6 Fakta Banjir Bali: Tiang Listrik Roboh dan Status Darurat

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Penyebab Banjir di Bali

Bali mengalami banjir yang menimbulkan korban jiwa dan gangguan berbagai aktivitas masyarakat. Banjir ini terjadi sejak malam hari tanggal 9 September 2025, dengan curah hujan yang sangat tinggi. Menurut laporan dari Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar, penyebab utama banjir adalah cuaca ekstrem yang dipicu oleh gelombang ekuatorial Rossby.

Gelombang ekuatorial Rossby merupakan gelombang atmosfer yang bergerak ke arah barat di sekitar ekuator dan memiliki potensi untuk meningkatkan pembentukan awan hujan. Ketua Kelompok Kerja Operasional Meteorologi BBMKG Wilayah III, Wayan Musteana, menjelaskan bahwa aktivasi gelombang ini memperkuat pertumbuhan awan konvektif dan menyebabkan hujan lebat. Selain itu, tingginya kelembapan udara dari lapisan permukaan hingga 500 milibar (mb) juga menjadi faktor pemicu hujan deras.

Cuaca ekstrem ini diperkirakan akan berlangsung hingga hari berikutnya, meskipun tren curah hujan mulai menurun. Saat ini, Bali sedang memasuki masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Sebelumnya, hujan ringan hingga lebat disertai angin kencang dan petir telah mengguyur sebagian besar wilayah Bali sejak pagi hari tanggal 9 September 2025.

Daerah yang Terdampak Banjir

Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), beberapa daerah di Bali terkena dampak banjir. Wilayah yang terdampak meliputi Kecamatan Denpasar Timur, Denpasar Utara, Denpasar Selatan, dan Denpasar Barat. Di Kabupaten Jembrana, banjir melanda Kecamatan Jembrana. Selain itu, daerah lain seperti Kecamatan Sukawati di Kabupaten Gianyar, Kecamatan Kediri di Kabupaten Tabanan, dan Kecamatan Dawan di Kabupaten Klungkung juga terkena banjir.

Hingga Rabu, 10 September 2025 pukul 16.00 Wita, banjir masih menggenangi wilayah-wilayah tersebut. BNPB juga memberi peringatan dini cuaca ekstrem yang bisa terjadi di beberapa wilayah Bali, seperti Kabupaten Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Bangli, Karangasem, Buleleng, dan Denpasar.

Korban Jiwa Akibat Banjir

Kepala Kantor SAR Bali, I Nyoman Sidakarya, mengungkapkan bahwa hingga pukul 17.33 Wita, jumlah korban meninggal dunia akibat banjir mencapai tujuh orang. Total korban mencapai sembilan orang, dua di antaranya masih dalam pencarian. Data sementara menunjukkan bahwa banyak warga terkena dampak banjir, terutama di Kabupaten Jembrana dan Klungkung.

Di Kabupaten Jembrana, sebanyak 102 KK atau 200 jiwa terdampak banjir. Dari jumlah tersebut, 85 orang mengungsi di beberapa titik pengungsian. Sementara itu, di Kabupaten Klungkung, jumlah warga terdampak lebih besar, yaitu 104 KK atau 432 jiwa.

Gangguan Listrik Akibat Banjir

Banjir juga menyebabkan kerusakan pada sistem listrik di beberapa wilayah Bali. Beberapa tiang listrik roboh, gardu terendam air, dan kabel putus sehingga menyebabkan pemadaman pasokan listrik. PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Bali langsung menerjunkan petugas untuk mempercepat proses pemulihan, dengan tetap mengutamakan keselamatan masyarakat dan lingkungan.

Hingga Rabu pagi pukul 10.00 WITA, pemulihan di Bali Selatan mencapai sekitar 40 persen. Di Bali Timur, pemulihan telah mencapai 99 persen, sementara di Bali Utara, pemulihan jaringan listrik di Jembrana, Gilimanuk, dan Singaraja sudah mencapai 98 persen.

Santunan bagi Korban Meninggal Dunia

Gubernur Bali I Wayan Koster mengumumkan bahwa korban meninggal dunia akibat banjir akan diberikan dana santunan sebesar Rp 15 juta. Dana tersebut termasuk dalam Dana Belanja Tidak Terduga (BTT) yang ada dalam APBD Pemprov Bali dan Pemkot Denpasar.

Status Tanggap Darurat Banjir

Pemerintah Kota Denpasar secara resmi menetapkan status tanggap darurat bencana banjir setelah banjir menimbulkan korban jiwa. Keputusan ini diambil untuk mengoptimalkan penanganan bencana, mengantisipasi dampak lanjutan, serta menjamin kelancaran aktivitas masyarakat. Status tanggap darurat ini penting agar seluruh upaya penanganan dapat berjalan terpadu, cepat, dan tepat sasaran dengan melibatkan seluruh elemen.