
Perasaan Duka yang Mendalam dari Suami Mpok Alpa
Kehilangan istri tercinta masih terasa dalam hati Aji Darmaji, suami dari Mpok Alpa. Ia masih kesulitan menerima kenyataan bahwa istrinya telah pergi untuk selamanya. Kepergian Mpok Alpa di RS Kanker Dharmais, Jakarta, pada Jumat (15/8/2025) pagi, meninggalkan rasa sedih yang mendalam bagi keluarga dan kerabat dekatnya.
Mpok Alpa, yang lahir di Jakarta pada 12 Maret 1987, menghembuskan napas terakhir setelah berjuang melawan kanker payudara yang sebelumnya dirahasiakan. Sejak kepergian sang istri, Aji Darmaji sering merasa terbayang-bayang wajah Mpok Alpa. Ia bahkan mengaku tidak bisa tidur karena bayangan wajah istrinya selalu muncul dalam pikirannya.
"Saya aja punya ikatan batin sama Mpok masih kebayang makanya saya enggak mau tidur," ujar Aji Darmaji, dikutip dari sebuah saluran YouTube. "Ini kalau merem masih kebayang mukanya." Ia menjelaskan bahwa semakin ia mencoba memejamkan mata, semakin jelas wajah Mpok Alpa terlihat dalam pikirannya.
Aji Darmaji juga meminta foto-foto almarhumah yang terpajang di rumah untuk diturunkan. Ia merasa sangat kehilangan atas kepergian Mpok Alpa. "Makanya foto sebagian ada yang saya enggak mau gimana ya karena masih ini ya baru kehilangan ya," kata Aji Darmaji. Ia menambahkan, "Saya bilang foto turunin dulu dah saya bilang gitu."
Detik-Detik Terakhir Mpok Alpa
Sebelum meninggal dunia, Mpok Alpa sempat mengucapkan kalimat syahadat. Aji Darmaji menceritakan bagaimana detik-detik terakhir sang istri berlangsung. Menurutnya, Mpok Alpa sudah tidak bisa tidur rebahan sehingga harus duduk. Ia menyampaikan permintaan kepada suaminya untuk melepas selang oksigen karena merasa napasnya terasa berat.
"Pah ini (selang oksigen) copotin ya, mama nggak kuat napasnya udah di sini (tenggorokan)," ujar Mpok Alpa. Malam itu, ia tidur di meja makan di rumah sakit. Bahkan, ia meminta Aji Darmaji untuk tidur di sampingnya. "Suruh tidur di sampingnya, 'jangan ini sempit, usapin aja ya'." Namun, tubuh Mpok Alpa mulai menjadi lebih dingin dari biasanya.
"Udah dingin makin ke mari makin sini dinginnya. Habis subuh ke kaki tuh udah mulai dingin, udah mulai gelisah," papar Aji Darmaji. Ia akhirnya memanggil perawat rumah sakit lantaran Mpok Alpa merasa sesak napas. Pada pukul 08.31 WIB, Mpok Alpa menghembuskan napas terakhirnya.
Aji Darmaji dengan setia mendampingi dan menuntun sang istri untuk mengucapkan kalimat syahadat. Ia memeluk Mpok Alpa dan membisikkan "Laa ilaaha illallah" di telinganya. Setelah mengucapkan lafaz Allah, ibu empat anak itu pun mengembuskan napas terakhirnya di dalam pelukan sang suami.
Keluarga yang Tinggalkan
Mpok Alpa meninggalkan tiga anak laki-laki, yaitu Alfatih, si kembar Raffi Ahmad Darmadina dan Raffa Ahmad Darmadina, serta satu anak perempuan, Sherly. Jenazahnya dimakamkan di samping makam ibunya, di Kompleks Pemakaman Wakaf Kujaran, Ciganjur, Jakarta Selatan, pada Jumat sore.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!