Pemuda Unisba, Kembangkan Karakter dan Adaptasi Digital

Program Pembinaan Mahasiswa Baru di Fikom Unisba

Ratusan mahasiswa baru dari Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Islam Bandung (Unisba) mengikuti kegiatan Program Pembinaan Mahasiswa Baru (PPMB) atau Ta’aruf. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan dunia kampus kepada para siswa yang baru saja memasuki jenjang perkuliahan. Dengan berbagai aktivitas dan materi yang disampaikan, peserta diharapkan dapat lebih memahami lingkungan akademik serta menjalin hubungan dengan sesama mahasiswa.

Dalam acara tersebut, Dekan Fikom Unisba, Prof Dr Atie Rachmatie, menyampaikan bahwa mahasiswa baru harus mampu beradaptasi dengan dinamika dunia komunikasi yang berkembang sangat cepat. Perubahan ini menuntut mahasiswa untuk tidak hanya bisa beradaptasi, tetapi juga membangun kepribadian yang kuat. Menurut Atie, kemampuan beradaptasi merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam menghadapi tantangan masa depan, terutama dalam era digital yang semakin pesat.

“Orang yang berhasil itu adalah orang yang bisa beradaptasi,” ujarnya saat diwawancarai di kampus Unisba, Jalan Tamansari, Kota Bandung, pada Jumat (19/9/2025). Ia menekankan bahwa teknologi digital menjadi bagian penting dalam proses belajar mengajar, sehingga mahasiswa perlu memahami dan menguasainya.

Untuk mendukung pengembangan kemampuan tersebut, Unisba menyediakan tujuh laboratorium lengkap yang mencakup berbagai bidang seperti radio, televisi, grafis, multimedia, hingga film. Laboratorium-laboratorium ini dirancang khusus untuk memberikan pengalaman langsung kepada mahasiswa, terutama generasi Z, dalam mengenal dunia media digital.

Namun, Atie menegaskan bahwa teknologi canggih bukanlah segalanya. Di tengah arus perubahan yang begitu cepat, mahasiswa harus tetap memiliki jati diri yang kuat dan nilai-nilai agama sebagai dasar dalam hidupnya. Ia menekankan bahwa mereka harus selalu ingat akan adanya hari esok dan akhirat.

“Kepribadian yang kuat dan karakter menjadi sangat penting,” tambahnya. Dengan demikian, mahasiswa diharapkan tidak hanya fokus pada aspek teknologi, tetapi juga pada pembentukan pribadi yang tangguh dan bermoral.

Selain fasilitas dan pendidikan akademik, Unisba juga menyiapkan pendampingan melalui layanan konseling dan psikolog yang siap membantu mahasiswa menghadapi berbagai tantangan. Para dosen, terutama yang masih muda, didorong untuk menyamakan persepsi dalam membimbing mahasiswa agar mereka tetap semangat dan tidak mudah menyerah.

Atie menambahkan bahwa kampus ini dikenal sebagai ‘kampus perjuangan’. Hal ini mengacu pada visi Unisba dalam mengajarkan mahasiswa untuk melawan kemiskinan, kebodohan, dan ketidakadilan. Ia menekankan bahwa perjuangan yang dilakukan oleh mahasiswa tidak hanya terbatas pada isu-isu politik atau pihak tertentu, tetapi juga pada masalah sosial yang nyata.

Ia juga menyoroti pentingnya peran orang tua dan lingkungan dalam membentuk karakter mahasiswa. Proses pencarian jati diri tidak cukup hanya dilakukan di kampus, tetapi juga membutuhkan dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar.

“Generasi muda sedang mencari identitas, bagaimana penilaian orang, dan itu memang perlu dukungan dari keluarga dan lingkungan,” pungkasnya. Dengan demikian, Unisba berkomitmen untuk membentuk mahasiswa yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki kepribadian yang kuat dan berakhlak.