Pertumbuhan Sektor Mamin 6,15%, Industri Biskuit Diprediksi Stabil

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Pertumbuhan Industri Biskuit di Tengah Kondisi Makro yang Tidak Pasti

Seiring dengan kinerja positif sektor makanan dan minuman (mamin) sejak awal tahun, industri biskuit diprediksi mampu bertumbuh meskipun menghadapi berbagai tantangan makroekonomi. Sektor mamin tetap menjadi motor utama dari industri pengolahan nonmigas di Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian, kontribusi sektor ini mencapai 41% terhadap PDB industri nonmigas dan 6,94% terhadap PDB nasional pada kuartal II-2025.

Selama periode tersebut, industri mamin tumbuh sebesar 6,15% secara tahunan (yoy) dengan nilai ekspor mencapai US$ 37,38 miliar. Meskipun masih mengimpor sebesar US$ 10,42 miliar, sektor ini tetap mencatat surplus perdagangan sebesar US$ 26,96 miliar. Dari sisi investasi, realisasi di sektor mamin mencapai Rp 46,17 triliun dalam periode yang sama.

Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kemenperin, Merrijantij Punguan, menyampaikan bahwa potensi industri biskuit juga terdorong oleh tren pertumbuhan positif sektor mamin. Targetnya, industri biskuit bisa tumbuh sejalan dengan target industri nasional, yaitu sebesar 5,4% hingga akhir tahun.

Terdapat beberapa faktor yang mendukung pertumbuhan industri biskuit. Salah satunya adalah supply komoditas pendukung seperti kakao dan gandum. Untuk kakao, pemerintah saat ini sedang memperkuat kerja sama dengan swasta untuk meningkatkan produksi yang sempat menurun. Selain itu, Kemenperin fokus mengejar target produksi kakao sebesar 1 ton per hektare per tahun.

Sementara itu, gandum diuntungkan dengan komitmen impor pertanian dari Amerika Serikat senilai US$ 4,5 miliar. Dengan tambahan impor ini, pasokan tepung sebagai bahan baku biskuit berpotensi meningkat.

Pelaku usaha produk biskuit juga melihat prospek yang cerah. Marfusita Hamburgiwati, Head of Corporate & Government Affairs Mondelez Indonesia, menyebutkan bahwa segmen makanan ringan, termasuk biskuit, memiliki pasar yang luas. Menurutnya, tren permintaan konsumen terus membaik setelah masa pandemi dan kondisi ekonomi yang sulit. Masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan ngemil yang tinggi, sehingga membuka peluang besar bagi industri biskuit.

Namun, industri biskuit tetap menghadapi tantangan, baik dari luar maupun dalam. Tantangan eksternal terkait iklim perdagangan dan risiko konsumsi yang dikhawatirkan masyarakat terkait keseimbangan gizi dan kesehatan. Untuk menghadapi hal ini, Mondelez sebagai produsen Oreo dan merek biskuit global lainnya berupaya menjaga permintaan dengan mendorong kebiasaan ngemil yang bijak. Perseroan juga memastikan penggunaan bahan baku yang tepat dan berkelanjutan. Ke depan, pertumbuhan mereka rata-rata mengikuti pergerakan industri mamin nasional, yaitu sekitar 6%.

PT Mayora Indah Tbk (MYOR) juga memastikan produksi biskuit tetap berjalan normal sejak awal tahun di tengah ketidakpastian harga bahan baku. Gejolak harga komoditas sejak tahun lalu menjadi beban tersendiri bagi perseroan, terlihat dari peningkatan beban pokok penjualan pada semester I-2025 sebesar 16,51% yoy. Namun, dengan berbagai upaya penyesuaian harga, perseroan mengklaim produksi tetap stabil.

“Produksi tetap aman, tidak ada gangguan. Penjualan kami juga masih tumbuh sekitar 9% di semester I-2025,” jelas manajemen Mayora kepada media. Secara keseluruhan, Mayora menargetkan pertumbuhan penjualan sebesar 9% pada tahun ini, lebih tinggi dibandingkan proyeksi pertumbuhan industri mamin nasional.

Sejauh ini, perseroan menilai permintaan dan penjualan biskuit masih menunjukkan tren positif. Namun, daya beli masyarakat secara keseluruhan dinilai menjadi katalis penentu kinerja industri. “So far penjualan naik, bahan baku aman, tidak ada kendala pasokan. Tantangannya lebih ke kondisi ekonomi makro dan daya beli konsumen. Selama ekonomi tumbuh positif, industri mamin, termasuk biskuit, tetap stabil,” sebut manajemen.