Raihan, Anak Pengupas Bawang yang Kini Bisa Sekolah Berkat Sekolah Rakyat

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Raihan, Anak Pengupas Bawang yang Kini Bisa Sekolah Berkat Sekolah Rakyat

Harapan Baru untuk Pendidikan Anak dari Keluarga Sederhana

Di tengah keterbatasan ekonomi yang dihadapi keluarga Marhani, seorang ibu rumah tangga di Makassar, muncul harapan baru berkat program Sekolah Rakyat. Anak kedua mereka, Muhammad Raihan Firmansyah, kini bisa menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 26 Makassar. Program ini diharapkan menjadi jalan terang bagi banyak anak-anak dari keluarga kurang mampu.

Marhani mengungkapkan rasa syukur yang mendalam atas kesempatan yang diberikan kepada putranya. Ia menyebutkan bahwa dengan adanya SRMA, beban ekonomi keluarganya sedikit berkurang. “Alhamdulillah, bersyukur sekali dengan anak saya sekolah di sana. Setidaknya mengurangi sedikit beban ekonomi,” katanya dengan mata berkaca-kaca.

Marhani menghabiskan waktu sehari-hari dengan pekerjaan sebagai pengupas bawang. Ia mendapat upah Rp1.000 per kilogram dan bekerja dari subuh hingga malam hari. Dalam pekerjaannya, ia dibantu oleh anak-anaknya, termasuk Raihan. “Bantu-bantu saya. Kalau misalnya ada bawang masuk, yang pergi angkut rumahnya bos, baru dibawa ke rumah. Setelah itu bersih, dibawa lagi ke sana, ditimbang,” ujarnya menjelaskan proses kerjanya.

Sementara suami Marhani membuka bengkel tambal ban, penghasilannya tidak stabil karena minimnya pelanggan. Hal ini membuat keluarga semakin bergantung pada penghasilan dari pekerjaan mengupas bawang.

Kabar Raihan diterima di SRMA 26 Makassar memberikan kelegaan bagi keluarga. Ia mengaku tak pernah membayangkan bisa kembali bersekolah. “Saya tidak kebayang akan sekolah lagi, karena memang keadaan ekonomi keluarga saya lagi sulit,” ujarnya.

Kini, Raihan tinggal di asrama sekolah. Meskipun merindukan keluarga dan tidak lagi bisa membantu ibunya mengupas bawang, ia merasa bahagia dengan kondisi belajarnya. Di sekolah, ia mendapatkan makanan bergizi setiap hari, bertemu teman-teman baru, serta ikut dalam ekstrakurikuler badminton—olahraga favoritnya.

“Bagus. Lengkap, ada meja belajar, kipas, tempat tidur nyaman,” tuturnya menggambarkan fasilitas di sekolah.

Awalnya, Raihan bercita-cita menjadi dokter, tetapi setelah belajar di SRMA, ia ingin menjadi polisi. “Polisi. Supaya bisa menangkap orang kriminal,” katanya penuh semangat.

Marhani terus memberi dorongan kepada Raihan agar belajar dengan sungguh-sungguh. Ia selalu mengunjungi Raihan di asrama setiap akhir pekan. “Belajar yang baik, semoga cita-citamu tercapai,” pesannya.

Ia juga berharap program Sekolah Rakyat terus berlanjut agar lebih banyak anak-anak dari keluarga tidak mampu bisa merasakan pendidikan yang layak. “Harapan saya ini sama Pak Prabowo, mudah-mudahan tepat sasaran lagi. Karena masih banyak lagi di luar sana yang seperti kami, yang ingin bersekolah, tapi karena biaya tidak mampu,” ujarnya dengan penuh haru.

Raihan juga menyampaikan rasa syukurnya atas kesempatan yang diberikan. “Semoga Sekolah Rakyat ini selalu terus ada, agar orang-orang seperti saya terbantu,” katanya.