
Wisata Alam Jadi Gaya Hidup Generasi Muda
Fenomena berwisata ke alam kini tidak lagi sekadar menjadi hobi, tetapi telah menjadi gaya hidup yang banyak diadopsi oleh generasi muda, terutama Gen Z dan Milenial. Dulu, liburan sering kali identik dengan mal atau pusat perbelanjaan, namun kini destinasi seperti gunung, hutan, dan pantai terpencil justru lebih diminati. Berbagai platform digital, khususnya Instagram dan TikTok, menjadi salah satu pendorong utama pergeseran tren ini.
Unggahan foto dan video dari para pengguna media sosial tentang keindahan alam sukses memicu rasa ingin tahu dan semangat untuk berpetualang. Pemandangan matahari terbit di puncak gunung atau keheningan danau di tengah hutan bisa menjadi konten viral yang menginspirasi ribuan orang untuk melakukan hal serupa. Akibatnya, banyak bermunculan operator tur khusus wisata alam yang menawarkan paket-paket menarik untuk anak muda.
Menurut Nur Ajizah, seorang siswa SMKN 2 Simpang Empat, alam menjadi tempat pelarian ideal dalam kesibukan dan tekanan hidup perkotaan. Suara ombak, gemericik air, atau hembusan angin sepoi-sepoi memberikan ketenangan yang sulit ditemukan di kota. Ia mengungkapkan bahwa saat merasa penat dengan rutinitas, ia sering mencari ketenangan di alam.
Media sosial, khususnya Instagram dan TikTok, menjadi sumber inspirasinya. Banyak teman dan influencer mengunggah video keindahan alam, seperti pemandangan dari puncak gunung atau air terjun yang sejuk. Hal ini membuatnya penasaran dan ingin mencoba sendiri. Bagi Ajizah, liburan ke alam bukan hanya tentang mengunggah foto bagus, tetapi lebih pada pengalaman. Saat duduk di tepi pantai, ia merasakan ketenangan yang sulit didapat di tempat lain.
Lebih dari itu, Ajizah percaya bahwa wisata alam adalah investasi berharga untuk kesehatan mental dan fisik. Setelah pulang dari liburan ke alam, energi dan pikirannya terisi penuh, sehingga ia bisa kembali ke sekolah dengan semangat baru. Ia meyakini bahwa dengan lebih dekat ke alam, generasi muda dapat menemukan keseimbangan hidup yang sering hilang di tengah hiruk-pikuk modernisasi.
Liburan ke Alam sebagai Detoks Digital
Fauziah Putri, seorang siswi SMKN 2 Simpang Empat, menyebut liburan ke alam sebagai cara untuk benar-benar lepas dari layar gadget. Di sekolah dan rumah, biasanya mereka terus-menerus berinteraksi dengan teknologi, baik untuk belajar maupun bermain game. Ketika berada di hutan atau pantai, Fauziah merasa fokus pada hal-hal nyata, seperti mendengarkan suara air, merasakan angin, dan melihat pemandangan yang tidak bisa direplikasi oleh foto atau video mana pun. Ini seperti detoks digital yang sangat dibutuhkan bagi pikiran dan mata.
Kebahagiaan Gratis
Luthfiani Zulfa Irawan, seorang siswi SMKN 2 Simpang Empat, menjelaskan bahwa liburan ke mall biasanya fokus pada barang-barang konsumtif. Namun, berbeda dengan liburan ke alam. Menurut Luthfiani, di sana kebahagiaan itu gratis. Kita bisa menikmati pemandangan matahari terbenam tanpa harus bayar, bisa bermain air di sungai tanpa harus membeli tiket. Liburan ke alam mengajarkan bahwa kebahagiaan bukan tentang apa yang kita miliki, tapi tentang apa yang kita rasakan.
Lebih Seru Bareng Teman
Andi Agustiani, seorang siswi SMKN 2 Simpang Empat, menyatakan bahwa liburan ke alam paling seru jika dilakukan bersama teman-teman. Mereka saling membantu, saling mengingatkan, dan berbagi tugas. Di sana, mereka sadar bahwa semua anggota tim penting. Selain itu, mereka juga belajar untuk lebih bertanggung jawab terhadap alam, seperti tidak membuang sampah sembarangan.
Persiapan Sebelum Berangkat
Siswa yang ingin berlibur ke alam disarankan untuk memperhatikan beberapa hal sebelum berangkat. Misalnya, mencari tahu tempat yang akan dituju, merencanakan aktivitas yang akan dilakukan, serta memahami risiko bahaya yang mungkin terjadi di objek wisata tersebut. Keamanan menjadi hal yang sangat ditekankan saat berkegiatan di alam.
Guru SMAN 1 Simpang Empat, Rendy, menjelaskan bahwa siswa yang sering beraktivitas di alam cenderung mengurangi waktu di depan gadget. Meskipun akhirnya mereka mencari bahan postingan untuk media sosial, setidaknya mereka mengurangi penggunaan gadget. Bagi pelajar pemula yang ingin berwisata alam, Rendy menyarankan untuk membawa orang yang lebih berpengalaman, agar bisa mendapatkan informasi dan pengalaman yang bermanfaat. Selain itu, pastikan alat dan kebutuhan yang dibawa sesuai dengan kebutuhan di lokasi tujuan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!