
Peran KH Anwar Musaddad dalam Membawa Kembali Warga Indonesia dari Arab Saudi
KH Anwar Musaddad, yang lahir pada tahun 1910 dan meninggal pada tahun 2000, dikenal sebagai tokoh penting di berbagai bidang. Ia tidak hanya seorang ulama dan pejuang, tetapi juga seorang pendidik yang memainkan peran kunci dalam pembentukan perguruan tinggi agama Islam di Indonesia. Selain itu, ia juga menjadi rektor pertama IAIN (sekarang UIN) Sunan Gunung Djati Bandung. Dalam masa pergerakan, ia juga terlibat dalam pendirian Hizbullah Priangan.
Namun, ada satu peristiwa besar yang mungkin tidak banyak diketahui tentang dirinya: ia pernah terlibat dalam proses pemulangan 2.500 warga negara Indonesia yang terjebak di Arab Saudi pada tahun 1940-1941. Kejadian ini terjadi akibat gangguan lalu lintas kapal dari Nusantara ke Hijaz, yang dipengaruhi oleh Perang Dunia II. Akibatnya, para mukimin asal Indonesia menghadapi kesulitan makanan dan tempat tinggal karena tidak mampu membayar sewa.
Menurut Iip D Yahya, sejarawan publik, situasi sulit ini sudah berlangsung sejak awal tahun 1940. Namun, pemerintah Hindia Belanda baru membentuk Komite Kesengsaraan Indonesia (Kokesin) pada Juni 1940. Sejak saat itu, proses pemulangan mukimin dimulai. KH Anwar Musaddad menumpang kapal terakhir yang bergerak dari Jedah pada bulan September 1941. Ada cerita pilu di baliknya, yaitu mereka merayakan Lebaran di dalam kapal Garoet-Rotterdam. Meski dalam kondisi kekurangan, bahkan dalam status ibnu sabil dan gharimin, mereka tetap mengeluarkan zakat fitrah. Padahal, beras yang tersedia hanya enam wadah.
Perjuangan KH Anwar Musaddad ini terekam dalam pemberitaan media massa. Salah satunya adalah Pemandangan. Menurut Iip, ini merupakan salah satu bukti autentik tentang kepahlawanan Anwar Musaddad. “Beliau merupakan sosok yang komplet sehingga sangat layak untuk dicalonkan sebagai pahlawan nasional. Tak hanya pahlawan dalam arti fisik dan pemikiran, tetapi juga pahlawan kemanusiaan,” ujarnya.
Seminar Nasional Pengusulan KH Anwar Musaddad sebagai Pahlawan Nasional
Seminar Nasional Pengusulan KH Anwar Musaddad sebagai Pahlawan Nasional diadakan di Pendopo Kabupaten Garut. Acara ini merupakan hasil kerja sama antara Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Pemkab Garut, dan Yayasan Al Musaddadiyah. Seminar ini menghadirkan empat pembicara, termasuk Iip D Yahya, Dr Tiar Anwar Bachtiar, Prof Dr Ajid Thohir, dan Dr Ading Kusdiana. Mereka sepakat bahwa KH Anwar Musaddad layak diajukan sebagai pahlawan nasional.
Bupati Garut Abdusy Syakur Amin, yang merupakan cucu KH Anwar Musaddad, menyampaikan bahwa pengusulan ini merupakan bentuk kecintaan masyarakat Garut terhadap kiprah beliau. “Garut membutuhkan sosok teladan yang dapat memberikan inspirasi, terutama dalam membangun toleransi antarumat, menghargai perbedaan, serta memberikan perhatian besar terhadap pendidikan dan peran perempuan dalam masyarakat,” katanya.
Ketua pelaksana kegiatan, Dr Dedi Supriadi, menjelaskan bahwa KH Anwar Musaddad pernah diusulkan pada tahun 2015 dan 2020. Namun, persyaratan yang diajukan ke Kementerian Sosial dinilai belum lengkap. “Mudah-mudahan, melalui seminar kali ini, kita bisa memperoleh dokumen-dokumen yang memperkuat usulan calon pahlawan nasional untuk KH Anwar Musaddad,” ujarnya. “Bagi kami di UIN SGD, ini merupakan wujud mulang tarima murid kepada guru.”
Komentar
Tuliskan Komentar Anda!