
Inovasi Berbasis Komunitas untuk Pemberdayaan Masyarakat
Program Green Empowerment yang diinisiasi oleh dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) menawarkan pendekatan baru dalam pemberdayaan masyarakat. Tidak hanya berfokus pada pelestarian lingkungan, program ini juga bertujuan meningkatkan kesejahteraan warga sekaligus mengurangi angka kekerasan sosial dan rumah tangga.
Kegiatan pengabdian masyarakat ini didanai melalui hibah dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dengan skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat. Program ini akan berlangsung selama enam bulan, mulai Juni hingga November 2025. Fokus utamanya adalah pemberdayaan pengelola dan nasabah Bank Sampah Amerta Jaya yang berada di Kelurahan Medokan Ayu, Kecamatan Rungkut, Surabaya.
Dosen UWKS, Rizca Yunike Putri, menjelaskan bahwa inovasi berbasis komunitas sangat penting dalam menghadapi berbagai masalah sosial. “Menciptakan inovasi berbasis komunitas melalui kegiatan bank sampah tidak hanya mampu meningkatkan kesejahteraan, tapi juga menjadi salah satu bentuk pencegahan kekerasan,” ujarnya.
Selama pelaksanaannya, tim dosen bersama mahasiswa memberikan berbagai pelatihan kepada warga. Salah satunya adalah pelatihan pembuatan kompos yang dilakukan pada 7 September 2025. Selain itu, mereka juga melakukan budidaya magot sebagai upaya menambah nilai ekonomi dari pengelolaan sampah. Selain itu, warga diberikan pemahaman tentang ekofeminisme, inovasi pengelolaan sampah, serta kewirausahaan sosial.
Pemilihan Bank Sampah Amerta Jaya bukan tanpa alasan. Lokasinya berada di kawasan pesisir timur Surabaya, dengan mayoritas warga berasal dari keluarga menengah ke bawah yang rentan terhadap masalah ekonomi dan kekerasan. “Untuk itu, tim pengabdian ini menyediakan diri untuk terlibat membantu serta melatih SDM bank sampah agar sigap terhadap potensi sosial yang ada,” jelas Rizca.
Program Green Empowerment juga sejalan dengan regulasi yang ada, seperti Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2012 tentang Reduce, Reuse, Recycle (3R), serta Perda Kota Surabaya No. 5 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Sampah dan Kebersihan. Dengan demikian, program ini tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga mendorong kesejahteraan warga Medokan Ayu.
Harapan besar di balik program ini adalah bisa mendukung pemerintah daerah dalam mewujudkan pelestarian lingkungan, mengurangi sampah, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Dengan kegiatan ini, kami berharap bisa menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat setempat,” tambah Rizca.
Strategi Pemberdayaan yang Terintegrasi
Program ini menggunakan pendekatan yang terintegrasi antara lingkungan, ekonomi, dan sosial. Beberapa strategi utama yang digunakan antara lain:
- Pelatihan Pembuatan Kompos: Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada warga dalam mengolah sampah organik menjadi kompos yang dapat digunakan sebagai pupuk.
- Budidaya Magot: Mengembangkan usaha budidaya magot sebagai alternatif pengolahan sampah anorganik yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
- Edukasi Ekofeminisme: Meningkatkan kesadaran warga tentang peran perempuan dalam pelestarian lingkungan dan pengelolaan sumber daya alam.
- Pengembangan Kewirausahaan Sosial: Melatih warga untuk membangun usaha berbasis lingkungan yang berkelanjutan dan berkontribusi pada perekonomian lokal.
Dengan kombinasi pendekatan ini, program Green Empowerment diharapkan mampu menciptakan perubahan yang nyata. Tidak hanya memberikan manfaat langsung kepada warga, tetapi juga menjadi contoh bagaimana inovasi berbasis komunitas dapat menjadi solusi untuk berbagai tantangan sosial dan lingkungan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!