
Masalah Sampah yang Terus Menghantui Kota Bandung
Sampah masih menjadi masalah utama yang terus berulang di Kota Bandung. Bahkan pada semester pertama tahun ini, sampah yang menumpuk marak ditemukan di berbagai titik, mulai dari pasar hingga tempat penampungan sementara (TPS). Tidak hanya di TPS resmi, tetapi juga di TPS liar yang semakin banyak muncul.
Masalah ini dipengaruhi oleh pembatasan ritase pengiriman sampah ke Tempat Pengolahan Akhir (TPA) Sarimukti, yang saat ini sudah melebihi kapasitasnya. Sebelumnya, Pemerintah Kota Bandung mengirim 170 ritase sampah per hari ke TPA Sarimukti, namun sejak Oktober 2024, jumlah itu dibatasi menjadi 140 ritase. Hal ini menyebabkan surplus sampah yang tidak dapat diangkut, sehingga menumpuk di berbagai tempat di kota.
Meski begitu, pemerintah dan instansi terkait terus berupaya untuk mengurangi volume sampah. Salah satu tantangan besar dalam upaya ini adalah meningkatkan kemampuan pengolahan sampah agar sesuai dengan target yang ditetapkan.
Target Pengolahan Sampah yang Tinggi
Darto, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung sejak 16 Juni 2025, menjelaskan bahwa target ideal pengolahan sampah adalah sebanyak 300 ton per hari. Namun, kemampuan pengolahan saat ini baru mencapai sekitar 100 ton per hari, sehingga masih ada pekerjaan rumah sebesar 200 ton per hari.
"Target kami adalah 300 ton per hari agar tidak ada tumpukan sampah di kota. Saat ini, kemampuan kami hanya 100 ton, jadi masih ada PR sebesar 200 ton," ujarnya.
Untuk mencapai target tersebut, pengolahan sampah dilakukan di beberapa lokasi. Salah satunya adalah tempat pengolahan sampah di Pasar Gedebage, yang bekerja sama dengan pihak ketiga. Di sana, sampah bisa diolah hingga puluhan ton per hari.
Pengolahan Sampah di Berbagai Lokasi
Menurut Darto, sekitar 100 ton sampah yang mampu diolah setiap hari berasal dari beberapa tempat. Contohnya:
- Pasar Gedebage: mampu mengolah antara 30 ton per hari.
- Tempat pengolahan sampah terpadu di Kecamatan Bandung Kulon dan Bakul Agamis: mampu mengolah sekitar 32 ton per hari.
- Sisa sampah diolah di Cicukang Holis, Taman Tegallega, dan lokasi lainnya.
Pengolahan sampah di berbagai titik ini membantu mengurangi beban sampah yang tidak terangkut ke TPA Sarimukti. Selain itu, pada awal Agustus 2025, pembuangan sampah ke TPA Sarimukti dibatasi berdasarkan berat, yaitu 981,31 ton per hari untuk jatah Kota Bandung.
Peran Teknologi dalam Pengolahan Sampah
Darto menekankan bahwa pemerintah terus berupaya memaksimalkan pengolahan sampah. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan memanfaatkan teknologi seperti biodigester dan insinerator. Meski demikian, teknologi yang digunakan harus tetap ramah lingkungan.
"Kami sedang mencari teknologi yang paling efektif. Yang paling efektif belum tentu yang paling ramah lingkungan. Namun, semua metode yang kami gunakan harus sesuai ambang batas emisi dan memiliki kontrol yang sangat ketat," ujarnya.
Tujuan utama dari penggunaan teknologi ini adalah tidak hanya mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA Sarimukti, tetapi juga menjadi solusi jangka panjang bagi masalah sampah di Kota Bandung. Selain itu, masyarakat diharapkan mulai terbiasa memilah sampah agar proses pengolahan lebih efisien.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!