
OJK Mendorong Perbankan Sesuaikan Suku Bunga Secara Bertahap
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengimbau perbankan untuk menyesuaikan tingkat suku bunganya secara bertahap. Hal ini dilakukan sebagai respons terhadap penurunan suku bunga acuan yang telah dilakukan oleh Bank Indonesia. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menjelaskan bahwa langkah ini dilakukan agar tetap sejalan dengan kondisi pasar dan menjaga rasio keuangan yang sehat. Selain itu, imbauan ini juga dimaksudkan untuk mencegah terjadinya persaingan bunga yang tidak sehat.
Tren Penurunan Suku Bunga Kredit
Dian menyampaikan bahwa seiring dengan penurunan BI rate, suku bunga kredit perbankan juga menunjukkan tren penurunan. Pada Juli 2025, rata-rata tertimbang suku bunga kredit rupiah turun sebesar 7 basis poin (bps) dibanding tahun sebelumnya. Penurunan ini terutama terjadi pada kredit produktif.
Ia menegaskan bahwa biasanya penurunan BI rate akan diikuti oleh penurunan bunga kredit dengan jeda waktu tertentu. Oleh karena itu, diperkirakan tren penurunan suku bunga kredit akan terus berlanjut sepanjang tahun 2025.
Ruang Penurunan Suku Bunga Masih Ada
Menurut Dian, masih terdapat ruang untuk penurunan suku bunga kredit lebih lanjut. Hal ini didorong oleh ekspektasi penurunan suku bunga global di paruh kedua 2025 serta penurunan BI rate menjadi 5 persen per 20 Agustus 2025. Namun, penurunan suku bunga tersebut bergantung pada struktur biaya dana (Cost of Fund/CoF) tiap bank. Sebagian bank masih mengandalkan dana mahal seperti time deposit dalam komposisi dana pihak ketiga (DPK).
Untuk menciptakan ruang penurunan bunga kredit yang lebih signifikan, Dian menyarankan bank untuk mengelola strategi pendanaan dengan meningkatkan porsi dana murah.
Pentingnya Transparansi dalam Industri Perbankan
Di samping itu, Dian menekankan bahwa industri perbankan nasional harus tetap menjaga transparansi dan perlindungan konsumen dalam menyampaikan informasi terkait produk perbankan. Hasil revisi Rencana Bisnis Bank Umum (RBB) pada paruh pertama 2025 menunjukkan adanya penyesuaian target menjadi lebih konservatif akibat perubahan kondisi makroekonomi dan dinamika global.
Meski demikian, OJK memproyeksikan kinerja perbankan pada tahun ini tetap stabil dengan pertumbuhan kredit yang sedikit termoderasi dari target. Langkah ini sejalan dengan upaya bank untuk tetap berhati-hati dalam menyalurkan kredit, khususnya pada segmen berisiko tinggi, namun tetap ekspansif pada sektor-sektor yang berkontribusi besar terhadap perekonomian dan memiliki prospek baik.
Kondisi Pasar dan Kebijakan Moneter
Bank Indonesia telah melakukan penurunan suku bunga acuan sebanyak empat kali. Meskipun begitu, masih ada ruang untuk penurunan suku bunga lebih lanjut. Kebijakan moneter yang diambil oleh Bank Indonesia mencerminkan upaya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sambil tetap menjaga stabilitas harga dan sistem keuangan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!