Mencari Kembali Keintiman dalam Pernikahan
Perjalanan pernikahan bagi setiap pasangan tidak selalu mulus. Terkadang, kebosanan bisa muncul dan memengaruhi tingkat kepuasan hubungan. Apakah Anda pernah mengalami situasi ini? Jika ya, maka penting untuk segera mencari solusi agar hubungan tetap harmonis.
Sebuah studi yang diterbitkan di International Journal of Psychology (2023) menunjukkan bahwa penurunan kepuasan hubungan dapat menyebabkan peningkatan frustrasi, interaksi negatif, hingga suasana hati yang buruk. Hal ini juga berdampak pada kesejahteraan individu serta hubungan dengan pasangan. Dampak terburuknya adalah perselingkuhan dan perceraian.
Untuk mengatasi kebosanan, kedua belah pihak perlu melakukan refleksi diri bersama. Coba ajak pasangan Anda untuk menjawab beberapa pertanyaan yang mungkin membantu memperbaiki hubungan:
Apakah Rutinitas yang Dilakukan Begitu Saja?
Kebosanan dalam pernikahan sering kali disebabkan oleh rutinitas yang monoton. Studi dari tahun 2010 menemukan bahwa kebutuhan psikologis akan hal-hal baru dan variasi rutinitas menjadi salah satu penyebab kebosanan. Selain itu, studi tahun 2020 juga menyoroti bahwa rendahnya tingkat ekspansi diri berkaitan dengan kepuasan hubungan. Ekspansi diri merujuk pada kecenderungan untuk mencari pengalaman dan peluang baru yang bisa membuat jati diri berkembang.
Dalam hubungan romantis, setiap individu bisa belajar, beradaptasi, dan saling memengaruhi pasangan. Namun, jika rutinitas terasa monoton, maka kemungkinan untuk memiliki hubungan yang berkembang akan lebih kecil. Menurut penelitian On the Function of Boredom yang dikeluarkan Texas A&M University (2013), kebosanan juga memiliki sisi positif. Ketika pasangan akhirnya melakukan hal-hal baru bersama, maka bisa membangkitkan kembali 'percikan asmara' dan menjadi peluang pengembangan diri baru.
Apakah Kita Selalu Menghindari Masalah?
Tidak semua hubungan berjalan mulus. Jika Anda dan pasangan cenderung menghindari konflik demi menjaga keintiman, maka dampaknya justru bisa memperburuk situasi. Masalah yang tidak diselesaikan bisa menimbulkan lebih banyak masalah lainnya, sehingga sulit mengatasi stres. Hal ini juga berdampak pada kesejahteraan individu maupun hubungan.
Rasa takut terhadap penolakan atau pengabaian oleh pasangan sering kali menjadi alasan menghindari konflik. Oleh karena itu, penting untuk segera membicarakan masalah dan mencari solusi bersama. Menunda penyelesaian masalah hanya akan memperparah kondisi.
Apakah Kita Sering Menganggap Remeh Pasangan?
Apakah Anda pernah menetapkan standar atau ekspektasi terhadap pasangan sejak awal pernikahan? Misalnya, dalam hal finansial, tanggung jawab rumah tangga, atau pola asuh anak? Atau apakah Anda sering dikritik dan diremehkan pasangan saat menyampaikan pendapat atau keinginan?
Kadang kita lupa menghargai pasangan karena hubungan terasa monoton. Padahal, mengubah pola pikir dari "harus memperbaiki hubungan" menjadi "bersyukur bisa bersama" bisa membuat hubungan terasa lebih hangat. Hal sederhana seperti mendengarkan kebutuhan dan emosi pasangan sangat penting agar sama-sama merasa dihargai.
Cara untuk memperbaiki hubungan bisa dimulai dengan berbagi momen positif, merayakan pencapaian kecil, atau merencanakan kegiatan seru seperti kencan atau liburan. Ini bukan berarti harus kaku, tapi justru menciptakan ruang yang nyaman untuk menikmati kebersamaan dan menumbuhkan kembali rasa sayang yang mungkin sempat redup.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!