
Peran Tiongkok dalam Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus di Indonesia
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Indonesia telah menjadi salah satu fokus utama dalam upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui investasi dan pengembangan sektor strategis. Salah satu negara yang memberikan kontribusi signifikan adalah Tiongkok, yang tidak hanya membawa modal tetapi juga teknologi serta jaringan rantai pasok yang memperkuat industri nasional.
Menurut Muhammad Zulfikar Rakhmat, Direktur dari Tiongkok-Indonesia dan Indonesia-Middle East and North Africa Center of Economic and Law Studies (Celios), kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok melalui skema Two Countries Twin Parks (TCTP) menunjukkan komitmen yang kuat. Salah satu contohnya adalah KEK Batang yang telah memiliki MoU dengan Tiongkok dengan nilai investasi mencapai Rp 60 triliun di tahap awal. Selain itu, KEK Bintan juga merupakan salah satu dari tiga kawasan TCTP yang sedang dikembangkan.
Zulfikar menyatakan bahwa peran Tiongkok dalam perekonomian Indonesia sangat terlihat, terutama dalam sektor hilirisasi nikel, manufaktur, dan proyek infrastruktur seperti Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Ia menekankan bahwa Tiongkok bukan hanya menyediakan modal, tetapi juga teknologi dan jaringan rantai pasok. Namun, data spesifik mengenai kontribusi Tiongkok di 25 KEK masih belum tersedia secara detail.
Di bawah pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, arah kerja sama Indonesia-Tiongkok semakin strategis, dengan fokus pada perdagangan, investasi, teknologi, dan rantai pasok. Beberapa MoU baru telah disepakati dengan Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang, yang bertujuan untuk pengembangan kawasan industri baru. "Mau bikin kawasan ala 'Shenzhen'-nya Indonesia," ujar Zulfikar.
Meski demikian, ia mengingatkan pentingnya tata kelola yang kuat, transfer teknologi, dan kepentingan nasional dalam transformasi ini. "Arahnya pragmatis, tapi harus lebih ketat agar manfaat bagi Indonesia maksimal," tambahnya.
Berdasarkan data semester I 2025, total investasi Tiongkok ke Indonesia mencapai USD 3,6 miliar, turun 8 persen dibandingkan semester I tahun lalu. Porsi Penanaman Modal Asing (PMA) secara keseluruhan sebesar Rp 432,6 triliun, dengan kontribusi terbesar di sektor hilirisasi mencapai Rp 280,8 triliun. "Tiongkok sebagai penyumbang sekitar 13,2 persen dari total PMA ke Indonesia," ujarnya.
Zulfikar menekankan bahwa volume investasi besar tidak otomatis menjamin manfaat maksimal jika tidak didukung kebijakan yang melindungi kepentingan lokal. Tantangan seperti minimnya serapan tenaga kerja lokal, lemahnya transfer teknologi, dampak lingkungan, dan potensi ketergantungan terhadap satu negara masih menjadi isu yang relevan. "Jangan sampai ketergantungan," tegasnya.
Sekretaris Kementerian Koordinator (Sesmenko) Bidang Perekonomian selaku Ketua Tim Pelaksana Dewan Nasional KEK Susiwijono Moegiarso menyampaikan bahwa realisasi KEK hingga 30 Juni 2025 secara kumulatif mencapai Rp 294,4 triliun. Jumlah tersebut tersebar di 25 KEK di berbagai daerah. Fokusnya mencakup sektor industri, manufaktur, digital, pariwisata, kesehatan, serta jasa lainnya seperti Maintenance Repair Overhaul (MRO).
"Dengan tambahan investasi Rp 40,48 triliun sepanjang semester I 2025, didominasi oleh KEK sektor industri pengolahan dan manufaktur seperti KEK Gresik, Galang Batang, Kendal, Tanjung Sauh, dan Sei Mangkei," terang Susi.
KEK berhasil menyerap 28.094 tenaga kerja atau 56,4 persen dari target tahun ini. Menambah total penyerapan tenaga kerja menjadi 187.376 orang dengan 442 pelaku usaha. Didominasi oleh KEK Gresik, Industropolis Batang, Kendal, Nongsa, dan Mandalika.
Dari sisi perdagangan, beberapa KEK seperti Sei Mangkei, Palu, Bitung, Arun Lhokseumawe, Galang Batang, Kendal, dan Gresik turut memperkuat daya saing ekspor. Dengan kontribusi sebesar Rp 20,33 triliun hingga pertengahan 2025. Ini membuktikan kebijakan hilirisasi dan pengembangan KEK berhasil menarik investasi global, memperkuat ekspor, serta membuka peluang besar bagi tumbuhnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di berbagai daerah.
"Di KEK Gresik, PT Freeport Indonesia meresmikan pabrik smelter terbesar di dunia. Fasilitas ini tidak hanya memperkuat industri tembaga nasional, tetapi juga menghasilkan emas hingga 52 ton per tahun dari hasil pengolahan 6.000 ton lumpur anoda," bebernya.
Pemerintah akan menetapkan 6 KEK baru. Namun masih menunggu persetujuan dari Presiden Prabowo Subianto dalam bentuk Peraturan Pemerintah (PP). Salah satu KEK yang akan dibentuk adalah KEK Halal Sidoarjo.
"KEK Halal Sidoarjo akan menjadi bagian halal value chain di dunia yang potensinya sangat besar sekali untuk melibatkan Indonesia di dalam rantai pasok industri halal," ujarnya.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!