Ramalan JP Morgan: Astra Bantu Blue Chip LQ45, BBCA-TLKM Jadi Penekan

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Pergerakan Indeks LQ45 dan Kinerja Saham Grup Astra

Pada periode 19–22 Agustus 2025, indeks LQ45 mengalami kenaikan tipis sebesar 0,14% ke level 822,21. Penguatan ini didorong oleh kinerja saham-saham besar yang tergabung dalam indeks tersebut, terutama saham dari Grup Astra. Namun, pelemahan beberapa saham perbankan dan telekomunikasi menjadi penekan bagi laju indeks.

Saham PT Astra International Tbk. (ASII) mencatat kenaikan signifikan sebesar 13,43% selama seminggu dan memberikan kontribusi sebesar 5,88 poin terhadap LQ45. Sementara itu, saham PT United Tractors Tbk. (UNTR) juga naik 7,5% dengan tambahan 1,13 poin. Selain dua saham ini, PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) turut berkontribusi positif sebesar 0,69 poin, serta PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) yang menguat 28,21% dan mendorong indeks sebesar 0,36 poin.

Dari sektor ritel, saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) naik 1,77% dengan kontribusi 0,34 poin. Diikuti oleh PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) dan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR). Meskipun demikian, sejumlah saham besar lainnya seperti PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mengalami penurunan sebesar 2,87% dan mengurangi 3,52 poin dari LQ45. Saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) juga tertekan 2,11% dan memangkas 1,57 poin. Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) melemah 0,49% dengan kontribusi negatif sebesar 0,62 poin.

Selain itu, beberapa saham defensif seperti PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP), dan PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) turut membukukan koreksi tipis dan menjadi penekan indeks.

Perkembangan IHSG dan Transaksi Pasar

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 0,50% pada minggu tersebut, ditutup di level 7.858,85 dari sebelumnya 7.898,37. Rata-rata nilai transaksi harian juga turun menjadi Rp17,92 triliun, sehingga kapitalisasi pasar BEI mengalami penurunan sebesar 0,81% secara mingguan menjadi Rp14.131 triliun.

Meski IHSG melemah, volume transaksi pasar tetap tumbuh. Rata-rata volume transaksi harian Bursa meningkat sebesar 10% menjadi 39,47 miliar lembar saham dari 35,88 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya.

Kenaikan Signifikan Saham Grup Astra

Saham-saham Grup Astra menunjukkan kenaikan signifikan pada akhir pekan ini. Selain ASII dan UNTR, saham PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) naik 6,96% ke level Rp2.460. Harga ini mencerminkan kenaikan 14,95% dalam sebulan dan tumbuh 6,96% sejak awal tahun (year to date/YtD).

PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) dan PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) juga menunjukkan kenaikan positif. JP Morgan dalam riset terbarunya memberikan pandangan positif terhadap Astra, menyebut bahwa rencana strategi perseroan berpotensi meningkatkan imbal hasil bagi pemegang saham.

Laporan JP Morgan menjelaskan bahwa pengumuman strategic review Astra akan membawa potensi peningkatan rasio pembayaran dividen. Proyeksi JP Morgan menyebutkan bahwa rasio tebaran dividen ASII akan meningkat menjadi 65% pada 2026 dibandingkan 50% pada periode sebelumnya.

Selain itu, Astra diperkirakan akan menghasilkan free cash flow tahunan sebesar Rp25 triliun – Rp30 triliun pada 2025–2027, yang dinilai sebagai batas teoritis untuk pembayaran dividen. Berdasarkan proyeksi ini, JP Morgan memberikan peringkat overweight pada saham ASII dengan target harga di level Rp6.250 per lembar.

Pandangan Analis dan Strategi Astra

Investment Analyst Lead Stockbit Edi Chandren menjelaskan bahwa dalam strategic review, Astra berencana mempertimbangkan aspek kinerja saham agar menghasilkan return yang optimal bagi pemegang saham. Sebelumnya, perseroan cenderung fokus pada kinerja fundamental atau pertumbuhan bisnis dan pembagian dividen.

Perkembangan ini menunjukkan bahwa investor mulai melihat Astra dari perspektif imbal hasil, bukan hanya pertumbuhan bisnis. Dengan strategi yang terarah dan proyeksi kinerja yang positif, saham Grup Astra terus menjadi daya tarik bagi para pemegang saham.