Pakar Bicara Perbedaan Vanenburg dan Shin Tae-yong

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Harapan Timnas U23 Indonesia untuk Piala Asia 2026 Sirna

Di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur, pada malam hari Selasa (9/9/2025), harapan Timnas U23 Indonesia untuk melangkah ke putaran final Piala Asia U-23 2026 pupus. Dalam laga terakhir Grup J, Garuda Muda harus menerima kekalahan dari Korea Selatan dengan skor 0-1. Gol yang tercipta pada menit ke-7 oleh Hwang Doyun menjadi penentu kemenangan tim lawan.

Meskipun Arkhan Fikri dan rekan-rekannya berusaha keras untuk menyamakan kedudukan, skor tetap tidak berubah hingga peluit panjang berbunyi. Hasil ini membuat Timnas U23 Indonesia menutup fase grup di posisi kedua klasemen akhir dengan empat poin. Sayangnya, angka tersebut tidak cukup untuk memenuhi syarat lolos ke putaran final yang akan digelar di Arab Saudi.

Kritik terhadap Pelatih Gerald Vanenburg

Kegagalan ini menambah catatan buruk pelatih asal Belanda, Gerald Vanenburg, sejak ia ditunjuk oleh PSSI pada Januari 2025 lalu. Sebelumnya, ia juga gagal membawa Indonesia meraih prestasi di ASEAN U23 Championship 2025. Hal ini membuat nama Shin Tae-yong kembali mencuat dalam kalangan suporter timnas Indonesia.

Prestasi emas Shin Tae-yong bersama Timnas U23 saat melaju hingga semifinal Piala Asia U23 2024 masih menjadi tolok ukur yang sulit ditandingi. Saat laga berlangsung, atmosfer kekecewaan suporter sangat terasa. Di menit ke-75, teriakan "Shin Tae-yong" menggema dari tribun timur hingga selatan VIP. Bahkan dari tribun utama terdengar umpatan keras yang meminta pelatih asal Korea Selatan itu kembali.

Perbandingan dengan Shin Tae-yong

Pengamat sepak bola nasional, Kesit B Handoyo, menilai bahwa perbandingan antara Gerald Vanenburg dan Shin Tae-yong adalah hal yang wajar. Ia menjelaskan bahwa saat ditangani Shin Tae-yong, Timnas U23 Indonesia berhasil mencapai hasil yang lebih baik, termasuk pertama kali lolos ke semifinal Piala Asia U23 2024.

“Selain itu, mereka berhasil mengalahkan Korea Selatan dan Australia, sehingga torehan Shin Tae-yong dinilai begitu membanggakan,” ujarnya. Menurut Kesit, perbandingan ini wajar karena prestasi Vanenburg belum mampu mencapai level yang sama.

Ia menambahkan bahwa Vanenburg harus siap menanggung risiko reputasi karena prestasi pendahulunya lebih baik. “Vanenburg memiliki catatan tidak bagus debutnya bersama Timnas U23 setelah gagal di Piala AFF dan gagal meloloskan Indonesia ke Piala Asia,” kata Kesit.

Tanda-Tanda Kegagalan

Menurut Kesit, kegagalan Indonesia untuk lolos ke Piala Asia U23 2026 sudah bisa diprediksi sejak laga pertama Grup J melawan Laos yang hanya berakhir imbang tanpa gol. Dari situ, sudah mulai terlihat bahwa performa tim tidak cukup kuat untuk menghadapi Korea Selatan.

“Korea Selatan memiliki kualitas yang jauh lebih unggul dibandingkan Indonesia. Selama menjalani Kualifikasi Piala Asia U23 2026 grup C, mereka menang telak mengalahkan Makau (5-0) dan Laos (7-0), serta menang tipis atas Indonesia (1-0),” jelas Kesit.

Indonesia meskipun menang dari Makau, tetapi performa yang ditunjukkan tidak cukup untuk mengalahkan Korea Selatan. Meski dua lawan lainnya, Laos dan Makau, biasa saja, tetapi Indonesia gagal mengalahkan Laos yang berakhir imbang (0-0) dan baru menang telak melawan Makau (5-0).

“Harusnya menang lawan Laos dan Makau, kemudian hidup-mati lawan Korea Selatan. Itu akan lebih enak perjalanannya meskipun tidak gampang. Faktanya Indonesia semakin terpuruk setelah gagal mendapatkan poin, setelah dikalahkan Korea Selatan,” tutup Kesit.