
Perkembangan Sektor Perkebunan Rakyat di Bengkulu
Provinsi Bengkulu memiliki potensi yang cukup besar dalam sektor perkebunan rakyat. Selama lima tahun terakhir, yaitu dari 2020 hingga 2024, terjadi dinamika perubahan luas areal tanaman perkebunan rakyat. Komoditas utama seperti kelapa sawit, karet, kopi, dan kakao menjadi fokus utama dalam pengembangan sektor ini.
Berikut ini adalah perkembangan luas areal menurut jenis tanaman selama periode tersebut:
Kelapa Sawit (Oil Palm)
Kelapa sawit merupakan komoditas dengan areal terluas di Bengkulu. Terjadi peningkatan signifikan dalam lima tahun terakhir, yang menunjukkan ekspansi kebun sawit oleh masyarakat. Beberapa data tahunan antara lain:
- 2020: 213,7 ribu hektare
- 2021: 273,3 ribu hektare
- 2022: 273,9 ribu hektare
- 2023: 319,7 ribu hektare
- 2024: 328,3 ribu hektare
Peningkatan ini dapat dikaitkan dengan permintaan pasar yang tinggi dan nilai ekonomi yang menguntungkan.
Karet (Rubber)
Luas areal karet menunjukkan tren penurunan bertahap. Data menunjukkan bahwa:
- 2020–2021: 102,9 ribu hektare
- 2022: 102,8 ribu hektare
- 2023: 98,9 ribu hektare
- 2024: 88,3 ribu hektare
Penurunan ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh rendahnya harga karet global serta peralihan ke komoditas lain yang lebih menguntungkan.
Kopi (Coffee)
Kopi merupakan komoditas unggulan lainnya, dengan luas areal yang relatif stabil. Tren tahunan menunjukkan:
- 2020: 85,2 ribu hektare
- 2021–2022: 92,8 ribu hektare
- 2023–2024: 91,0 ribu hektare
Fluktuasi kecil menunjukkan bahwa kopi tetap menjadi tanaman andalan petani rakyat di Bengkulu, khususnya di wilayah dataran tinggi.
Kelapa (Coconut)
Kelapa mengalami sedikit penurunan areal dari tahun ke tahun. Data menunjukkan:
- 2020–2021: 9,5 ribu hektare
- 2022: 9,4 ribu hektare
- 2023–2024: 8,8 ribu hektare
Meskipun bukan komoditas utama, kelapa tetap ditanam di beberapa daerah pesisir.
Kakao (Cocoa)
Tanaman kakao terus mengalami penurunan luas lahan:
- 2020: 7,1 ribu hektare
- 2021: 6,9 ribu hektare
- 2022: 5,5 ribu hektare
- 2023: 5,6 ribu hektare
- 2024: 5,1 ribu hektare
Menurunnya minat petani terhadap kakao dapat disebabkan oleh tantangan hama dan cuaca, serta harga yang kurang stabil.
Komoditas Lainnya
Untuk tanaman lain seperti teh, jambu mete, pala, lada, tebu, tembakau, dan nilam, tidak terdapat data atau areal tanamnya tidak tercatat secara signifikan dalam lima tahun terakhir. Hal ini menandakan bahwa komoditas tersebut belum menjadi fokus utama dalam sektor perkebunan rakyat di Bengkulu.
Data Luas Areal Tanaman Perkebunan Rakyat di Bengkulu (2020–2024)
Berikut adalah data luas areal tanaman perkebunan rakyat di Provinsi Bengkulu berdasarkan jenis tanaman:
Tahun 2024
- Karet: 88,3 ribu ha
- Kelapa: 8,8 ribu ha
- Kelapa sawit: 328,3 ribu ha
- Kopi: 91,0 ribu ha
- Kakao: 5,1 ribu ha
- Teh, Jambu mete, Pala, Lada, Tebu, Tembakau, Nilam: Tidak tercatat
Tahun 2023
- Karet: 98,9 ribu ha
- Kelapa: 8,8 ribu ha
- Kelapa sawit: 319,7 ribu ha
- Kopi: 91,0 ribu ha
- Kakao: 5,6 ribu ha
- Teh, Jambu mete, Pala, Lada, Tebu, Tembakau, Nilam: Tidak tercatat
Tahun 2022
- Karet: 102,8 ribu ha
- Kelapa: 9,4 ribu ha
- Kelapa sawit: 273,9 ribu ha
- Kopi: 92,8 ribu ha
- Kakao: 5,5 ribu ha
- Teh, Jambu mete, Pala, Lada, Tebu, Tembakau, Nilam: Tidak tercatat
Tahun 2021
- Karet: 102,9 ribu ha
- Kelapa: 9,5 ribu ha
- Kelapa sawit: 273,3 ribu ha
- Kopi: 92,8 ribu ha
- Kakao: 6,9 ribu ha
- Teh, Jambu mete, Pala, Lada, Tebu, Tembakau, Nilam: Tidak tercatat
Tahun 2020
- Karet: 102,9 ribu ha
- Kelapa: 9,5 ribu ha
- Kelapa sawit: 213,7 ribu ha
- Kopi: 85,2 ribu ha
- Kakao: 7,1 ribu ha
- Teh, Jambu mete, Pala, Lada, Tebu, Tembakau, Nilam: Tidak tercatat
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!