
Perjalanan Hasan Nasbi dari Kepala PCO hingga Menjadi Komisaris Pertamina
Hasan Nasbi, mantan Kepala Kantor Komunikasi Presiden (PCO), kini menjadi sorotan publik setelah mengundurkan diri dari jabatannya. Pemutusan hubungan kerjanya terjadi pada 17 September 2025, setelah reshuffle kabinet dilakukan. Ia kemudian resmi ditunjuk sebagai Komisaris PT Pertamina (Persero) sejak 11 September 2025.
Pengumuman pengunduran dirinya dilakukan melalui akun Instagram @pco.ri. Dalam unggahan tersebut, Hasan menyampaikan rasa bangga atas pengalamannya memimpin PCO selama satu tahun terakhir. Ia juga menyampaikan permintaan maaf atas kesalahan yang mungkin terjadi selama masa kepemimpinannya. "Saya minta maaf kalau selama memimpin kalian ada banyak salah. Terima kasih semuanya," tulisnya dalam pesan tersebut.
Penunjukan Sebagai Komisaris Pertamina
Setelah meninggalkan jabatan di PCO, Hasan Nasbi resmi ditunjuk sebagai Komisaris Pertamina. Keputusan ini berdasarkan salinan keputusan para pemegang saham perusahaan. VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menjelaskan bahwa penunjukan Hasan dilakukan sesuai dengan SK Menteri BUMN dan Direktur Utama PT Danantara Asset Management.
Penunjukan Hasan sebagai Komisaris Pertamina didasarkan pada dua keputusan, yaitu SK-247/MBU/09/2025 dan SK.055/DI-DAM/DO/2025 tentang Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris PT Pertamina (Persero). Hal ini menunjukkan bahwa Hasan memiliki peran penting dalam dunia pemerintahan dan bisnis.
Latar Belakang Pendidikan dan Awal Karir
Hasan Nasbi lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, pada 11 Oktober 1979. Ia lulus dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia (UI) pada sekitar tahun 2004. Setelah lulus, ia tidak langsung terjun ke politik, melainkan memulai karier di dunia jurnalistik pada 2005 hingga 2006. Kemudian, ia beralih menjadi peneliti di Pusat Kajian Politik (Puskapol) UI antara tahun 2006-2008.
Dari sini, Hasan mulai membangun jejaring akademis dan pengalaman dalam membaca dinamika politik nasional. Hal ini menjadi dasar bagi kariernya di bidang politik dan komunikasi.
Konsultan Survei dan Aktivis Politik
Nama Hasan mulai dikenal di lingkaran politik nasional ketika ia aktif sebagai konsultan survei dan aktivis politik. Beberapa peran pentingnya antara lain:
- Pilkada DKI Jakarta 2012: Hasan terlibat dalam tim pemenangan Joko Widodo - Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
- Teman Ahok (2017): Ia menjadi inisiator gerakan relawan "Teman Ahok" yang mendukung pencalonan independen Ahok pada Pilkada DKI Jakarta.
- Pilpres 2024: Hasan menjadi bagian dari tim komunikasi pasangan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka. Dirinya bahkan tercatat sebagai anggota Gugus Tugas Sinkronisasi Bidang Komunikasi setelah pasangan tersebut menang.
Kepala PCO dan Pergeseran Jabatan
Setelah kemenangan Prabowo pada Pilpres 2024, Hasan dipercaya memimpin Kantor Komunikasi Presiden (PCO) yang dibentuk lewat Peraturan Presiden. Pelantikannya dilakukan pada 19 Agustus 2024. Di PCO, Hasan bertanggung jawab mengatur komunikasi kepresidenan, menjembatani hubungan pemerintah dengan publik, serta memastikan pesan kebijakan tersampaikan dengan baik.
Meski begitu, perjalanan Hasan di PCO tidak selalu mulus. Pada 21 April 2025, ia mengajukan surat pengunduran diri kepada Presiden melalui Mensesneg dan Seskab. Namun, surat tersebut ditolak oleh Presiden Prabowo, yang meminta Hasan tetap melanjutkan tugasnya.
Puncaknya terjadi pada 17 September 2025 saat reshuffle kabinet dilakukan. Hasan resmi diberhentikan dari jabatan Kepala PCO. Struktur lembaga pun dirombak, dari PCO menjadi Badan Komunikasi Pemerintah (BKP), dengan Angga Raka Prabowo ditunjuk sebagai kepala baru.
Meski tak lagi berada di lingkaran PCO, perjalanan Hasan di pemerintahan tidak berhenti. Ia kini dipercaya menempati posisi strategis sebagai Komisaris Pertamina. Ini menunjukkan bahwa Hasan memiliki kontribusi besar dalam dunia politik dan pemerintahan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!