
Festival Pacu Jalur yang Menarik Perhatian Dunia
Festival Pacu Jalur yang digelar di Kuantan Singingi, Riau, telah menarik perhatian banyak wisatawan dari berbagai belahan dunia. Salah satu pengunjung internasional yang hadir adalah Andrew Timothy Mulder (25) asal Belanda. Ia sengaja datang ke Tepian Narosa Kota Teluk Kuantan untuk menyaksikan langsung Pacu Jalur Tradisional 2025 yang berlangsung dari tanggal 20 hingga 24 Agustus 2025.
Andrew mengungkapkan bahwa ia tertarik datang karena seni budaya khas ini telah viral di seluruh dunia. Setelah melihat festival tersebut secara langsung, ia merasa sangat terkesan. "Oleh sebab itu, saya ingin melihat langsung acara tersebut. Ternyata, sangat luar biasa memukau," ujarnya.
Sejarah dan Tradisi yang Unik
Menurut Andrew, tidak semua negara memiliki festival unik, menarik, dan memiliki sejarah panjang seperti yang ada di Kuansing. Apalagi Pacu Jalur yang sudah dilestarikan sejak ratusan tahun lalu oleh masyarakat setempat.
Pacu jalur (perahu) bukan sekadar balap perahu tradisional. Di balik adu cepat tim pendayung dari desa-desa di Kuansing, ada tradisi yang mengakar. Mulai dari kegiatan pencarian, pengambilan kayu dan pembuatan jalur hingga perlombaan, semua prosesi yang sangat sakral tetap dipertahankan. Bahkan, banyak keunggulan festival ini mengundang kekuatan yang mampu menarik wisatawan, bukan saja dari seni perlombaan, jumlah atlet jalur, kreasi dan semangat kekompakan menjadi kunci utama.
"Penari di ujung jalur menjadi perhatian dunia, memukau penonton, mendatangkan daya tarik, viral dan membuat penonton takjub untuk langsung menyaksikan festival di sungai Kuantan tersebut," tambahnya.
Pesta Rakyat Lima Hari
Jalur-jalur dari berbagai wilayah berjajar di sepanjang Sungai Kuantan Tepian Narosa. Ribuan atlet jalur dengan sportifitas tinggi akan mengikuti perlombaan pesta rakyat selama lima hari.
Andrew menuturkan lebih menarik lagi jika digelar selama satu pekan. Menurut dia, dampak positifnya bukan hanya perputaran ekonomi saja namun wisatawan bisa mengenal lebih dalam dan luas tentang Kuansing. "Maka, saya tertarik itu membuat wisatawan berkunjung ke Kuansing. Selain itu, kami hadir di Kota Jalur juga guna melihat objek wisata lainnya," tambah Andrew.
Sejarah Jalur yang Berawal Abad ke-17
Sejarah jalur berawal pada abad ke-17. Dulu, jalur merupakan alat transportasi utama warga desa di Rantau Kuantan yang berada sepanjang Sungai Kuantan, ketika transportasi darat belum berkembang. Perlombaan jalur atau Padu Jalur dimulai pada awal 1900-an sebagai agenda tetap di wilayah ini.
Pacu Jalur tidak hanya menjadi bagian dari kebudayaan lokal, tetapi juga menjadi simbol identitas masyarakat Kuansing. Prosesi yang dilakukan selama festival mencerminkan nilai-nilai tradisi yang kuat serta kebersamaan antar komunitas. Dengan adanya festival ini, masyarakat setempat mampu melestarikan warisan budaya mereka sambil membangkitkan minat wisatawan untuk mengenal lebih dekat tentang keunikan daerah ini.
Festival Pacu Jalur tidak hanya menjadi ajang olahraga, tetapi juga menjadi wadah untuk menampilkan seni, budaya, dan kekayaan alam yang dimiliki oleh Kuantan Singingi. Dengan pesona yang dimilikinya, festival ini layak menjadi salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi oleh siapa pun yang tertarik dengan budaya Indonesia.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!