
Penyebab Urine Berbusa dan Tanda-Tandanya
Sistem ekskresi tubuh tidak hanya berfungsi untuk mengeluarkan limbah, tetapi juga bisa menjadi indikator kesehatan seseorang. Perubahan dalam jumlah atau bentuk urine sering kali memberikan petunjuk adanya masalah di dalam tubuh. Salah satu perubahan yang patut diperhatikan adalah urine yang tampak berbusa. Meskipun ini bisa disebabkan oleh hal sederhana seperti aliran kencing yang terlalu deras, kondisi ini juga bisa menjadi tanda adanya penyakit yang lebih serius.
Berikut adalah beberapa kondisi yang mungkin menyebabkan urine berbusa:
1. Penyakit Ginjal
Ginjal memiliki fungsi penting dalam menyaring protein dari darah. Namun, jika ginjal mengalami kerusakan atau penyakit, sebagian protein dapat bocor ke dalam urine. Albumin adalah salah satu protein yang sering menjadi indikator. Kondisi ini disebut albuminuria atau proteinuria, yang ditandai dengan urine yang terus-menerus berbusa. Gejala lain meliputi gatal kulit, mual, sesak napas, pembengkakan, dan kelelahan.
2. Dehidrasi
Ketika tubuh kekurangan cairan, urine menjadi lebih pekat karena mengandung urochrome. Urochrome memiliki sifat seperti surfaktan, mirip sabun, sehingga urine bisa tampak berbusa saat dibuang.
3. Diabetes
Diabetes atau kondisi lain yang menyebabkan gula darah tinggi bisa memicu peningkatan albumin yang lolos melewati ginjal. Ini dapat memicu proteinuria, yang salah satu tandanya adalah urine berbusa. Komplikasi serius dari diabetes adalah nefropati diabetik, yang merusak ginjal secara perlahan.
4. Hipertensi
Tekanan darah tinggi bisa mengganggu fungsi sistem penyaringan ginjal dan mengacaukan keseimbangan cairan tubuh. Pada ibu hamil, keberadaan protein dalam urine bisa menjadi tanda preeklamsia, yang harus segera ditangani.
5. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Infeksi saluran kemih bisa menyebabkan urine berbusa, terutama jika bakteri sudah mencapai kandung kemih. Gejala lain termasuk nyeri saat buang air kecil dan darah dalam urine.
6. Efek Samping Obat Pereda Nyeri
Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) dapat mengganggu kemampuan ginjal untuk menyerap kembali protein, sehingga protein ikut keluar bersama urine.
7. Lupus
Lupus adalah penyakit autoimun yang bisa menyerang ginjal, menyebabkan gangguan dalam penyaringan darah dan kebocoran protein ke dalam urine. Gejala lupus meliputi ruam kulit, kelelahan, nyeri sendi, dan gangguan pada organ lain.
8. Air Mani dalam Urine
Pada pria, urine berbusa bisa disebabkan oleh adanya air mani yang ikut keluar. Hal ini bisa terjadi akibat prostatitis atau ejakulasi retrograde.
9. Pembersih Toilet
Penggunaan pembersih toilet yang mengandung bahan surfaktan seperti sodium laureth sulfate (SLES) bisa meninggalkan residu yang mencampuri urine dan menghasilkan busa.
10. Kandung Kemih Terlalu Penuh
Kandung kemih yang terlalu penuh bisa menyebabkan aliran urine yang cepat, yang menghasilkan busa saat mengenai permukaan air di toilet. Namun, ini biasanya tidak berbahaya.
11. Aktivitas Fisik yang Intens
Olahraga intensif bisa menyebabkan stres sementara pada ginjal, sehingga protein ikut bocor ke dalam urine. Proteinuria jenis ini biasanya tidak berbahaya dan akan pulih setelah tubuh beristirahat.
Kapan Harus Menemui Dokter?
Jika urine berbusa terjadi secara terus-menerus atau disertai gejala lain seperti gatal, sesak napas, atau pembengkakan, sebaiknya segera temui dokter. Juga, jika kamu memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ginjal, diabetes, atau hipertensi, penting untuk melakukan pemeriksaan rutin. Dengan pengawasan yang tepat, risiko komplikasi bisa diminimalkan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!