Akun Instagram Dwi Hartono Diserbu Kritik Usai Diduga Terlibat Pembunuhan Kacab BRI Cempaka Putih

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Nama Dwi Hartono Jadi Sorotan Setelah Terlibat dalam Kasus Penculikan dan Pembunuhan

Nama Dwi Hartono, yang lebih dikenal dengan sebutan DH, kini menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat setelah disebut sebagai salah satu otak dari kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Pembantu (KCP) BRI Cempaka Putih, Muhammad Ilham Pradipta (37). Informasi ini memicu reaksi keras dari publik, terutama karena DH sebelumnya dikenal sebagai sosok motivator dan pengusaha sukses.

Komentar Negatif Menghiasi Akun Instagram DH

Setelah kabar tersebut menyebar, akun Instagram pribadinya @klanhartono langsung dipenuhi oleh komentar-komentar negatif dari ribuan warganet. Mereka merasa kecewa dan tidak percaya dengan sosok yang selama ini tampil percaya diri dengan gaya hidup mewah dan sering mengaku sebagai pengusaha sukses.

Pantauan pada Senin (25/8/2025) malam menunjukkan bahwa kolom komentar unggahan DH sangat ramai. Banyak netizen menyampaikan rasa marah mereka, terutama karena DH diduga menjadi dalang dalam aksi kriminal yang sangat sadis.

Unggahan terbaru yang paling banyak dikomentari adalah video yang menampilkan DH sedang bermain biliar pada 13 Agustus 2025. Dalam caption video itu, ia menulis “Siapa yang berani melawan?” dengan emotikon tertawa. Tidak sampai seminggu setelah unggahan tersebut, terjadi aksi penculikan terhadap Ilham yang kemudian ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan.

Beberapa komentar pedas ditinggalkan oleh warganet. Ada yang menulis, “Dulu sok motivator, sekarang malah jadi otak pembunuhan.” Beberapa lainnya memberikan sindiran, seperti “Salam hangat dari sel Nusakambangan.”

Profil Dwi Hartono: Dari Pengusaha Hingga Tersangka

Berdasarkan penelusuran, Dwi Hartono lahir di Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo, Jambi, dan akan berusia 40 tahun pada Oktober 2025. Ia memiliki tiga anak.

DH mengklaim memiliki beberapa bisnis, termasuk PT Hartono Mandiri Makmur yang bergerak di bidang pengembangan perangkat lunak, serta PT Digitalisasi Aplikasi Indonesia (DAI) yang menaungi platform pendidikan Guruku.com. Perusahaan-perusahaan ini berlokasi di rumah pribadinya di Kompleks Kota Wisata, Gunung Putri, Bogor.

Selain itu, ia juga pernah memamerkan prestasi akademiknya di Instagram dengan mengunggah bukti bahwa ia diterima sebagai mahasiswa S-2 MBA di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada akhir 2024.

Kronologi Penculikan dan Pembunuhan Ilham Pradipta

Kasus ini dimulai pada Rabu, 20 Agustus 2025, ketika Ilham Pradipta diculik secara paksa di area parkir Kantor Pusat Lotte Mart, Ciracas, Jakarta Timur. Saksi mata menyebut korban dibawa oleh beberapa pria tak dikenal.

Keesokan harinya, Kamis (21/8), tubuh Ilham ditemukan tak bernyawa di sebuah lokasi dengan kondisi tragis: tangan dan kaki terikat, mulut dilakban. Peristiwa ini mengejutkan publik karena Ilham dikenal sebagai pejabat bank yang ramah, berprestasi, serta disegani oleh koleganya.

Penangkapan Delapan Tersangka

Penyidik Polda Metro Jaya bertindak cepat. Empat pelaku awal berhasil ditangkap, lalu pada Sabtu (23/8) malam, polisi menangkap Dwi Hartono bersama tiga orang lain berinisial C, YJ, dan AA di Solo, Jawa Tengah. Sehari kemudian, tersangka tambahan berinisial C juga diamankan di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.

Dengan demikian, total ada delapan tersangka yang ditangkap dalam kasus ini. Namun, hingga kini pihak kepolisian belum merinci secara resmi peran masing-masing pelaku maupun motif utama di balik aksi penculikan berujung pembunuhan ini.

Desakan Publik dan DPR

Kasus yang menyita perhatian luas ini membuat publik menuntut kejelasan. Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman, juga mendesak agar Polda Metro Jaya segera menggelar konferensi pers resmi. Ia menilai transparansi diperlukan agar masyarakat mendapatkan kepastian dan tidak terjebak pada spekulasi liar terkait kasus yang menewaskan seorang pejabat bank tersebut.