Rupiah Melemah Pagi Ini, Pasar Khawatirkan Keputusan BI dan The Fed

Rupiah Melemah di Awal Pekan

Pada awal perdagangan pekan ini, Senin (15/9/2025), nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan. Rupiah dibuka pada posisi Rp16.410 per dolar AS. Berdasarkan data dari Bloomberg hingga pukul 09.03 WIB, rupiah melemah sebesar 0,20 persen atau 32,50 poin menjadi Rp16.407,5 per dolar AS, dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya, Jumat (12/9/2025), yang berada di Rp16.375 per dolar AS.

Prediksi Kenaikan Rupiah yang Terbatas

Ahli pasar uang, Lukman Leong, memperkirakan bahwa rupiah akan mengalami konsolidasi atau stabil dalam gerakannya, dengan potensi penurunan yang terbatas. Menurutnya, hal ini disebabkan oleh kenaikan kembali dolar AS yang sedang mengalami rebound. "Rupiah diperkirakan akan berkonsolidasi dengan potensi melemah terbatas akibat rebound pada dolar AS," jelas Lukman.

Investor Memilih Tunggu dan Lihat

Lukman menyatakan bahwa banyak investor saat ini lebih memilih sikap hati-hati dan menunggu hasil dari Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDGBI) serta pertemuan The Federal Open Market Committee (FOMC). FOMC adalah rapat kebijakan moneter bank sentral AS yang rencananya akan diadakan pada Rabu (17/9). Keputusan dari kedua agenda tersebut biasanya memiliki dampak signifikan terhadap arah pergerakan nilai tukar mata uang.

"Investor cenderung berhati-hati dan wait and see mengantisipasi RDGBI dan FOMC pada hari Rabu," tambahnya.

Proyeksi Pergerakan Rupiah Hari Ini

Dalam perdagangan hari ini, Lukman memproyeksikan bahwa rupiah akan bergerak dalam rentang antara Rp16.350 hingga Rp16.450 per dolar AS. Dari catatan Bloomberg, dalam 52 minggu terakhir, rupiah telah bergerak dalam kisaran antara Rp15.060 hingga Rp17.224 per dolar AS.

Rupiah Menguat di Akhir Pekan

Sebelumnya, rupiah sempat menguat di akhir pekan, namun kini kembali mengalami tekanan karena situasi pasar global yang masih dinamis. Investor tetap waspada dan menantikan sinyal-sinyal penting dari lembaga kebijakan moneter baik di dalam maupun luar negeri.

Transaksi Mata Uang Lokal RI-Jepang Mencapai Rp83 Triliun

Bank Indonesia mencatat adanya transaksi mata uang lokal antara Indonesia dan Jepang yang mencapai angka Rp83 triliun. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas ekonomi bilateral antara dua negara tersebut.