Sri Mulyani Turun, Anak Purbaya Naik Panggung, Kini Dilarang Main Instagram

Peristiwa Kontroversial yang Melibatkan Putra Menteri Keuangan

Beberapa hari setelah dilantik sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa menghadapi perhatian publik yang tidak terduga. Hal ini bermula dari unggahan di media sosial putranya, Yudo Achilles Sadewa, yang menyebut mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai "agen CIA Amerika yang menyamar jadi menteri." Unggahan tersebut langsung menarik perhatian dan menjadi viral.

Menanggapi situasi ini, Purbaya menjelaskan bahwa putranya masih muda dan belum sepenuhnya memahami dampak dari aktivitas di media sosial. Ia juga menyampaikan bahwa Yudo telah dilarang untuk menggunakan Instagram karena dinilai belum cukup dewasa dalam berinteraksi secara online.

Unggahan Yudo yang sempat viral kini telah dihapus dari akun Instagram pribadinya. Dalam klarifikasinya, Yudo menyampaikan permintaan maaf atas kegaduhan yang ditimbulkan. Ia menjelaskan bahwa unggahan tersebut hanyalah candaan dengan teman-temannya dan tidak dimaksudkan untuk menyentuh Sri Mulyani. Selain itu, ia menyebut bahwa tudingan tersebut sebenarnya ditujukan kepada "ternak Mulyono," meskipun hingga saat ini belum jelas siapa yang dimaksud.

Purbaya menegaskan bahwa seluruh konten terkait telah dihapus dan berharap agar masyarakat tidak terlalu memperbesar masalah tersebut. Ia mengungkapkan bahwa biasanya orang tidak terlalu memperhatikan aktivitas media sosial, tetapi kali ini justru banyak orang yang memperhatikan setiap gerakan yang dilakukan oleh putranya.

Video-video Lain yang Menarik Perhatian

Tidak hanya unggahan tentang Sri Mulyani, Yudo juga dikenal memiliki konten-konten lain yang menarik perhatian. Beberapa video yang diunggahnya menuai perhatian, termasuk pernyataannya soal perilaku orang miskin dan sindiran terhadap program Tapera. Di salah satu video, Yudo menyebut orang miskin memiliki mental crab mentality, munafik, rasis, dan bermental pengemis.

Selain itu, ia juga sempat menyindir program Tapera 3 persen dan menyebut masyarakat serta pemerintah sebagai "bodoh dan maling." Namun, ia kemudian menyatakan bahwa pernyataan tersebut hanya berlaku di "Konoha," sebuah referensi dari dunia fiksi.

Yudo juga dikenal sebagai "bocah trader" yang kerap memamerkan saldo ratusan juta rupiah dan aktivitas trading di media sosial. Hal ini membuatnya menjadi sorotan bagi para pengguna media sosial, terutama di platform seperti TikTok dan Instagram.

Fakta-Fakta Terkait Kontroversi Yudo dan Purbaya

Berikut beberapa fakta terkait kontroversi yang melibatkan Yudo Achilles Sadewa dan ayahnya, Purbaya Yudhi Sadewa:

• Yudo Achilles Sadewa, putra Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, sempat menyebut Sri Mulyani sebagai agen CIA dalam unggahan Instagram pribadinya.
• Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan bahwa pernyataan tersebut hanyalah ocehan anak kecil dan tidak perlu dianggap serius.
• Unggahan Yudo telah dihapus, dan akun Instagram pribadinya kini sudah ditutup.
• Yudo juga mengunggah video klarifikasi di TikTok, menyatakan bahwa pernyataannya tentang Sri Mulyani hanyalah guyonan untuk teman-temannya.
• Dalam video klarifikasi tersebut, Yudo menyampaikan permintaan maaf atas kegaduhan yang ditimbulkannya.
• Yudo sempat membuat video yang menyindir perilaku orang miskin, menyebut mereka memiliki mental crab mentality, munafik, rasis, dan mental ngemis.
• Ia juga menyindir program Tapera 3 persen dan menyebut masyarakat serta pemerintah sebagai bodoh dan maling, meski kemudian menyatakan bahwa itu terjadi di "Konoha".
• Yudo dikenal sebagai bocah trader dan sering memposting saldo ratusan juta rupiah serta aktivitas trading di media sosial.
• Purbaya Yudhi Sadewa dilantik sebagai Menteri Keuangan Republik Indonesia pada 8 September 2025 menggantikan Sri Mulyani.
• Baru sehari setelah dilantik, Purbaya menjadi sasaran demonstrasi mahasiswa, termasuk dari BEM UI, yang mengecam pernyataannya terkait 17+8 Tuntutan Rakyat.
• Kepala Departemen Kajian Strategis BEM UI, Diallo Hujan Biru, menyatakan bahwa pernyataan Purbaya sangat mengecewakan dan tidak berpihak pada rakyat.