
Dampak Penggunaan Layar Berlebihan pada Kesehatan Anak dan Remaja
Penggunaan perangkat elektronik yang berlebihan dapat memiliki dampak negatif terhadap kesehatan anak-anak dan remaja. Studi menunjukkan bahwa semakin lama waktu yang dihabiskan di depan layar, semakin tinggi risiko gangguan kardiometabolik, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, serta resistensi insulin. Hal ini menjadi perhatian serius bagi para ahli kesehatan dan pemerintah daerah.
Data dari penelitian menunjukkan bahwa setiap tambahan satu jam penggunaan layar meningkatkan skor risiko kardiometabolik sebesar 0,08 standar deviasi pada anak usia 10 tahun dan 0,13 standar deviasi pada remaja usia 18 tahun. Angka ini menunjukkan hubungan langsung antara waktu layar dan potensi gangguan kesehatan.
Inisiatif Kota Toyoake dalam Mengurangi Waktu Layar
Di Jepang, Kota Toyoake mengambil langkah inovatif untuk mengurangi penggunaan layar. Mereka mengusulkan aturan yang membatasi waktu layar maksimal dua jam per hari, kecuali untuk keperluan sekolah atau pekerjaan. Namun, aturan ini tidak bersifat wajib. Wali Kota Toyoake, Masafumi Koki, menekankan bahwa kebijakan ini hanya berupa rekomendasi, bukan larangan yang akan ditegakkan secara ketat.
Tujuan utama dari rekomendasi ini adalah mencegah dampak buruk penggunaan perangkat digital berlebihan, termasuk gangguan tidur dan masalah kesehatan fisik serta mental. Rancangan aturan ini berlaku bagi seluruh penduduk Kota Toyoake.
Penyesuaian Waktu Penggunaan Ponsel untuk Anak dan Remaja
Untuk anak usia 12-15 tahun, ada tambahan imbauan agar tidak menggunakan ponsel pintar setelah pukul 21.00. Sementara itu, untuk remaja yang lebih tua, batas waktu penggunaan diperpanjang hingga pukul 22.00. Imbauan ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara penggunaan teknologi dan kesehatan umum.
Menurut laporan The Japan Times, rancangan peraturan ini akan dibahas minggu depan, dan jika disetujui, mulai berlaku pada bulan Oktober. Meskipun hanya berupa himbauan, usulan tersebut mendapat kritik online karena dinilai tidak realistis.
Tantangan dalam Penerapan Kebijakan
Rata-rata waktu online remaja Jepang mencapai lebih dari lima jam sehari, berdasarkan survei Badan Anak dan Keluarga pada Maret lalu. Hal ini membuat banyak orang meragukan efektivitas kebijakan yang diajukan. Meski demikian, kebijakan serupa pernah dikeluarkan oleh Pemerintah Prefektur Kagawa, yang membatasi waktu bermain gim bagi anak-anak hanya satu jam per hari pada hari sekolah dan 90 menit saat libur.
Kesimpulan
Penggunaan layar berlebihan dapat berdampak negatif terhadap kesehatan anak dan remaja. Kota Toyoake mengambil langkah untuk mengurangi waktu layar sebagai upaya mencegah gangguan kardiometabolik dan masalah kesehatan lainnya. Meski kebijakan ini masih dalam bentuk rekomendasi, penting untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang bahaya penggunaan perangkat digital berlebihan. Dengan edukasi dan kesadaran diri, masyarakat dapat lebih bijak dalam menggunakan teknologi tanpa mengorbankan kesehatan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!