
Niushou Shan: Pusat Spiritual dan Budaya di Tengah Alam Hijau
Di tengah lingkungan hijau yang menyejukkan, kawasan Niushou Shan berdiri sebagai tempat yang menggabungkan keindahan alam, sejarah panjang, serta nilai spiritual yang mendalam. Terletak di Distrik Jiangning, Kota Nanjing, Tiongkok, Niushou Shan atau “Gunung Tanduk Sapi” menjadi salah satu destinasi yang sangat diminati oleh para pengunjung, baik dari kalangan umat Buddha maupun pecinta budaya.
Niushou Shan dikenal sebagai taman budaya bertema Buddha yang menyimpan salah satu peninggalan paling berharga dalam sejarah umat manusia: relik tulang tengkorak Buddha Shakyamuni. Relik ini diyakini sebagai satu-satunya bagian tengkorak yang lengkap di dunia. Bagi umat Buddha, relik ini bukan hanya benda suci, tetapi juga simbol kehadiran Sang Buddha dalam kehidupan manusia. Namun, Niushou Shan tidak hanya penting bagi penganut agama Buddha, melainkan juga menjadi tempat wisata budaya dan spiritual yang menawarkan pengalaman unik bagi siapa saja yang berkunjung.
Sejarah dan Makna Nama Niushou Shan
Nama “Niushou Shan” atau “Gunung Tanduk Sapi” merujuk pada bentuk dua puncaknya yang menyerupai tanduk sapi. Sejak zaman Dinasti Jin Timur (abad ke-4 M), gunung ini telah dipandang sebagai tempat suci, simbol keseimbangan antara manusia dan alam. Pada abad ke-5, seorang biksu bernama Pizhi tinggal di lereng gunung ini dan mengajarkan praktik meditasi yang kemudian dikenal sebagai Zen Niutou, salah satu aliran awal Buddhisme Chan di Tiongkok.
Meski aliran ini akhirnya tidak bertahan lama, ajarannya menjadi fondasi penting bagi perkembangan Buddhisme Zen di Tiongkok, Jepang, dan Korea. Karena itu, Niushou Shan menjadi pusat spiritual yang selama ini menjadi tempat bagi para pencari pencerahan.
Istana Foding: Jantung Spiritual Niushou Shan
Istana Foding (Usnisa Palace) adalah daya tarik utama dari kawasan ini. Bangunan megah ini sebagian besar dibangun di dalam gunung dengan sembilan lantai (enam di bawah tanah dan tiga di atas). Di dalam istana ini terdapat relik tengkorak Buddha Shakyamuni yang ditemukan pada tahun 2010 di bawah reruntuhan Pagoda Ashoka di bekas Kuil Changgan, Nanjing. Penemuan ini menjadi berita besar karena relik ini diyakini sebagai satu-satunya bagian tengkorak Buddha yang lengkap.
Relik ini memiliki diameter sekitar 10 cm dengan warna kekuningan hingga kehitaman, dan masih memperlihatkan lubang rambut Sang Buddha. Pada tahun 2015, relik tersebut dipindahkan ke Istana Foding di Niushou Shan. Sejak saat itu, tempat ini menjadi salah satu situs ziarah paling penting bagi umat Buddha dari berbagai belahan dunia.
Taman Budaya Bertema Buddha: Harmoni Spiritual dan Estetika
Niushou Shan bukan hanya tempat ibadah, melainkan juga taman budaya bertema Buddha yang dirancang untuk memadukan kontemplasi spiritual, pembelajaran, dan estetika. Beberapa elemen utama yang bisa ditemukan di kawasan ini antara lain:
-
Chan State Scenery
Berada di dalam Istana Foding, area ini menampilkan patung Buddha berbaring dari giok setinggi 7,5 meter. Suasana semakin magis dengan kabut buatan dan pencahayaan lembut, menciptakan atmosfer reflektif yang mengajak pengunjung untuk merenung dalam keheningan. -
Pagoda Mahkota Buddha
Pagoda ini berdiri di puncak gunung dan menawarkan pemandangan 360 derajat ke seluruh kawasan Niushou Shan. Arsitekturnya unik karena menyerupai mahkota Buddha, simbol kebijaksanaan dan pencerahan. -
Relief dan Pohon Simbolik
Di berbagai aula, pengunjung dapat menemukan relief kisah kehidupan Buddha dan pohon buatan yang dihiasi bunga serta buah dari cetakan 3D. Kehadiran elemen ini memperkaya pengalaman visual sekaligus memberikan pengetahuan tentang perjalanan spiritual Sang Buddha.
