoditas, ada juga yang tetap optimis dengan prospek pertumbuhan yang cukup baik.

Salah satu faktor yang mendorong kenaikan adalah harga emas yang terus meningkat. Hal ini memberikan peluang bagi emiten-emiten yang bergerak dalam bidang logam mulia. Namun, kondisi pasar yang tidak stabil membuat beberapa perusahaan menghadapi tantangan.

Analis dari Indo Premier Sekuritas, Ryan Winipta dan Reggie Parengkuan, menjelaskan bahwa penurunan harga komoditas seperti nikel dan batubara mencerminkan perlambatan ekonomi. Harga nikel relatif stabil pada kuartal kedua 2025, sedangkan batubara turun sebesar 2% secara kuartalan.

Meskipun demikian, volume perdagangan emas yang tinggi dan kenaikan premi bijih membantu prospek pertumbuhan emiten seperti PT Aneka Tambang (ANTM). Namun, Ryan memperkirakan reaksi pasar akan terbatas karena kebanyakan investor sudah memprediksi kinerja ANTM.

Kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi domestik juga menjadi isu utama. Data konsumsi yang lemah memengaruhi kinerja saham sektor ini, meski secara keseluruhan masih lebih baik dibanding sektor lainnya. Sektor ini juga sangat bergantung pada situasi global, sehingga bisa tetap untung meski ekonomi dalam negeri melambat.

Faktor-faktor seperti gangguan pasokan, misalnya pada tembaga, serta kelangkaan bijih nikel di Indonesia, dapat memengaruhi harga komoditas. Selain itu, permintaan lindung nilai di tengah ketakutan terhadap stabilitas utang AS juga memberikan dampak positif pada harga emas.

Dalam hal harga saham, reaksi pasar diperkirakan relatif terbatas karena valuasi masing-masing emiten sudah memiliki ruang penurunan yang minim. Faktor penopangnya bervariasi antara emiten satu dengan yang lain.

Untuk PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), ekspektasi pasar telah menurun seiring pemangkasan proyeksi laba hingga 32% sepanjang tahun ini. Sementara itu, untuk PT Vale Indonesia Tbk (INCO), fokus investor lebih tertuju pada prospek jangka menengah, yaitu kemampuan perusahaan mencatat lonjakan laba per saham (EPS) sekitar 120% pada 2026 mendatang.

PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) diperkirakan akan mendapat katalis positif dari rilis kajian kelayakan terbaru, yang akan memperbarui valuasi asetnya. Meskipun EBITDA MBMA cenderung datar secara tahunan, perusahaan ini tidak mengalami tekanan harga saham signifikan.

Ryan menilai MDKA sebagai top pick dengan rating overweight untuk sektor tambang logam. Pertimbangan tersebut didasarkan pada proyek AIM (Acid, Iron, Metal), pertumbuhan volume bijih, serta dimulainya proyek aluminium.

Rekomendasi beli yang diberikan oleh Ryan meliputi MDKA, ANTM, INCO, dan NCKL dengan target harga masing-masing Rp 2.400, Rp 3.900, Rp 3.650, dan Rp 1.100 per saham.