
Kehidupan dan Karakter Mohamad Ilham Pradipta yang Menginspirasi
Mohamad Ilham Pradipta, seorang kepala cabang dari salah satu bank BUMN, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat setelah diculik dan dibunuh. Sepanjang hidupnya, ia dikenal sebagai sosok yang memiliki prestasi luar biasa sejak usia muda. Tidak hanya dalam bidang akademik, ia juga aktif dalam berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan organisasi.
Andina, kakak korban, mengungkapkan bahwa Ilham selalu menunjukkan sikap yang sangat berprestasi sejak masa sekolah dasar. "Beliau itu orang yang sangat berprestasi. Dari SMP, beliau sudah aktif dalam kegiatan pramuka," ujarnya saat ditemui.
Prestasi Ilham terus berkembang di bangku SMA. Ia pernah menjadi ketua OSIS dan pemimpin Paskibraka. Di bangku kuliah, ia tetap aktif dalam kegiatan kemahasiswaan dan organisasi. Menurut Andina, karakter Ilham menunjukkan jiwa kepemimpinan yang kuat serta profesional dalam bekerja.
Sosok Hangat dan Dermawan
Selain prestasi, Ilham dikenal sebagai sosok yang hangat, rendah hati, dan mudah bergaul. Sejak kecil, ia selalu menjalin hubungan dekat dengan tetangga, teman, dan keluarga. Kedekatan ini membuatnya meninggalkan kesan positif di mata banyak orang di lingkungan rumah.
"Anda tahu, di lingkungan rumah dan keluarga begitu hangat. Sangat hangat dan humble. Selalu bertanya kepada semua orang," kenang Andina. Interaksi Ilham dengan tetangga dan sahabatnya selalu hangat dan menyenangkan. Bahkan, kebiasaan kecil seperti membelikan martabak menjadi kenangan tersendiri bagi mereka.
Ketua RT setempat, Aris Karsa, menambahkan bahwa Ilham dikenal sopan dan ramah oleh seluruh warga sejak kecil. "Ya almarhum memang dari kecil warga sini. Dia figur yang baik, dari kecil juga. Setelah dia tumbuh dewasa baik, sopan, sama tetangga juga ramah. Sangat baik memang sifatnya," kata Aris.
Menurut Aris, kesan yang paling menonjol dari Ilham adalah sikap ramah dan kebiasaannya berbagi kepada tetangga. "Ramah orangnya ya, sering berbagi juga. Dari pihak keluarganya juga keluarga baik-baik. Sangat dihormati lah untuk warga sini."
Rasa Cinta dan Hormat di Pemakaman
Pemakaman Mohamad Ilham Pradipta di TPU Situgede, Bogor, menjadi saksi besarnya rasa cinta dan hormat dari masyarakat sekitar. Banyak pelayat, mulai dari sahabat lama, tetangga, hingga rekan kerja, datang memberikan penghormatan terakhir.
"Nampak atensi masyarakat teman lama itu yang hadir. Di Pemakaman. Pada saat menyolatkan. (Situasi) di rumah duka itu sangat luar biasa," kata Andina. Keharuan keluarga semakin bertambah melihat teman-teman yang datang dari jauh, termasuk sahabat dari Purwokerto yang rela hadir demi memberi penghormatan.
Keinginan yang Belum Terwujud
Di tengah kesibukan dan prestasinya, Ilham menyimpan satu keinginan yang belum sempat tercapai, yakni menunaikan ibadah umroh. Ia berharap dapat pergi bersama keluarga, namun nasib berkata lain. Keinginan ini kini menjadi pengingat bagi keluarga akan impian yang belum terealisasi.
"Wishlistnya itu, beliau ingin umroh. Beliau waktu terdekat ingin umroh gitu ya," kata Andina. Menurut Andina, cita-cita untuk beribadah ke tanah suci bukan hanya untuk dirinya sendiri. Ilham juga ingin mengajak serta keluarga agar bisa merasakan pengalaman spiritual bersama.
Momen Terakhir Bersama Keluarga
Momen kebersamaan terakhir Ilham bersama keluarga terjadi saat Idul Adha. Meski tanpa kehadiran orangtua. "Idul Adha ya. Kami kumpul. Seperti biasa di momen Lebaran. Karena tidak ada orang tua, maka kami berkumpul bersama," kata Andina.
