KLB Campak di Sumenep, Korban Tewas Capai 17 Orang

AIOTrade App AIOTrade App

AIOTRADE

Trading Autopilot menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang membantu Anda melakukan trading di market spot (Bukan Future) secara otomatis di Binance & Bitget dengan cepat, mudah, dan efisien.

Binance Bitget

Mengapa Trading Crypto Menggunakan Aio Trade?

Aio Trade cocok digunakan untuk semua kalangan, baik Trader Pemula, Profesional, maupun Investor.

24/7 Trading

Aio Trade bekerja sepanjang waktu tanpa henti.

Cepat & Efisien

Menganalisa kondisi pasar secara otomatis.

Strategi AI

Menggunakan AI untuk strategi profit maksimal.

Fitur Timeframe

Memantau harga sesuai timeframe pilihan.

Manajemen Risiko

Mengelola modal otomatis untuk minim risiko.

Averaging & Grid

Teknik Averaging & Grid dioptimalkan AI.

Featured Image

Wabah Campak di Sumenep Terus Memburuk, Pemprov Jatim Lakukan Tindakan Darurat

Wabah campak yang terjadi di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, semakin memprihatinkan. Dalam beberapa bulan terakhir, jumlah kasus yang dilaporkan telah melebihi 2.000 kasus dengan korban jiwa mencapai 17 orang. Situasi ini memicu tindakan cepat dari pemerintah provinsi setempat.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) telah menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) untuk menghadapi wabah ini. Selain itu, sejumlah besar vaksin Measles-Rubella (MR) telah dikirimkan ke Sumenep sebagai bagian dari upaya penanggulangan darurat. Vaksin tersebut akan digunakan dalam imunisasi massal darurat atau outbreak response immunization (ORI).

Pengiriman Vaksin MR untuk Penanggulangan KLB

Dari data Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) Kabupaten Sumenep, hingga tanggal 17 Agustus 2025, jumlah kasus suspek campak mencapai 2.035 kasus. Penyakit ini sudah menyebar di 26 kecamatan. Untuk mengatasi situasi ini, Pemprov Jatim bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan mengirimkan 9.825 vial vaksin MR dari Surabaya ke Sumenep.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan bahwa KLB campak di Sumenep menjadi perhatian serius. Ia menjelaskan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Sumenep, Dinas Kesehatan Jatim, dan Kemenkes. Pelaksanaan ORI akan dimulai pada 25 Agustus hingga 14 September 2025, dan fokusnya adalah anak-anak usia 9 bulan hingga 6 tahun tanpa memandang status imunisasi sebelumnya.

Setelah pelaksanaan ORI, akan dilakukan imunisasi lanjutan bagi anak-anak yang belum mendapatkan vaksin lengkap sesuai usia. Hal ini bertujuan untuk mencegah transmisi lebih lanjut dan meningkatkan perlindungan kesehatan masyarakat.

Pelatihan dan Surveilans Aktif sebagai Langkah Strategis

Sebagai bagian dari strategi pencegahan, pelatihan kajian epidemiologi telah diberikan kepada 30 puskesmas di wilayah daratan dan kepulauan Sumenep. Selain itu, surveilans aktif juga dilakukan di sejumlah rumah sakit seperti RSUD Dr H Moh Anwar, RSI Garam Kalianget, dan RSU Sumekar.

Khofifah mengimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap gejala, komplikasi, dan pencegahan campak melalui imunisasi. Target utama adalah mencapai cakupan minimal 95 persen dalam pelaksanaan ORI agar anak-anak dapat terlindungi dan membentuk herd immunity.

Penyebab Rendahnya Cakupan Imunisasi

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Sumenep Ellya Fardasah, rendahnya cakupan imunisasi menjadi salah satu penyebab utama cepatnya penyebaran wabah. Masih ada anak yang tidak mendapat imunisasi campak atau MR sesuai jadwal, baik karena akses yang terbatas, penolakan, atau lupa.

Penolakan imunisasi dipengaruhi oleh mitos dan kesalahpahaman masyarakat. Beberapa anggapan seperti anak menjadi rewel setelah imunisasi atau isu bahwa vaksin tidak halal sering muncul. Selain itu, tingginya mobilitas penduduk antarwilayah serta kurangnya edukasi tentang bahaya dan komplikasi campak juga menjadi faktor penting.

Program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)

Untuk memperkuat pencegahan, program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) rutin diadakan setiap bulan Agustus dan November. Anak usia sekolah dasar menerima imunisasi MR, DT, Td, dan HPV (untuk siswa perempuan kelas V dan VI). Tujuan dari program ini adalah meningkatkan perlindungan terhadap penyakit campak, rubella, difteri, tetanus, dan kanker serviks.

Informasi Penting tentang Penyakit Campak

Campak disebabkan oleh virus yang menyebar melalui percikan air liur saat batuk atau bersin. Tingkat penyebarannya sangat tinggi dengan tingkat reproduksi (R0) mencapai 17–18. Jika seseorang menunjukkan gejala campak, mereka dapat melakukan isolasi mandiri selama 7 hari jika kondisinya ringan. Jika berat, segera dibawa ke rumah sakit.

Masyarakat juga diminta untuk menjaga kebersihan, mengonsumsi vitamin A, dan menghindari kontak dengan orang yang memiliki daya tahan tubuh rendah. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan wabah campak dapat segera terkendali dan mencegah korban jiwa tambahan.