Pencarian Korban Banjir Bandang Nagekeo Hari Kedua, Hasil Masih Kosong

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Operasi Pencarian Korban Banjir Bandang di Nagekeo Masih Berlangsung

Tim SAR gabungan terus melanjutkan operasi pencarian terhadap empat korban yang hilang akibat banjir bandang yang melanda Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Operasi ini telah berlangsung selama dua hari sejak kejadian. Namun hingga Rabu, 10 September 2025 sore, belum ada hasil yang signifikan dari upaya pencarian.

Kepala Subseksi Operasi dan Siaga Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere, Fathur Rahman, menjelaskan bahwa pencarian dilakukan sejak pukul 07.00 hingga 17.30 WITA. Ia menyampaikan bahwa hasil yang diperoleh masih nihil. Pencarian fokus dilakukan di aliran sungai Desa Sawu, Kecamatan Mauponggo hingga ke Muara sejauh 2,13 kilometer. Operasi SAR akan dilanjutkan pada hari ketiga, yaitu tanggal 11 September 2025.

Untuk memperkuat operasi, Tim SAR gabungan menerima tambahan personel sebanyak tujuh orang rescuer dari Kantor SAR Maumere. Fathur berharap dukungan personel ini dapat mempercepat proses pencarian dan membantu menemukan seluruh korban yang hilang.

Banjir bandang di Kecamatan Mauponggo terjadi pada Senin, 8 September 2025 setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut sejak pagi hingga petang. Aliran air yang deras menyebabkan sungai meluap dan mengakibatkan banjir bandang yang menelan korban jiwa.

Daftar Korban Banjir Bandang di Nagekeo

Berdasarkan data BPBD Kabupaten Nagekeo, terdapat delapan korban, dengan rincian empat orang meninggal dunia dan empat lainnya masih dalam pencarian. Berikut daftar korban yang masih dalam pencarian:

  • Mariano Tom Busa Jago (29), warga Desa Sawu, Mauponggo.
  • Achiles Agustinus Busa Jago (13 bulan), warga Desa Sawu, Mauponggo.
  • Sebastiana So’o (42), warga Desa Sawu, Mauponggo.
  • Desiderius Geraldi (14 bulan), warga Desa Sawu, Mauponggo.

Sementara itu, daftar korban meninggal dunia adalah sebagai berikut:

  • Elgius Sopi Bela (35), warga Desa Sawu, Mauponggo.
  • Fancelina Meli Boa (60), warga Desa Sawu, Mauponggo.
  • Maria Kondriani F. Nua (6 bulan), warga Desa Sawu, Mauponggo.
  • Agustinus Lena, warga Desa Lokalaba, Mauponggo (meninggal akibat shock berat).

Operasi SAR hari ketiga dijadwalkan akan kembali dilakukan pada Kamis, 11 September 2025. Dalam operasi ini, tim akan melakukan penyisiran jalur sungai dan memperluas area pencarian.

Pemkab Nagekeo Tetapkan Status Darurat Bencana

Bupati Nagekeo, Simplisius Donatus, dalam pernyataan bencana nomor 300.2/BPBD-NGK/6/09/2025, menyatakan bahwa banjir dan banjir bandang terjadi hampir merata pada empat kecamatan di wilayah selatan Kabupaten Nagekeo, yaitu Kecamatan Boawae, Kecamatan Mauponggo, Kecamatan Keo Tengah, dan Kecamatan Nangaroro.

Dari kejadian bencana tersebut, beberapa korban jiwa dan orang hilang akibat tersapu banjir. Menanggapi situasi ini, Pemerintah Kabupaten Nagekeo menetapkan keadaan darurat bencana. Bupati Simplisius menyebut bahwa langkah-langkah strategis dan tindakan cepat diperlukan untuk melakukan pertolongan dan evakuasi korban bencana, pemulihan sarana prasarana vital dasar, serta dukungan logistik terhadap warga terdampak dan pengungsi.

Selain itu, diperlukan juga tindakan cepat siaga darurat untuk mengantisipasi potensi bencana susulan dan bencana sekunder lainnya, karena hujan masih berpotensi terjadi di empat wilayah kecamatan tersebut.

Mengingat potensi anomali cuaca baik ekstrim basah maupun ekstrim kering masih akan terus berlangsung hingga memasuki bulan Desember 2025, Bupati Nagekeo meminta semua pihak untuk selalu siap siaga secara aktif mengantisipasi potensi bencana susulan yang lebih besar serta bencana sekunder lainnya seperti kebakaran, hama atau penyakit, keamanan, serta gagal tanam atau gagal panen.