
Profil Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, Politikus Partai Gerindra yang Mundur dari DPR RI
Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, yang akrab dipanggil Sara, adalah seorang politikus Partai Gerindra yang baru saja mengumumkan pengunduran dirinya dari posisi anggota DPR RI. Keputusan ini diumumkan melalui unggahan di akun Instagram pribadinya pada Rabu (10/9/2025). Ia menyatakan keputusan tersebut sebagai bentuk tanggung jawab atas pernyataannya yang sempat menimbulkan kontroversi beberapa waktu lalu.
Sara merupakan putri dari Hashim Djojohadikusumo, seorang pengusaha yang juga adik dari Presiden Joko Widodo, Prabowo Subianto. Sebagai keponakan Presiden, ia memiliki latar belakang keluarga yang cukup terkenal dalam dunia politik dan bisnis. Selain itu, ia juga cucu dari Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo, salah satu tokoh ekonomi ternama Indonesia.
Karier Politik dan Kiprah di Dunia Perempuan
Sejak awal kariernya, Sara aktif dalam berbagai isu sosial, khususnya yang berkaitan dengan hak-hak perempuan dan anak-anak. Ia juga dikenal sebagai aktivis anti perdagangan manusia. Pada periode 2014 hingga 2019, ia menjabat sebagai anggota DPR RI dari Partai Gerindra. Setelah gagal terpilih kembali pada tahun 2019, ia kemudian dipilih oleh pamannya, Prabowo, untuk mendampinginya sebagai wakil ketua umum Partai Gerindra untuk periode 2020-2025.
Pada 2025, Sara masuk dalam daftar Fortune Indonesia 40 Under 40, sebuah penghargaan yang diberikan kepada 40 orang muda Indonesia paling berpengaruh di berbagai bidang. Penghargaan ini diberikan dalam acara Fortune Indonesia Summit 2025, yang digelar di The Westin Jakarta pada 6 Februari 2025.
Latar Belakang Keluarga dan Pendidikan
Sara lahir pada tanggal 27 Januari 1986 dari pasangan Hashim Djojohadikusumo dan Anie Hashim Djojohadikusumo. Nama keluarganya, Djojohadikusumo, berasal dari kakek buyutnya, Raden Mas Margono Djojohadikoesoemo, pendiri Bank Negara Indonesia. Ia juga memiliki hubungan darah dengan Kapten Anumerta Soebianto Djojohadikoesoemo dan Taruna Soejono Djojohadikoesoemo, dua tokoh pahlawan dari Desa Lengkong, Tangerang Selatan.
Dalam pendidikannya, Sara memulai karier pendidikannya di SD Tarakanita II. Pada usia 12 tahun, ia melanjutkan studi ke Singapura di UWCSEA (United World College of South East Asia). Namun, setelah beberapa bulan, ia pindah ke Swiss bersama ayah, ibu, dan adiknya. Ayahnya saat itu diutus negara sebagai Duta Besar Istimewa untuk Eropa bagian Utara dan Timur. Di Swiss, ia langsung naik kelas 8 tanpa menjalani kelas 7 di College du Leman, Geneva.
Setelah lulus SMA, Sara diterima di Universitas Virginia dengan Early Decision, fokus pada Drama dan Peradaban Kuno (Yunani dan Roma).
Pengunduran Diri dan Kontroversi
Meski mundur dari DPR RI, Sara menyatakan masih ingin menyelesaikan satu agenda penting di parlemen, yaitu pembahasan dan pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kepariwisataan di Komisi VII DPR RI. Ia mengungkapkan bahwa keputusannya untuk mundur tidak lepas dari kontroversi pernyataannya dalam sebuah podcast pada Februari 2025. Potongan video tersebut kembali viral pada Agustus 2025 dan menimbulkan gelombang kritik publik.
Ia menyampaikan permohonan maaf atas ucapan yang telah menyakiti banyak pihak. “Kesalahan sepenuhnya ada di saya,” ujarnya. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada para pemilih di Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu yang telah mempercayakan suara kepadanya pada Pemilu 2024.
Sara terpilih sebagai anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jakarta 3. Ia kemudian ditempatkan di Komisi VII DPR RI yang membidangi perindustrian, UMKM, ekonomi kreatif, pariwisata, dan sarana publikasi.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!