
Menghadapi Calon Mertua yang Ketus: Strategi dan Kehidupan yang Menyenangkan
Banyak orang merasa cemas saat menghadapi calon mertua, terutama jika mereka memiliki sifat yang ketus atau sulit ditebak. Seperti dalam lirik lagu Ningrat yang dipopulerkan oleh Jamrud, ada banyak hal yang bisa membuat seseorang merasa kesal, termasuk pertanyaan-pertanyaan yang tidak nyaman. Hal ini juga bisa terjadi dalam hubungan asmara yang serius, di mana perkenalan dengan orang tua pasangan menjadi bagian penting dari prosesnya.
Pada suatu kesempatan, video di YouTube Shorts menampilkan percakapan antara Raditya Dika dan Soimah. Dalam sesi tersebut, Soimah bercerita tentang pengalamannya memberikan ospek kepada pacar anaknya hingga membuat sang kekasih menangis dan meminta putus. Meski tampak kasar, sikap Soimah bukan tanpa alasan. Ia ingin menunjukkan sisi paling buruk dirinya agar calon menantu bisa menerima dirinya apa adanya. "Kalau di awal dia nggak betah, ya ke depannya nggak akan betah," ujarnya.
Bayangkan jika calon mertua Anda memiliki karakter seperti itu. Bisa jadi, ia akan terlihat ketus, tidak ramah, bahkan bisa membuat hati terluka. Namun, dalam hubungan yang serius, hal ini adalah bagian dari proses untuk memahami dan menerima satu sama lain. Jangan bandingkan dengan cinta monyet, di mana mentraktir pacar dengan sebungkus cilok bisa dianggap romantis. Saat hubungan sudah serius, maka orang tua pasangan akan menjadi bagian dari kehidupan Anda.
Bagaimana solusinya? Apakah harus melanjutkan hubungan atau berhenti? Ini bukanlah keputusan mudah. Cinta yang sudah terbentuk, lalu melepaskan hanya karena sifat mertua yang tidak menyenangkan, bisa sangat menyakitkan. Namun, penting untuk menjelaskan situasi ini secara jelas dan tulus agar saling memahami.
Saya sendiri pernah mengalami hal serupa. Saya berpacaran dengan mantan pacar selama kurang lebih dua tahun. Kami bertemu tepat 10 hari setelah nenek saya meninggal. Saat hubungan semakin serius, ayah saya menunjukkan sikap yang tidak mengenakkan. Berbeda dengan Soimah yang berani membuka dialog, ayah saya justru tidak pernah berbicara sama sekali dengan pacar saya. Bahkan, saat pacar saya membantu ibu saya dalam acara buka puasa bersama, ayah saya tidak muncul sama sekali. Ia hanya duduk di lantai dua menonton TV sambil menunggu waktu maghrib.
Namun, berkat keyakinan dan kekuatan kami berdua, akhirnya kami menikah pada 29 Desember 2019. Ajaibnya, hanya dua hari setelah pernikahan, istri saya sudah akrab dengan ayah saya. Ternyata, mereka sama-sama fans Valentino Rossi. Pengalaman ini memberi saya wawasan tentang bagaimana menghadapi calon mertua yang ketus, apakah lanjut atau berhenti.
Langkah Terbaik Setelah Menikah
Setelah menikah, langkah terbaik adalah memastikan bahwa Anda tidak tinggal serumah dengan orang tua atau mertua, kecuali dalam kondisi tertentu seperti merawat orang tua yang sakit. Jika mertua terlalu ketus, sebaiknya pisah rumah. Jangan biarkan mereka mengambil alih urusan dapur atau memberi nasihat yang tidak perlu. Nikmatilah hidup bersama pasangan tanpa gangguan dari orang tua atau mertua. Tinggal di rumah kecil bersama istri akan terasa lebih lega daripada tinggal di rumah besar milik mertua yang penuh kritik.
Jika merasa tidak nyaman, pertimbangkan untuk mencari rumah sendiri melalui KPR Subsidi. Jangan biarkan sikap ketus mertua mengganggu kebahagiaan Anda. Terima saja jika mereka hanya menghina Anda, tapi jika mereka mulai mencela orang tua Anda, segera mundur dan akhiri hubungan tersebut.
Pahami Gaya Komunikasi Mertua
Sikap ketus tidak selalu berarti jahat. Bisa saja mereka hanya terbiasa berbicara keras, seperti contohnya calon mertua yang bekerja di lingkungan yang bising. Mereka mungkin terbiasa berbicara keras agar bisa didengar. Jika hanya menghina Anda, terima saja. Namun, jika mereka mulai mencela orang tua Anda, sebaiknya segera berhenti.
Mertua yang Ketus Bukan Berarti Tidak Suka Cucu
Meski ketus, mertua tidak akan pernah membenci cucunya. Ketika mereka menggendong bayi yang lucu, biasanya mereka akan berubah menjadi lebih lembut dan bahagia. Ini bisa menjadi dasar untuk tetap melanjutkan hubungan. Jika hati Anda masih merasa nyaman dan ingin terus bersama, perjuangkan. Tidak semua hal membutuhkan perjuangan, tapi untuk melamar seseorang juga butuh keberanian.
Ingat rumus ampuh ini: jika ketusnya mertua hanya ditujukan ke Anda, jangan terlalu diambil hati. Ambil KPR dan mulailah hidup baru bersama pasangan. Jangan lupa tetap sempatkan berkunjung ke orang tua dan mertua agar hubungan tetap harmonis.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!