
Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia yang Menjanjikan
Pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia terus menunjukkan peningkatan signifikan. Pada tahun 2024, nilai ekonomi digital mencapai USD 90 miliar, yang menunjukkan bahwa sektor ini menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional. Angka ini semakin memperkuat keyakinan bahwa digitalisasi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan ekonomi masyarakat.
Salah satu indikator penting dari adopsi layanan digital adalah jumlah transaksi QRIS yang tercatat oleh Bank Indonesia. Hingga kuartal II 2025, total transaksi QRIS mencapai Rp317 triliun, meningkat sebesar 121 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini menggambarkan semakin tingginya penggunaan sistem pembayaran digital, terutama di kalangan UMKM. Namun, untuk memastikan pertumbuhan ini berkelanjutan, diperlukan fondasi yang kuat, yaitu digital trust.
Digital trust menjadi elemen kunci dalam membangun kepercayaan masyarakat terhadap layanan digital. Tanpa adanya kepercayaan pada identitas digital dan keaslian transaksi, inovasi keuangan berbasis teknologi tidak akan mampu berkontribusi secara optimal terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini menjadi fokus utama dalam gelaran Indonesia Digital Bank Summit (IDBS) 2025, yang diinisiasi oleh Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH).
Forum strategis ini menekankan bahwa keamanan dan kepercayaan digital tidak hanya bergantung pada regulasi dan teknologi, tetapi juga pada penyedia layanan identitas digital yang dapat dipercaya. CEO Privy Marshall Pribadi, salah satu pembicara dalam acara tersebut, menjelaskan bahwa membangun digital trust bukan hanya soal teknologi, tetapi juga kolaborasi dan kepatuhan. Dengan identitas digital yang sah dan diakui negara, masyarakat maupun industri dapat bertransaksi dengan lebih aman dan percaya diri.
Privy sebagai penyelenggara sertifikasi elektronik (PSrE) menawarkan sertifikat elektronik yang memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan, khususnya bagi industri jasa keuangan. Sertifikat ini menjadi alat penting dalam memastikan keaslian dan keamanan transaksi digital, yang sangat vital dalam era digital saat ini.
Deputi Komisioner Pengawas Bank Swasta OJK, Indarto Budiwitono, menyoroti tantangan serius yang dihadapi dalam proses digitalisasi perbankan, khususnya dalam aspek keamanan. Ia menekankan bahwa bank perlu mengembangkan strategi digital yang agile dan terukur, tidak hanya dalam efisiensi, tetapi juga dalam menjawab ekspektasi nasabah yang semakin kompleks. Di satu sisi, digitalisasi membawa manfaat seperti layanan yang lebih cepat dan efisien. Di sisi lain, ia juga menimbulkan risiko, termasuk potensi serangan siber yang tinggi.
Untuk menghadapi tantangan ini, diperlukan investasi berkelanjutan dalam keamanan siber, analitik data, cloud, dan AI. Tujuannya adalah menjaga kepercayaan publik serta keberlangsungan bisnis bank. Investasi ini harus dilakukan secara konsisten agar sistem digital tetap aman dan dapat diandalkan.
Ketua Umum AFTECH, Pandu Sjahrir, menegaskan bahwa IDBS 2025 bukan sekadar forum dialog, tetapi ajang merumuskan solusi konkret untuk kemajuan ekosistem digital Indonesia yang tepercaya. Tahun ini, fokus utamanya adalah tiga keluaran utama: penguatan ketahanan siber dan pencegahan scam berbasis intelijen bersama, desain produk keuangan yang benar-benar inklusif bagi UMKM dan masyarakat underserved, serta arsitektur kolaborasi yang berkelanjutan.
Dengan pendekatan ini, keuangan digital yang tepercaya diharapkan mampu menjadi fondasi fundamental bagi pertumbuhan ekonomi yang aman, adil, dan berkelanjutan. Selain itu, hal ini juga dapat mendorong realisasi target pertumbuhan ekonomi nasional menuju angka 8% dalam waktu dekat.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!