Momen Mengerikan Banjir Pakistan Tewaskan 365 Orang dan 180 Luka-luka: Tidak Ada WNI Jadi Korban

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Momen Mengerikan Banjir Pakistan Tewaskan 365 Orang dan 180 Luka-luka: Tidak Ada WNI Jadi Korban

Bencana Banjir di Pakistan Mengakibatkan Korban Jiwa dan Kerusakan Besar

Banjir yang terjadi di Pakistan telah menimbulkan dampak yang sangat parah, dengan jumlah korban jiwa mencapai 365 orang. Selain itu, sebanyak 180 orang mengalami luka-luka, sementara beberapa lainnya masih hilang akibat hanyut atau tertimbun lumpur. Wilayah yang paling terdampak adalah Distrik Buner, yang memiliki populasi sekitar satu juta penduduk.

Hujan monsun dan banjir bandang mulai melanda Pakistan sejak 14 Agustus 2025. Tidak hanya Distrik Buner, wilayah Himalaya Gilgit-Baltistan serta Khasmir yang dikelola oleh Pakistan juga turut terkena dampak dari bencana ini. Sejak akhir Juni, total korban jiwa di seluruh wilayah Pakistan mencapai 739 orang. Otoritas Manajemen Bencana Nasional Pakistan melaporkan bahwa sebanyak 978 orang mengalami cedera, lebih dari 2.400 rumah rusak atau hancur, dan lebih dari 1.000 ternak hilang pada Kamis, 21 Agustus.

Menurut informasi dari Kantor PBB untuk Urusan Kemanusiaan, cuaca buruk yang melanda Pakistan diprediksi akan terus berlanjut hingga awal September. Hal ini meningkatkan risiko banjir lanjutan, tanah longsor, serta kerugian dalam hasil panen. Di sisi lain, Dana Anak PBB (UNICEF) menyebutkan bahwa setidaknya 21 anak menjadi korban jiwa di Khyber Pakhtunkhwa sejak 15 Agustus.

Banyak sekolah rusak atau digunakan sebagai tempat penampungan sementara, sehingga akses ke pendidikan dan ruang aman semakin terbatas. Situasi ini memperparah kondisi masyarakat yang sedang menghadapi bencana.

Sebelumnya, Pakistan pernah mengalami musim hujan yang merusak dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2022, banjir besar melanda negara tersebut, menewaskan lebih dari 1.700 orang, membuat jutaan orang mengungsi, dan menyebabkan kerugian ekonomi sebesar 40 miliar dolar AS.

Di samping itu, Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia melalui kantor perwakilan RI di Pakistan, KBRI Islamabad, mencatat ada sebanyak 1.264 warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Pakistan. Dari jumlah tersebut, 30 orang WNI berstatus ibu rumah tangga tinggal di Distrik Buner, dan 112 orang lainnya berada di Provinsi Khyber Pakhtunkhwa (KPK).

KBRI Islamabad telah menjalin komunikasi dengan para WNI di daerah terdampak bencana. Hingga saat ini, tidak ada laporan bahwa WNI menjadi korban banjir maupun tanah longsor. "KBRI Islamabad telah menjalin komunikasi dengan para WNI di daerah terdampak. Diperoleh informasi bahwa hingga saat ini terpantau tidak ada WNI yang menjadi korban bencana banjir dan tanah longsor di Pakistan," ujar Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha.

Meski begitu, WNI yang tinggal di Distrik Buner masih mengalami dampak pemadaman listrik sejak beberapa hari lalu. Saat ini, KBRI Islamabad akan terus memantau situasi bencana dan kondisi para WNI, serta memberikan bantuan yang diperlukan. "KBRI akan terus memonitor situasi bencana dan kondisi para WNI serta memberikan bantuan yang diperlukan," tambahnya.