
Evaluasi Program Kota Wakaf di Kota Tasikmalaya
Pada hari Senin, 25 Agustus 2025, Badan Wakaf Indonesia (BWI) Kota Tasikmalaya bersama dengan Project Management Unit (PMU) dan Kementerian Agama Kota Tasikmalaya menggelar rapat evaluasi terkait Program Kota Wakaf. Pertemuan ini dilaksanakan di sekretariat BWI yang berada di Masjid Agung Kota Tasikmalaya.
Rapat tersebut dihadiri oleh Ketua BWI Kota Tasikmalaya, Kepala Seksi Zakat dan Wakaf dari Kemenag, serta jajaran pengurus BWI. Dalam pertemuan ini, dibahas berbagai capaian yang telah dicapai sejauh ini, termasuk dukungan dari Inkubasi Wakaf Produktif (IWP) dalam bentuk bantuan wakaf produktif, serta plang identitas Kota Wakaf dari Kementerian Agama.
Ketua BWI Kota Tasikmalaya, Dr. H. Acep Zoni, M.Ag, menyampaikan bahwa kehadiran bantuan-bantuan ini diharapkan mampu memperkuat citra dan komitmen Tasikmalaya sebagai salah satu kota percontohan dalam pengembangan wakaf di Indonesia.
Agenda Strategis Ke Depan
Selain itu, rapat juga membahas beberapa agenda strategis yang akan dijalani ke depan. Salah satunya adalah pembinaan nadzir di berbagai wilayah Kota Tasikmalaya untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan wakaf. Evaluasi menunjukkan bahwa pengembangan wakaf uang masih belum optimal dan memerlukan terobosan lebih serius agar dapat memberikan kontribusi signifikan dalam perekonomian umat.
Ketua BWI Kota Tasikmalaya menegaskan bahwa tujuan dari rapat evaluasi ini adalah untuk membangkitkan kembali semangat pengelolaan Kota Wakaf serta memperkuat sinergi antara BWI, Kemenag, dan para nadzir.
Peningkatan Sistem Informasi Wakaf
Salah satu langkah yang akan dilakukan adalah menghidupkan kembali operator Sistem Informasi Wakaf (SIWAK) di Kantor Urusan Agama (KUA). Saat ini, sistem ini belum berjalan optimal. Tujuannya adalah agar data-data wakaf bisa diketahui, baik yang sudah tersertifikasi maupun yang belum.
Dengan adanya SIWAK yang berjalan, akan ada perbandingan data, seperti jumlah wakaf tanah, wakaf uang, dan lainnya. Hal ini akan memudahkan pengelolaan dan pemantauan aset-aset wakaf.
Pembinaan Nadzir dan FGD
Langkah berikutnya adalah pelaksanaan pembinaan kepada nadzir untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam mengelola wakaf. Selain itu, akan diadakan Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan Kemenag, BWI, Kelurahan, Kecamatan, operator, dan nadzir. FGD ini bertujuan untuk membahas data-data yang telah diperoleh oleh para nadzir.
Ketua BWI berharap dengan adanya target kerja BWI ke depan, Wali Kota dan Wakil Wali Kota dapat memberikan dukungan yang lebih kuat dalam pengembangan wakaf uang di Kota Tasikmalaya.
Peran PMU dan Harapan Masa Depan
Di tempat yang sama, Ketua Project Management Unit (PMU), H. Ujang Muslihat, ST. M.Pd, menyampaikan apresiasi terhadap langkah-langkah yang dilakukan BWI bersama para nadzir. Ia berharap BWI dapat mengoptimalkan seluruh langkah dalam mengoptimalkan aset-aset wakaf agar lebih produktif dan berdampak pada perekonomian masyarakat.
PMU juga akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai wakaf produktif dan wakaf uang, agar dapat menyelesaikan berbagai masalah yang ada di tengah masyarakat.
Dengan langkah-langkah konkret ini, diharapkan potensi wakaf di Kota Tasikmalaya dapat semakin berkembang dan memberikan manfaat luas bagi masyarakat.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!