Selain momen kebersamaan saat Idul Adha, Andina juga masih mengingat dengan jelas percakapan terakhirnya bersama sang adik. Dalam percakapan itu, Ilham menunjukkan kebanggaan yang mendalam terhadap prestasi anaknya. "(Percakapan terakhir) seputar anak. Bahwa diceritakan bagaimana prestasi anaknya gitu ya. Prestasi anaknya yang baru kenaikan kelas ini juara satu. Jadi beliau sangat bangga," ujar Andina.
Bagi Andina dan keluarga, momen itu menjadi kenangan yang tak ternilai. "Nah itu yang bagi saya menjadi momen penting ya. Bahwa anak itu adalah warisan beliau yang paling terbayang," ucap dia.
Harapan Keluarga
Keluarga berharap kasus yang menimpa Ilham dapat diselesaikan dengan tegas. Mereka menuntut agar seluruh pelaku dihukum seberat-beratnya dan tragedi serupa tidak terjadi lagi di masa depan.
"Tentu saat ini kami berharap bahwa proses hukumnya terus berjalan. Semua pelaku maupun pihak yang terlibat itu ditangkap. Dan persoalannya menjadi terang benderang," ujar Andina. "Dan kami tentu berharap juga sanksi hukuman seberat-beratnya untuk pelaku. Karena memang ini jelas menghilangkan nyawa," tambah dia.
Andina menegaskan pentingnya menghadirkan keamanan bagi masyarakat. "Ini tidak boleh terjadi lagi. Ini yang terakhir di negara kita. Kita harus menghadirkan keamanan," kata dia.
Penangkapan Delapan Pelaku
Subdit Resmob dan Subdit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya telah menangkap delapan orang yang terlibat dalam kasus ini. Sebanyak tiga pria berinisial AT, RS, dan RAH, ditangkap di sebuah rumah berkelir merah jambu di Jalan Johar Baru III No.42, RT 05/RW 09, Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (21/8/2025). Di hari yang sama, pria berinisial EW ditangkap di Bandar Udara Komodo Nusa Tenggara Timur.
Mereka adalah pelaku penculikan yang membawa kacab bank BUMN ini dari area parkir supermarket di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (20/8/2025). Sementara, polisi menangkap empat aktor intelektual dalam penculikan dan pembunuhan MIP. Empat orang itu ditangkap Subdit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya dalam operasi terpisah.
Tiga pelaku berinisial DH, YJ, dan AA ditangkap di Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu (23/8/2025) pukul 20.15 WIB. Sementara pelaku berinisial C diringkus di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara, Minggu (24/8/2025) pukul 15.30 WIB.
Kronologi Penculikan
Mohamad Ilham Pradipta ditemukan tewas di area persawahan sawah Kampung Karangsambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Kamis (21/8/2025), sekitar pukul 05.30 WIB. Mayat korban pertama kali ditemukan oleh salah satu warga yang tengah menggembala sapi di area persawahan.
Saat pertama ditemukan, saksi melihat korban dalam kondisi tangan dan kaki terikat, serta mata terlilit lakban. Setelah temuan tersebut, warga langsung melapor ke perangkat desa dan aparat kepolisian setempat. Selanjutnya, petugas kepolisian mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) dan menemukan mayat dengan kondisi tubuh penuh luka lebam.
Belakangan diketahui, korban sempat diculik dari supermarket di Pasar Rebo, Jakarta Timur, sebelum jasadnya dibuang ke area persawahan Kampung Karangsambung. Berdasarkan rekaman CCTV yang diterima, korban tampak mengenakan kemeja batik cokelat berlengan pendek dan celana panjang krem. Ia berjalan sambil menutupi kepala dengan tangan kiri, berusaha menghindari rintik hujan di area parkir supermarket di Pasar Rebo.
Setibanya di mobil, saat hendak membuka pintu kemudi kendaraan berwarna hitam, tiba-tiba beberapa orang keluar dari sebuah mobil putih yang terparkir tepat di sebelahnya. Korban sempat berusaha melawan ketika disergap, tetapi usahanya tak membuahkan hasil. Korban kemudian dipaksa masuk ke dalam mobil putih tersebut. Tak lama, kendaraan itu langsung melaju meninggalkan area parkir.
Seorang saksi yang melihat kejadian itu sempat menyadari adanya aksi penculikan. Namun, mobil berkelir putih tersebut keburu tancap gas dan menghilang dari lokasi.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!