
Inovasi SISAPA: Solusi Berkelanjutan untuk Masalah Sampah Plastik di Mamuju Tengah
Di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap peningkatan volume sampah, khususnya sampah plastik, Pemerintah Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng) di Sulawesi Barat (Sulbar) meluncurkan inovasi baru yang diberi nama Sikat Sampah Plastik (SISAPA). Inisiatif ini diapresiasi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Mateng, Litha Febriani, sebagai upaya strategis dalam menangani isu lingkungan yang semakin mendesak.
Litha menjelaskan bahwa program SISAPA dirancang sebagai proyek perubahan yang bertujuan mengatasi masalah sampah, khususnya sampah plastik. Dengan data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Mateng, volume sampah yang diangkut setiap hari mencapai 20 ton. Sampah tersebut terdiri dari campuran sampah organik dan non-organik. Angka ini diprediksi akan terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi masyarakat. Jika tidak ditangani secara tepat, sampah plastik bisa berpotensi mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan masyarakat.
Menurut Litha, keberhasilan program ini sangat bergantung pada kolaborasi seluruh elemen masyarakat. "Kita berharap, SISAPA ini menjadi proyek perubahan yang bersentuhan langsung dengan keberlanjutan lingkungan," ujarnya.
Proyek Perubahan yang Menyentuh Kehidupan Masyarakat
Kepala DLH Mateng, Asmuni, menjelaskan bahwa SISAPA adalah bagian dari proyek perubahan yang digagas pihaknya. "Alhamdulillah, hari ini kita launching," ucapnya. Program ini dirancang untuk melibatkan masyarakat dalam memilah sampah dari rumah, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, serta memanfaatkan kembali sampah menjadi produk bernilai.
Selain fokus pada kebersihan lingkungan, SISAPA juga diarahkan untuk membuka peluang ekonomi bagi masyarakat. Salah satu bentuk implementasinya adalah bank sampah yang dikelola oleh masyarakat sendiri. Saat ini, sudah ada dua bank sampah yang beroperasi, yaitu di Desa Mahahe dan Palongaan. Bank sampah ini diberi nama Warung Transaksi Sampah Plastik (Watsap).
Dalam operasionalnya, masyarakat dapat menukar sampah mereka dengan sembako, pulsa listrik, atau retribusi sampah. Ini memberikan insentif bagi masyarakat untuk ikut serta dalam pengelolaan sampah secara mandiri.
Peluang Ekonomi dari Pengelolaan Sampah
Asmuni menambahkan bahwa SISAPA juga akan memfasilitasi pelaku usaha kecil menengah (UMKM) daur ulang. Selain itu, program ini juga akan menyediakan pelatihan keterampilan berbasis limbah rumah tangga yang memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pengelolaan sampah bukan hanya tentang kebersihan, tetapi juga menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat.
Beberapa inisiatif lain yang dijalankan melalui SISAPA antara lain:
- Pemberdayaan masyarakat dalam mengelola sampah.
- Penyuluhan dan edukasi tentang pentingnya pengurangan sampah plastik.
- Pembentukan komunitas peduli lingkungan yang aktif dalam menjaga kebersihan.
Program ini diharapkan dapat menjadi contoh nyata dari upaya pemerintah daerah dalam menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan. Dengan partisipasi aktif masyarakat, SISAPA diharapkan mampu menjadi solusi jangka panjang dalam menghadapi tantangan lingkungan di Mamuju Tengah.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!