
Kehadiran Masyarakat dalam Aksi Aliansi Balikpapan Melawan
Aksi yang digelar oleh Aliansi Balikpapan Melawan pada hari Senin (25/08/2025) tidak hanya sekadar menuntut pembatalan kenaikan pajak bumi dan bangunan (PBB), tetapi juga menjadi wadah untuk menyampaikan kekecewaan masyarakat terhadap kondisi kota yang semakin memprihatinkan. Di balik suara para orator yang lantang, ada sejumlah individu yang turut berkontribusi dengan cara yang berbeda, yaitu melalui tindakan nyata yang dilakukan secara diam-diam.
Beberapa emak-emak dan pemilik usaha mikro kecil menengah (UMKM) ikut berpartisipasi dalam aksi ini dengan cara patungan untuk membeli konsumsi bagi peserta aksi. Mereka rela meninggalkan lapak dagangan mereka demi membantu para demonstran yang sedang berjuang di garis depan. Meskipun jumlah dana yang terkumpul masih di bawah batas UMKM Balikpapan, yaitu Rp 3.701.508,68, niat baik mereka memberikan semangat yang luar biasa.
Salah satu contohnya adalah Onny Vero, seorang perempuan dari Gunung Sari yang memutuskan untuk menutup usahanya sejenak. Ia bangun lebih awal dari biasanya, meski baru pulang larut setelah menutup lapak usahanya di sebuah acara di BSCC Dome. Keputusan ini bukan tanpa alasan. Ia merasa bahwa harga tabung LPG subsidi yang semakin tinggi memberatkan pelaku usaha kecil seperti dirinya.
Vero tidak berada di barisan orator, namun ia memilih untuk membantu kebutuhan konsumsi para demonstran. Sejak pagi, ia sibuk membeli roti dan gorengan untuk dibagikan kepada peserta aksi. Bahkan, ia mengabaikan rencana belanja untuk persiapan dagangnya sendiri. Dengan uang yang masih membundel dalam sekantung kresek, ia menunjukkan komitmen yang kuat untuk mendukung aksi ini.
Selain Vero, ada dua rekannya dari komunitas UMKM yang ikut serta dalam aksi ini. Mereka bersama-sama mengumpulkan dana hingga Rp 1,5 juta untuk logistik aksi. Di tengah panasnya siang, Vero berjalan menyusuri barisan massa, menawarkan makanan yang ia bawa. Baginya, turun ke jalan bukan sekadar ikut-ikutan, tapi bentuk penyampaian keresahan para pelaku usaha kecil yang sering terhimpit oleh kebijakan pemerintah dan harga yang tak terkendali.
Partisipasi Masyarakat dalam Menyuarakan Kebutuhan
Vero bukan satu-satunya emak-emak dan pemilik UMKM yang turut berpartisipasi dalam aksi ini. Mereka percaya bahwa perjuangan mahasiswa tidak bisa berjalan sendirian tanpa keterlibatan masyarakat yang juga merasakan dampak kebijakan pemerintah. Salah satu perwakilan Komunitas Wirausaha Balikpapan Bersatu (KWBB), Ibu Nunu, menyatakan bahwa partisipasi masyarakat sangat penting dalam menghasilkan suara yang benar-benar mewakili rakyat Balikpapan.
Ibu Nunu menjelaskan bahwa ibu-ibu khususnya sangat terdampak oleh kondisi ekonomi saat ini. Peran mereka tidak lagi sebatas mengurus rumah tangga, tetapi juga menjadi tulang punggung keluarga. Dari event ke event, mereka menjual barang untuk bertahan hidup. Biaya hidup harian bisa mencapai lebih dari Rp50 ribu, sementara penghasilan suami tidak selalu tetap.
Sebagai bentuk dukungan konkret, KWBB memberikan bantuan konsumsi bagi mahasiswa yang menggelar aksi unjuk rasa. Mereka memberikan uang sebesar Rp1,3 juta untuk konsumsi. "Kami support berupa uang Rp1,3 juta untuk konsumsi. Biarlah mereka menyuarakan perwakilan suara kami, kami bantu dari belakang," jelas Ibu Nunu.
Dalam aksi tersebut, KWBB hanya diwakili oleh tiga orang, yaitu Nunu, Vera, dan Boni, karena anggota lain masih sibuk dengan urusan rumah tangga maupun berdagang. Namun, partisipasi mereka menunjukkan komitmen yang kuat untuk mendukung aksi yang dijalani oleh mahasiswa.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!