Ibunda Adrien Rabiot Berbicara Usai Anaknya Keterlibatan Perkelahian dan Dicoret dari Tim, Nama Gree

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Kegaduhan di Ruang Ganti Marseille Akibat Pertengkaran Antara Adrien Rabiot dan Jonathan Rowe

Sebuah insiden yang mengejutkan terjadi di ruang ganti klub Marseille setelah tim tersebut kalah 1-0 dari Rennes dalam pertandingan terbaru. Gelandang Prancis, Adrien Rabiot, dikabarkan terlibat dalam pertengkaran besar dengan rekan satu timnya, Jonathan Rowe. Insiden ini tidak hanya berujung pada adu mulut, tetapi juga berpotensi memicu aksi fisik antar pemain.

Presiden klub Marseille, Pablo Longoria, harus turun tangan untuk menghentikan keributan yang terjadi. Ia memanggil pihak keamanan agar masuk ke ruang ganti dan memisahkan kedua pemain tersebut. Kejadian ini menimbulkan kegundahan di kalangan penggemar dan manajemen klub.

Akibat dari kegaduhan tersebut, Marseille memutuskan untuk mencoret nama Rabiot dan Jonathan Rowe dari skuad mereka. Kedua pemain tersebut diperintahkan untuk mencari klub baru sebagai langkah lanjutan dari keputusan ini. Hal ini menunjukkan bahwa klub tidak lagi percaya kepada kedua pemain tersebut untuk melanjutkan kiprah mereka bersama Marseille.

Pernyataan Sang Ibu: Veronique Rabiot Merasa Anaknya Dikhianati

Veronique Rabiot, ibunda sekaligus manajer dari Adrien Rabiot, angkat bicara mengenai situasi ini. Ia menyatakan bahwa anaknya merasa dikhianati oleh klub asal Prancis itu. Menurut Veronique, keputusan Marseille untuk mengeluarkan Rabiot sangat tidak adil, mengingat kontribusi yang telah diberikan oleh sang pemain sejak bergabung pada tahun 2024.

"Kami merasa sangat kesal karena Rabiot sudah melakukan banyak hal untuk Marseille, tapi mereka memperlakukan anak saya seperti ini," ujar Veronique dalam pernyataannya.

Ia menegaskan bahwa pertengkaran yang terjadi tidak bisa menjadi alasan untuk mengeluarkan Rabiot dari tim. Veronique menilai bahwa langkah yang diambil oleh Marseille tidak proporsional dengan dedikasi dan usaha yang telah diberikan oleh putranya.

Bandingkan dengan Mason Greenwood, Veronique Berharap Kesempatan Kedua

Menariknya, dalam pembelaannya, Veronique juga menyebutkan nama Mason Greenwood, pemain asal Inggris yang pernah terlibat dalam skandal kekerasan terhadap kekasihnya. Ia membandingkan bagaimana Marseille memberikan kesempatan kedua kepada Greenwood, sementara anaknya justru dikeluarkan dari tim.

"Aku percaya terhadap kesempatan kedua ke manusia, tapi apakah anakku akan menjadi satu-satunya yang tidak layak untuk mendapatkan kesempatan itu?" tanya Veronique.

Pernyataan ini menunjukkan bahwa Veronique merasa ada ketidakadilan dalam perlakuan klub terhadap putranya. Ia berharap agar pihak klub dapat lebih objektif dalam menilai perilaku dan kontribusi seorang pemain.

Kini Mencari Klub Baru, Rabiot dan Jonathan Rowe Berada di Tengah Proses Pindah

Saat ini, kedua pemain yang terlibat dalam pertengkaran tersebut sedang mencari klub baru untuk melanjutkan kariernya. Jonathan Rowe telah menetapkan pindah ke Bologna, sementara Adrien Rabiot masih dalam pencarian 'rumah' baru.

Meski belum ada kepastian, nama Juventus dan Inter Milan sering muncul dalam rumor mengenai minat klub-klub besar Italia terhadap Rabiot. Gelandang berusia 30 tahun ini memiliki pengalaman dan kualitas yang cukup untuk menjadi pilihan bagi klub-klub besar Eropa.

Insiden ini menjadi peringatan bagi klub-klub sepak bola untuk lebih waspada dalam mengelola hubungan antar pemain. Selain itu, ia juga menunjukkan betapa pentingnya komunikasi yang baik dan pengelolaan emosi di lingkungan sepak bola profesional.