Kasus Malaria di Sumba Timur Menurun Tajam, Hanya 253 Kasus pada Juli 2025

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Kasus Malaria di Sumba Timur Menurun Tajam, Hanya 253 Kasus pada Juli 2025

Penurunan Kasus Malaria di Sumba Timur

Pengelola Program Malaria di Dinas Kesehatan Sumba Timur, Naomi Tamo Ina, menyampaikan bahwa jumlah kasus malaria di wilayah tersebut mengalami penurunan yang signifikan. Pada Juli 2025, tercatat hanya 253 kasus malaria. Meski demikian, upaya menuju target bebas malaria tetap dilakukan oleh pemerintah daerah.

Naomi menjelaskan bahwa penurunan ini terjadi setelah kasus melonjak tajam pada tahun 2022 akibat pembatasan ruang gerak dalam pemeriksaan dan penanganan Covid-19. Pada tahun 2021, jumlah kasus mencapai 1.758 kasus, meningkat menjadi 5.540 kasus pada 2022, kemudian turun menjadi 2.178 kasus pada 2023, dan 1.151 kasus pada 2024. Hingga Juli 2025, jumlah kasus berada di angka 253.

Kasus malaria saat ini tersebar di beberapa puskesmas dan rumah sakit di Sumba Timur. Di antaranya adalah Puskesmas Mahu dengan 32 kasus, Puskesmas Melolo dengan 24 kasus, Puskesmas Kataka dengan 22 kasus, Puskesmas Kananggar dengan 20 kasus, Puskesmas Tanaraing dengan 18 kasus, dan Puskesmas Nggongi dengan 14 kasus. Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Umbu Rara Meha Waingapu ada 28 kasus, sedangkan di RSK Lindimara terdapat 11 kasus.

Berdasarkan kelompok umur, penderita malaria terdiri dari bayi 0-11 bulan sebanyak 2 orang, anak-anak usia 1-4 tahun sebanyak 29 orang, usia 5-9 tahun sebanyak 52 orang, usia 10-14 tahun sebanyak 51 orang, dan usia 15 tahun ke atas sebanyak 119 orang. Dari segi jenis kelamin, tercatat 145 laki-laki dan 108 perempuan.

Naomi menilai bahwa sejumlah kebiasaan masyarakat dan budaya juga turut menjadi faktor penyebab penyebaran malaria. Misalnya, adat perkawinan yang biasa bermalam-malam persiapannya, di mana laki-laki bekerja menyiapkan tenda hingga larut malam. Selain itu, dalam adat kematian, banyak suku berkumpul tanpa menggunakan kelambu sehingga berpotensi terjadi penularan.

Selain itu, anak-anak yang mencari sinyal internet dan bermain game hingga ke bukit juga memiliki risiko tinggi terkena gigitan nyamuk. Untuk pemberantasan malaria, Dinas Kesehatan terus melakukan berbagai langkah. Salah satunya adalah menjalankan Instruksi Bupati yang mewajibkan 70 persen penduduk untuk diperiksa malaria. Hingga Juli 2025, capaian pemeriksaan telah mencapai 46,88 persen.

Beberapa langkah lain yang dilakukan adalah penaburan larvasida di tempat perindukan nyamuk, pemeriksaan pada ibu hamil dan anak-anak di puskesmas, penyemprotan dinding rumah dengan pestisida, serta pembagian kelambu, terutama untuk ibu hamil. “Beberapa tempat kita lakukan penyemprotan dinding rumah. Menempelkan pestisida di dinding rumah. Dengan harapan, nyamuk nempel di dinding dan mati,” jelas Naomi.

Tahun ini, akan didistribusikan sebanyak 152.900 lembar kelambu. Namun, Naomi mengungkapkan beberapa kendala dalam pemberantasan malaria. Salah satunya adalah masih ada masyarakat yang tidak peduli untuk memeriksa diri ke puskesmas. Faktor topografi juga ikut membatasi akses penelusuran terhadap kasus malaria ke sumbernya.

Ia berharap masyarakat dapat lebih kooperatif dalam melakukan pemeriksaan, minum obat hingga habis, serta menjaga kebersihan lingkungan. Jika ada warga dari luar yang masuk, sebaiknya dalam 24 jam sudah dilaporkan ke petugas untuk diperiksa. Kepala desa harus siaga, terutama jika berasal dari wilayah zona merah.

Naomi juga berharap agar kelambu yang akan dibagikan jangan dipakai untuk pagar ternak babi peliharaan. Dengan kesadaran masyarakat yang tinggi, diharapkan penyebaran malaria dapat diminimalisir dan akhirnya tercapai target bebas malaria.