Fakta Terkini Zara Qairina, Jaksa Tetapkan 5 Anak sebagai Tersangka

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Penetapan Lima Tersangka dalam Kasus Kematian Zara Qairina

Kejaksaan Agung Malaysia (AGC) telah menetapkan lima orang sebagai tersangka terkait kematian Zara Qairina, seorang siswi SMP kelas satu yang berusia 13 tahun. Kematian Zara menjadi perhatian besar masyarakat Malaysia dan memicu berbagai reaksi serta pertanyaan mengenai penyebab kematian yang tidak jelas.

Dalam pernyataannya, AGC menyatakan bahwa kelima tersangka akan dibawa ke pengadilan. Proses hukum terhadap kasus ini akan dimulai pada 3 September 2025. Selain itu, AGC juga menjelaskan bahwa keputusan untuk mengadili para tersangka atas tindak pidana perundungan tidak akan mengganggu penyelidikan yang sedang dilakukan oleh polisi.

Jaksa Agung Dusuki Mokhtar mengatakan bahwa semua tersangka yang ditetapkan masih di bawah usia 18 tahun. Mereka akan didakwa di Pengadilan Anak Kota Kinabalu pada Rabu, 19 Agustus 2025. Menurutnya, semua remaja yang terlibat akan dijerat dengan Pasal 507C ayat (1) KUHP, terkait tindak pidana menggunakan atau mengeluarkan kata-kata atau komunikasi yang bersifat mengancam, kasar, atau menghina.

Sebelumnya, Kejaksaan Agung (AGC) Malaysia menyatakan telah memeriksa dokumen investigasi kematian Zara Qairina yang dirujuk oleh polisi. Berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan, ada beberapa tersangka dalam kasus kematian Zara. Keputusan untuk mendakwa para tersangka atas tindak pidana perundungan dibuat karena tuntutan tersebut tidak akan mengganggu proses pemeriksaan yang sedang berlangsung.

Pengadilan Koroner Kota Kinabalu menetapkan tanggal 3 September untuk memulai proses pemeriksaan atas kematian Zara Qairina. Koroner Azreena Aziz juga menetapkan tanggal 4 hingga 19 September dan 22 hingga 30 September untuk sidang pemeriksaan.

Zara Qairina, yang berusia 13 tahun, meninggal dunia di Rumah Sakit Queen Elizabeth I di Kota Kinabalu pada 17 Juli setelah ditemukan pingsan di saluran pembuangan dekat asrama sekolah pada pagi hari tanggal 16 Juli 2025 di Papar. Keputusan Kejaksaan Tinggi (KJA) untuk mendakwa para tersangka muncul setelah Menteri Dalam Negeri Saifuddin Nasution Ismail menyampaikan kepada Dewan Rakyat bahwa penyelidikan atas kematian Zara telah mengungkap unsur-unsur perundungan, pengabaian, dan pelecehan seksual.

Saifuddin mengatakan bahwa unsur-unsur ini terungkap setelah merekam pernyataan dari 195 saksi, termasuk teman-teman asramanya. Menurutnya, jelas ada tanda-tanda perundungan terhadap Zara Qairina.

Zara ditemukan pingsan pukul 4 pagi tanggal 16 Juli setelah diduga jatuh dari lantai tiga asrama sekolahnya di Papar, Sabah. Ia meninggal dunia di Rumah Sakit Queen Elizabeth I di Kota Kinabalu keesokan harinya. Jasadnya digali pada tanggal 9 Agustus untuk memungkinkan dilakukannya otopsi di tengah tuduhan perundungan.

Proses Hukum dan Pemeriksaan Koroner

Proses hukum terhadap kasus Zara Qairina akan melibatkan berbagai tahapan yang harus dijalani oleh para tersangka. Pengadilan anak akan menjadi tempat awal penuntutan terhadap lima tersangka yang masih di bawah umur. Sidang pemeriksaan koroner akan berlangsung selama beberapa minggu, mulai dari tanggal 3 September hingga 30 September.

Pemeriksaan koroner akan mencakup berbagai aspek terkait kematian Zara, termasuk penyebab kematian, kondisi fisik, dan kemungkinan adanya tindakan kekerasan atau perlakuan tidak manusiawi. Seluruh proses ini akan dilakukan dengan transparansi dan sesuai dengan standar hukum yang berlaku.

Para tersangka yang terlibat dalam kasus ini akan dihadapkan dengan konsekuensi hukum yang berat, terutama karena tindakan mereka dianggap sebagai bentuk perundungan yang berdampak fatal. Penegakan hukum diharapkan dapat memberikan keadilan bagi korban dan keluarga serta memberikan contoh nyata bagi masyarakat tentang pentingnya menjaga hak asasi manusia dan melindungi anak-anak dari ancaman kekerasan.

Seluruh proses hukum dan pemeriksaan koroner akan menjadi momen penting dalam upaya mencari kebenaran dan menegakkan keadilan. Masyarakat Malaysia akan tetap mengawasi perkembangan kasus ini dengan harapan agar keadilan bisa segera tercapai.