Panorama dan Atmosfer Meditatif
Salah satu daya tarik lain dari Niushou Shan adalah kawasan alaminya. Daerah ini dipenuhi hutan hijau, danau kecil, serta jalur pendakian yang ramah untuk semua usia. Udara segar di sini membuat banyak pengunjung menyebutnya sebagai “forest oxygen bar” atau “bar oksigen alami.” Dari puncak gunung, pengunjung bisa melihat siluet dua puncak seperti tanduk sapi, panorama Kota Nanjing, serta bangunan spiritual yang berpadu indah dengan alam.
Atmosfer meditatif inilah yang menjadikan Niushou Shan bukan sekadar objek wisata, tetapi juga tempat untuk menenangkan diri dari hiruk pikuk kehidupan modern.
Pengaruh Niushou Shan terhadap Buddhisme Zen
Sebagai tempat lahirnya aliran Zen Niutou, Niushou Shan memainkan peran penting dalam perkembangan Buddhisme Chan. Ajarannya menekankan pada pengalaman langsung melalui meditasi, bukan sekadar teks atau teori. Penolakan terhadap dogma verbal, dengan menekankan kesadaran murni. Pencapaian pencerahan melalui introspeksi batin.
Meskipun aliran Niutou tidak bertahan lama, nilai-nilainya memberi pengaruh besar terhadap aliran Rinzai dan Sōtō di Jepang, serta memperkaya praktik meditasi di seluruh Asia Timur.
Kuil dan Struktur Spiritual Lainnya
Selain Istana Foding, Niushou Shan juga memiliki berbagai bangunan spiritual yang menambah kekayaan pengalaman religius dan budaya, di antaranya:
- Great Usnisa Hall: Aula besar dengan lantai marmer dan pencahayaan sakral tempat relik suci disimpan.
- Foding Pagoda: Dikelilingi oleh patung Buddha dan relief yang menggambarkan ajaran Dharma.
- Danau dan kuil kecil di area pintu masuk, yang sering menjadi tempat istirahat pengunjung sebelum menjelajah lebih jauh.
Waktu Terbaik dan Cara Mengunjungi Niushou Shan
Waktu Terbaik: * Musim Semi (Maret–Mei): Cuaca sejuk, bunga bermekaran, dan suasana romantis. * Musim Gugur (September–November): Udara segar dengan pemandangan dedaunan berwarna-warni.
Cara Menuju lokasi: * Terbang ke Nanjing Lukou International Airport (NKG). * Dari pusat kota, naik bus nomor 712, 755, atau Y2 menuju kawasan Niushou Shan. * Alternatif lebih praktis: menggunakan taksi atau tur privat.
Jam operasional kawasan ini adalah 08:30–17:30, dengan batas masuk terakhir pukul 16:30.
Aktivitas yang Bisa Dilakukan
Selain ziarah spiritual, Niushou Shan juga menawarkan berbagai aktivitas menarik, seperti: * Meditasi dan refleksi diri di area khusus. * Menjelajahi arsitektur modern dan kuno yang berpadu harmonis. * Mendaki ringan dan fotografi panorama di jalur alam. * Belajar sejarah Zen dan Buddhisme Tiongkok melalui museum dan pameran. * Membeli souvenir spiritual, mulai dari perhiasan giok hingga gulungan mantra.
Kesimpulan: Niushou Shan sebagai Warisan Spiritual Dunia
Niushou Shan lebih dari sekadar taman budaya, ia adalah pusat spiritual, simbol sejarah, sekaligus mahakarya arsitektur kontemporer. Keberadaannya sebagai tempat penyimpanan satu-satunya relik tengkorak Buddha yang lengkap menjadikan kawasan ini sakral bagi umat Buddha dan penting bagi seluruh umat manusia.
Dengan keindahan alam, kedalaman spiritual, serta warisan sejarahnya, Niushou Shan menghadirkan pengalaman yang jarang ditemukan di tempat lain. Bagi siapa pun yang mencari kedamaian, inspirasi budaya, atau sekadar ingin mengagumi keindahan arsitektur dan alam, Niushou Shan adalah destinasi yang wajib ada dalam daftar perjalanan.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!