Limbah Cangkang Kepiting Rajungan Menangkan Toyota Eco Youth ke-13

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Toyota Eco Youth 2025: Wadah Inovasi Muda untuk Lingkungan

Toyota Eco Youth (TEY) kembali dihelat dengan tema utama “ECOActivism - Saatnya Beraksi Jaga Bumi”. Ajang ini menjadi ajang kompetisi inovasi dan teknologi yang bertujuan mendukung program penghijauan serta meningkatkan kesadaran lingkungan. TEY 2025 menjadi gelaran ke-13 setelah berjalan selama hampir 20 tahun, dan menjadi wadah bagi generasi muda dalam mewujudkan inovasi teknologi berkelanjutan.

Nandi Julyanto, Presiden Direktur PT TMMIN, menyampaikan bahwa generasi muda adalah kunci masa depan Indonesia. Ia menilai bahwa mereka merupakan pembawa inovasi dan semangat untuk menciptakan negeri yang lebih hijau dan berkelanjutan. Dalam acara Awarding Day TEY di Jakarta, ia berharap program ini terus menginspirasi gerakan kepedulian lingkungan di kalangan pelajar serta berkontribusi bersama masyarakat dalam mendukung target netralitas karbon pemerintah.

Sejak pertama kali diadakan pada 2005, TEY telah melibatkan 2.033 sekolah SMA/sederajat dari 34 provinsi di Indonesia. Total proposal yang diterima mencapai 9.972, dengan 232 ide teknologi berhasil diwujudkan secara nyata. Pada TEY ke-13 di tahun 2025, sebanyak 1.125 proposal diterima dari 338 sekolah di seluruh Indonesia. Dari jumlah tersebut, hanya 25 ide terbaik yang menjadi finalis.

Para finalis akan mendapatkan pengayaan dari jajaran direksi Toyota sebelum dinilai oleh dewan juri. Rangkaian TEY diawali dengan kick off dan sosialisasi untuk membekali peserta dengan kemampuan menyusun proposal Eco-Project, teknik komunikasi efektif, dan pemahaman isu strategis seperti circular economy, sustainability, kolaborasi, pemberdayaan diri, serta dekarbonisasi.

Dewan juri TEY ke-13 terdiri dari berbagai latar belakang, termasuk Akademisi Universitas Indonesia Prof. Jatna Supriatna, Ph.D., President Green Generation Zidane Adha, Editor in Chief National Geographic Indonesia Didi Kaspi Kasim, dan pihak dari Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Lingkungan Hidup Nahdiya Maulina.

Aspek penilaian proposal Eco-Project mencakup orisinalitas, inovasi, identifikasi masalah, latar belakang ide, pelibatan stakeholder, serta pemanfaatan platform digital. Selain itu, ada kriteria tambahan seperti rencana pelaksanaan, keterlibatan eksternal, dampak sosial-lingkungan yang terukur, dan keberlanjutan program.

Juara Toyota Eco Youth 2025

Pada Senin (25/8/2025), SMA Negeri 1 Matauli Pandan, Sumatera Utara, ditetapkan sebagai pemenang TEY ke-13. Penilaian didasarkan pada proposal Eco-Project terbaik dengan judul Efektivitas Kitosan dari Limbah Cangkang Kepiting Rajungan. Sebagai juara pertama, SMA Negeri 1 Matauli Pandan menerima hadiah berupa uang pembinaan sebesar Rp 100 juta untuk mendukung kelanjutan proyek.

Fauzan Yudha Azhary Harahap, siswa SMA Negeri 1 Matauli Pandan, menjelaskan awal tercetusnya ide mengolah cangkang kepiting menjadi material bernama ‘Kitosan’ untuk memantik energi listrik ketika bercampur dengan air laut. Ia melihat keresahan petani yang kewalahan menjalankan operasional penangkapan ikan dengan metode Bagan Tancap. Berdasarkan hasil observasinya, para nelayan merasa bahwa penggunaan BBM untuk mengaktifkan generator di tengah laut sudah terlalu mahal.

Berdasarkan keluhan masyarakat tersebut, Fauzan bersama rekannya, Shadeq Fikri Nasution, menginisiasi pengembangan alat untuk menggantikan fungsi generator di tengah laut. Alat ini dinilai lebih efisien sekaligus mendaur ulang limbah industri.

Cangkang kepiting yang digunakan merupakan sisa produksi dari pabrik pengolahan daging kepiting yang dibuang ke laut. Data yang mereka dapatkan menunjukkan bahwa industri tersebut menghasilkan 109,5 ton per tahun limbah cangkang kepiting.

”Kami mensosialisasikan produk kami kepada kawan-kawan kami di SMA Negeri 1 Matauli Pandan, khususnya kepada masyarakat yang menangkap ikan dengan metode Bagan Tancap,” kata Shadeq. Ia berharap produk inovasinya bisa dimanfaatkan bukan hanya bagi nelayan Bagan Tancap di daerahnya, melainkan bisa bermanfaat bagi seluruh nelayan di Indonesia.

Alat hasil pengembangan Shadeq dan Fauzan mampu memproduksi listrik berkekuatan 1,3 volt dari 120 ml air laut dan 2 gram Kitosan. Apabila dalam jumlah banyak, maka mampu menghasilkan daya listrik yang lebih besar.

Selain kategori utama Proposal Eco-Project, ada juga kompetisi sampingan ‘Mencari Jurnalis Muda’. Pada ajang tersebut, tim SMA Negeri 63 Jakarta yang beranggotakan Aisyah Alya Khoirunnisa menyabet Juara 1 kejuaraan Pop Writing Competition. Sementara, kelas Creative Video Competition dimenangkan oleh Riananti Sesyllia Balqis dari SMA Negeri 2 Tanggul, Jember.