
Inovasi Teknologi Tepat Guna di STMIK Komputama
Sivitas Akademika Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Komputama Majenang (STMIK Komputama), Cilacap, Jawa Tengah terus menunjukkan kreativitasnya dalam menciptakan inovasi teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat. Salah satu contohnya adalah pengembangan prototipe penyemprot hama otomatis berbasis Internet of Things (IoT) yang diterapkan pada tanaman durian.
Mahasiswi STMIK Komputama, Siti Janatul Ma’wa, memperkenalkan alat ini melalui penelitian yang dilakukannya. Alat ini dapat dikontrol menggunakan aplikasi Blynk di perangkat smartphone. Menurut Ma’wa, penggunaan alat ini sangat membantu para petani karena sebagian besar masih melakukan penyemprotan secara manual. Dengan adanya sensor gerak, alat ini mampu mendeteksi keberadaan hama yang bisa menjadi organisme pengganggu tanaman (OPT).
Ma’wa adalah penerima Beasiswa Program Kuliah Tani Pondok. Beasiswa ini memberikan manfaat lengkap seperti gratis biaya kuliah dan mondok serta subsidi bahan pokok setiap bulannya. Hal ini membantunya fokus pada penelitian yang bertujuan untuk menghadirkan solusi nyata bagi para petani.
Menurut Ma’wa, durian merupakan salah satu komoditas pertanian dengan nilai ekonomi tinggi di Indonesia. Namun, proses budidaya sering kali menghadapi tantangan seperti serangan hama yang dapat menurunkan kualitas dan jumlah panen. Penelitian ini dilakukan di wilayah Kebun Cipetir, Desa Bener, Kecamatan Majenang, yang merupakan lokasi penelitian utama.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Waterfall, yang terdiri dari lima tahapan utama: analisis kebutuhan, perancangan, implementasi, pengujian, dan pemeliharaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem berhasil dibangun dan mampu menyemprotkan cairan secara otomatis ketika sensor mendeteksi keberadaan pohon durian kecil. Selain itu, alat ini juga bisa dioperasikan secara manual melalui aplikasi.
Alat ini terbukti lebih efisien dan memudahkan petani dalam melakukan penyemprotan secara teratur dan tepat waktu. Dengan demikian, ketergantungan terhadap metode penyemprotan manual dapat dikurangi.
Ketua STMIK Komputama Majenang, Kusnana, M.Kom, menyambut baik inovasi yang dilakukan oleh Ma’wa. Menurutnya, purwarupa penyemprot hama berbasis IoT ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan di masa depan sebagai bagian dari upaya otomatisasi di bidang pertanian. Meskipun masih berupa prototipe, alat ini telah terbukti bekerja dengan baik.
Kusnana berharap, inovasi ini akan terus dikembangkan sehingga dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Hal ini sesuai dengan visi misi STMIK Komputama sebagai kampus yang berdampak positif. Saat ini, prototipe hanya terbatas pada pohon durian kecil di bawah dua meter. Namun, setelah pengembangan, alat ini bisa diterapkan pada pohon besar dan berbagai jenis tanaman selain durian.
Harapan besar di masa depan adalah petani dapat menerapkan teknologi tepat guna dalam kegiatan pertaniannya. Sebagai kampus teknologi, STMIK Komputama ingin menciptakan karya yang bermanfaat dan dapat langsung diaplikasikan oleh masyarakat. Dengan inovasi seperti ini, diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan para petani.
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!