Kata Bos Danantara Soal 'Bom Waktu' Kereta Cepat Whoosh: Sedang Kami Selesaikan

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Penyelesaian Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dalam Rencana Kerja Danantara

Chief Operating Officer (COO) Badan Pengelola Investasi Danantara, Dony Oskaria, memberikan pernyataan terkait proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang dikenal dengan nama Whoosh. Proyek ini telah menjadi sorotan karena dampaknya terhadap keuangan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Dony mengungkapkan bahwa proses penjajakan terkait penyelesaian proyek sedang berlangsung dan akan segera diselesaikan.

Ia menambahkan bahwa rencana penyelesaian proyek Whoosh akan dimasukkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Danantara tahun ini. Dony menjelaskan bahwa pihaknya sedang melakukan penjajakan dan berkomitmen untuk menyelesaikan proses tersebut secepat mungkin. Ia juga menyebutkan bahwa Direktur Utama KAI telah menyampaikan hal ini di DPR beberapa waktu lalu.

“Sedang kami lakukan penjajakan. Tentu akan kami selesaikan proses itu sebagaimana kemarin kan juga Direktur Utama PT KAI juga sudah menyampaikan di DPR ya. Nanti akan kami selesaikan segera, nanti masuk di dalam RKAP kami tahun ini,” ujar Dony saat berbicara di acara Pesta Rakyat untuk Indonesia 2025 di Gedung Smesco, Jakarta Selatan, Jumat, 22 Agustus 2025.

Dony menjelaskan bahwa dirinya telah bertemu dengan Direktur Utama PT KAI, Bobby Rasyidin. Proyek Kereta Cepat Whoosh sebelumnya menjadi perhatian publik karena membebani keuangan PT KAI, salah satu BUMN yang ditunjuk untuk menjalankan proyek tersebut. Laporan keuangan Semester I 2025 menyebutkan bahwa proyek ini mengalami kerugian sebesar Rp1,625 triliun.

Total biaya proyek Whoosh mencapai 7,27 miliar dolar AS atau sekitar Rp118,9 triliun, termasuk pembengkakan biaya sebesar 1,2 miliar dolar AS. Sejak dimulai pada 2016, proyek ini menjadi perhatian publik karena kompleksitas finansialnya.

Dirut KAI Akui Proyek Kereta Cepat sebagai Bom Waktu

Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero), Bobby Rasyidin, mengakui bahwa beban utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan menjadi bom waktu bagi perusahaan BUMN tersebut. Bobby menyampaikan pernyataan ini dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 20 Agustus 2025.

Meski demikian, Bobby menargetkan dapat memahami seluruh permasalahan, termasuk beban keuangan PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC), dalam satu minggu ke depan. Ia menyatakan keyakinannya bahwa dalam jangka waktu tersebut, pihaknya dapat mengidentifikasi semua kendala dan permasalahan yang ada di dalam KAI.

“Kami yakin dalam satu minggu ke depan, kami bisa memahami semua kendala-kendala, permasalahan-permasalahan yang ada di dalam KAI ini. Terutama kami dalami juga masalah KCIC yang seperti disampaikan tadi, memang ini bom waktu,” ujarnya.

PT KAI merupakan pemegang saham mayoritas (58,53%) di dalam PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), konsorsium BUMN yang menjadi mitra Indonesia dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) "Whoosh". PSBI sendiri memegang 60% saham di PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC), perusahaan patungan yang mengoperasikan Whoosh. Dengan struktur kepemilikan saham ini, PT KAI memiliki peran penting dalam pengelolaan proyek tersebut.

Tantangan Finansial dan Langkah Penyelesaian

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung tidak hanya menjadi tantangan finansial bagi PT KAI, tetapi juga bagi seluruh pihak yang terlibat dalam proyek ini. Biaya yang sangat besar dan pembengkakan anggaran membuat proyek ini menjadi perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat luas. Meskipun begitu, langkah-langkah penyelesaian secara bertahap sedang dilakukan oleh pihak-pihak terkait.

Dony Oskaria menegaskan bahwa penyelesaian proyek akan dimasukkan dalam RKAP Danantara tahun ini. Hal ini menunjukkan komitmen dari Badan Pengelola Investasi Danantara untuk membantu mengatasi masalah finansial yang dihadapi PT KAI. Selain itu, pertemuan antara Dony dan Bobby Rasyidin menunjukkan adanya koordinasi antar lembaga guna memastikan kelancaran proyek ini.

Selain itu, para pemangku kepentingan seperti pemerintah, BUMN, dan investor juga harus bekerja sama untuk mencari solusi yang efektif dan berkelanjutan. Dengan pendekatan yang tepat, diharapkan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dapat segera selesai dan memberikan manfaat yang maksimal bagi masyarakat.