Kenali Doomscrolling, Kebiasaan Menggulir Berita yang Merusak Kesehatan Mental

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Apa Itu Doomscrolling dan Dampaknya pada Kesehatan Mental

Doomscrolling adalah kebiasaan yang sering dilakukan tanpa disadari, yaitu terus-menerus menggulir layar ponsel untuk membaca berita buruk atau informasi negatif. Fenomena ini semakin umum terjadi seiring dengan meningkatnya penggunaan media sosial dan akses informasi yang tidak terbatas. Meski sadar bahwa aktivitas ini bisa merugikan kesehatan mental, banyak orang tetap terjebak dalam kebiasaan ini.

Menurut penjelasan dari beberapa ahli psikologi, doomscrolling merupakan kecenderungan seseorang untuk mencari dan mengonsumsi konten negatif secara berlebihan. Kebiasaan ini sering kali dilakukan di malam hari, ketika seseorang ingin tetap memperbarui informasi terbaru. Namun, dampaknya justru bisa sangat berbahaya bagi kesehatan mental.

Mengapa Doomscrolling Terjadi?

Psikolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM) menjelaskan bahwa kebiasaan ini muncul karena otak manusia memiliki bias terhadap informasi negatif. Secara psikologis, manusia cenderung lebih fokus pada hal-hal yang berbahaya atau mengancam sebagai bentuk mekanisme bertahan hidup. Di era digital, pola ini justru membuat orang sulit berhenti menggulir berita buruk yang bertebaran di media sosial.

Selain itu, Psikolog dari IPB University menyebutkan bahwa doomscrolling sering dikaitkan dengan zombiescrolling, yaitu kebiasaan menggulir layar tanpa tujuan jelas. Keduanya dapat memicu fenomena brain rot atau kelelahan otak akibat paparan informasi berlebihan, terutama yang bernuansa negatif.

Dampak Psikologis dari Doomscrolling

Kebiasaan ini tidak hanya membuang waktu, tetapi juga berdampak serius pada kesehatan mental. Menurut artikel dari Harvard Health Publishing, doomscrolling dapat meningkatkan kecemasan, rasa khawatir berlebihan, stres kronis, hingga gangguan tidur.

Penelitian yang dimuat dalam Jurnal FLE (2022) menunjukkan adanya hubungan antara doomscrolling dengan meningkatnya gejala depresi, terutama pada kelompok usia muda yang paling aktif menggunakan media sosial. Psikiater UGM juga mengingatkan bahwa kebiasaan ini bisa menurunkan produktivitas. Alih-alih mendapatkan informasi yang bermanfaat, individu justru terjebak dalam lingkaran kecemasan yang melelahkan.

Selain itu, paparan berita buruk yang terus-menerus dapat membuat seseorang memiliki pandangan dunia yang lebih pesimis, bahkan meningkatkan risiko learned helplessness atau rasa tidak berdaya menghadapi keadaan. Jika berlangsung dalam jangka panjang, doomscrolling juga berpotensi memengaruhi kualitas hubungan sosial. Individu yang sering cemas karena berita negatif cenderung menarik diri, mudah lelah, dan sulit fokus ketika berinteraksi dengan orang lain.

Bagaimana Cara Mengatasinya?

Menghentikan doomscrolling memang tidak mudah, mengingat media sosial dirancang untuk membuat penggunanya betah berlama-lama. Namun, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan:

  • Batasi waktu penggunaan media sosial. Tetapkan jadwal khusus untuk mengakses berita dan hindari scrolling berlebihan sebelum tidur.
  • Pilih sumber informasi terpercaya. Fokus pada media yang menyajikan berita faktual dan seimbang, bukan hanya sensasi negatif.
  • Terapkan digital detox. Luangkan waktu tanpa gawai, misalnya satu jam sebelum tidur, untuk memberi ruang istirahat bagi otak.
  • Alihkan perhatian pada aktivitas positif. Membaca buku, olahraga ringan, atau meditasi bisa menjadi alternatif yang lebih menenangkan.
  • Sadari pola pikir. Melatih self-awareness dapat membantu individu berhenti ketika mulai tenggelam dalam doomscrolling.
  • Gunakan fitur pengingat aplikasi. Beberapa platform media sosial kini memiliki pengingat waktu penggunaan. Memanfaatkannya bisa membantu mengurangi kebiasaan berlebihan.

Psikolog IPB menambahkan bahwa mencari dukungan sosial juga penting. Dengan berdiskusi bersama teman atau keluarga tentang perasaan yang muncul, individu bisa mengurangi kecenderungan mencari pelarian lewat doomscrolling. Jika kebiasaan ini sudah mengganggu kesehatan mental secara signifikan, langkah terbaik adalah berkonsultasi dengan profesional, seperti psikolog atau psikiater.

Mengapa Isu Ini Penting?

Fenomena doomscrolling semakin relevan di era banjir informasi. Generasi muda, terutama Gen Z, seringkali ingin selalu terhubung dengan kabar terbaru. Namun, tanpa disadari, mereka rentan mengalami stres dan kelelahan mental karena paparan berita buruk yang terus-menerus.

Dengan memahami psikologi di balik kebiasaan ini, masyarakat diharapkan lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Doomscrolling bukan hanya soal waktu yang terbuang, tetapi juga tentang kesehatan mental yang perlu dijaga.